Kapitalisme dan Kedzaliman, Gaza Menjerit, Dunia Mendiamkan
Oleh : Mazroatul Maghfiroh
Akibat pemboman mematikan yang terus-menerus dilakukan Israel terhadap infrastruktur Kota Gaza, hampir satu juta warga Palestina mengalami pemadaman internet dan telekomunikasi total. Situasi itu membuat 800.000 warga terisolir dari dunia luar.
Meskipun jaringan di beberapa bagian kota telah dipulihkan, seperti di area Rumah Sakit Baptis, akses internet masih terputus di sebagian besar Kota Gaza. Pemutusan komunikasi di kota tersebut dimulai pada hari Rabu (17/9/2025), bertepatan dengan masuknya kendaraan militer Israel ke wilayah barat laut Kota Gaza. Situasinya sangat tegang, dengan kekhawatiran yang meluas tentang apa yang akan terjadi dalam beberapa hari mendatang.(sindo news)
Sekalipun negara-negara di dunia mengecam dan mengembargo, Israel tetap bergeming. Belgia menerapkan larangan impor dari Israel. Spanyol mengubah embargo senjata de facto yang berlaku saat ini menjadi undang-undang, dan melarang kapal dan pesawat yang membawa senjata ke Israel untuk berlabuh di pelabuhan Spanyol atau memasuki wilayah udaranya. Norwegia akan melakukan divestasi dari perusahaan -perusahaan yang terdaftar di Israel. Uni Eropa, berencana memberi sanksi kepada menteri sayap kanan dan menangguhkan sebagian elemen perdagangan dari perjanjian dengan Israel.
Di Hollywood, surat penyeruan boikot terhadap perusahaan, festival, dan penyiaran Israel, telah ditandatangani oleh lebih dari 4.000 orang dalam sepekan. Demikian juga di bidang olahraga (balap sepeda dan catur)
Bahkan, sekjen PBB mengingatkan Dunia tak boleh terintimidasi oleh Israel.
Namun semua itu hanya harapan semu bagi gaza, karena sejatinya mereka hanya setengah hati dalam menyelesaikan persoalan gaza. Meski dengan banyaknya kecaman yang di lakukan negara-negara itu hanya sebatas omongkosong belaka, jika masih ada kerjasama yang menguntungkan dengan zionis israel, pastinya akan tetap di ambil oleh negara tersebut karena sejatinya dalam kapitalisme hanyalah kepentingan abadilah yang menjadi sandaran mereka. Sejatinya zionis tetap menghabiskan sisa-sisa puing tempat terakhir bagi rakyat gaza. Bahkan dengan kondisi terakhir yg dilakukan zion*s dengan brutalnya melakukan serangan, warga gaza terancam kehilangan tempat tinggal terakhirnya dan memaksa penduduknya kelaparan.
Jika kita mencermati semua ini, jelas tidak ada lagi alasan untuk tidak membantu Gaza dengan pengiriman militer. Serangan Zion*s makin membabi buta dan telah mencapai titik kritis keselamatan warga Gaza. Kita dahulu mungkin lebih sibuk mengkritik Mesir yang enggan membuka pintu perbatasan dengan Rafah. Padahal, ternyata kini bombardir Zion*s itu terjadi di jalur yang semestinya digunakan untuk mengevakuasi dan menyelamatkan warga Gaza yang dipaksa mengungsi.
Ini benar-benar upaya licik Zion*s Yahudi untuk menguasai Gaza sepenuhnya. Blokade dan pelaparan kronis masih belum cukup untuk memuaskan rasa rakus mereka terhadap tanah Palestina yang sebagian besarnya sebenarnya sudah mereka kuasai.
Ketaktegasan para penguasa negeri muslim yang dibuktikan dengan keengganan mereka mengirimkan pasukan militer ke Gaza adalah karena secara ideologis mereka membebek pada AS dan ideologinya, yakni kapitalisme. Alasan nasionalisme yang menyekat negeri-negeri muslim menjadi negara bangsa (nation state) turut memperlemah negeri-negeri muslim untuk menurunkan militernya ke Gaza. Padahal, kewajiban dan tanggung jawab terdepan untuk berjihad membela Gaza dan Palestina secara keseluruhan ada pada negeri-negeri terdekatnya.
Inilah yang Allah Taala telah firmankan di dalam ayat,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِّن دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ إِن كُنتُمْ تَعْقِلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudaratan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. (QS Ali Imran [3]: 118).
Juga ayat,
يُرِيدُونَ أَن يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَن يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. (QS At-Taubah [9]: 32).
Tentu saja keyakinan akan pertolongan Allah ini harus dibarengi dengan upaya strategis berupa pengiriman militer. Zion*s adalah kaum kafir muhariban filan (kafir yang layak diperangi secara fisik karena telah memerangi kaum muslim secara terang-terangan). Menghadapi Zion*s tidak bisa sekadar dengan gencatan senjata, apalagi perdamaian. Juga mustahil dengan sikap politik yang membebek AS dan ideologi kapitalismenya. Ketegasan negeri-negeri muslim untuk mengirimkan militer sejatinya akan dapat terwujud sempurna di bawah satu komando kepemimpinan Islam di tangan khalifah, yakni di dalam naungan sistem Islam (Khilafah).
Semoga para pemimpin di negeri-negeri muslim segera tersadar dan bersatu dalam panji Rasulullah memenangkan gaza dan menjadikan kehidupan kita mendapat keberkahan dari sang pemilik alam semesta.

Posting Komentar