All Eyes on Sudan
Oleh : Fatiyah Danaa. H., Anggota Komunitas Muslimah Menulis (KMM) Depok
All Eyes on Sudan. Lagi-lagi wilayah kaum Muslimin menjadi korban keserakahan pemimpin-pemimpin dunia pemuja sekularisme dan kapitalisme ini. Berawal dari kudeta Sudan pada 2021 yang digencarkan militer Sudan (SAF), pimpinan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan. Kemudian awal 2023, terjadi perang saudara antara SAF dan pasukan Rapid Support Forces (RSF) setelah adanya konflik pengalihan kekuasaan setelah kudeta. Singkatnya terjadi perebutan kekuasaan atas Sudan antara kedua militer tersebut.
Tentunya kita harus tahu siapakah RSF itu? RSF adalah pasukan paramiliter yang bergerak terpisah dari militer resmi Sudan (SAF). Berdasarkan informasi yang beredar, RSF ini didukung penuh dan didanai oleh UAE (United Arab Emirates). Berikut juga SAF yang didukung penuh oleh Iran dan yang sudah pasti, di antara itu semua, juga ada negara adidaya Amerika dan Inggris sebagai dalang dibelakang layar, penarik tali boneka layaknya panggung sandiwara konflik dunia.
Berawal dari perang saudara menjadi perang proxy, semua pemimpin dunia yang serakah atas harta dan dunia melihat adanya kesempatan dan memilih ikut menunggangi konflik di Sudan. Sudan adalah jantungnya Afrika dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah akan minyak, emas, mineral, tanah subur, dan memilliki posisi strategis di Laut Merah. Melihat kekayaan ini dengan kondisi negara yang sedang melemah, siapa pemimpin dunia yang tidak tergiur?
Hal yang terjadi di Palestina terjadi pula di Sudan. Bukan hanya perang saudara dan krisis kemanusiaan, tetapi genosida juga berlangsung di sana. Penjajahan atas keserakahan terhadap kekayaan negeri kaum Muslimin akan terus terjadi dan tidak akan berhenti selama seluruh kaum Muslimin masih terpecah belah dan disibukkan dengan permasalahan negerinya masing-masing.
Padahal, Islam adalah agama yang sempurna, tidak hanya mengatur ibadah yang bersifat individual tetapi seluruh aspek kehidupan kita termasuk dalam hal bernegara. Ketika Islam menyatukan seluruh umat dalam satu naungan, disebut dengan Khilafah Islam. Seorang pemimpin Khilafah Islam yang disebut Khalifah akan berperan sebagai junnah (perisai) bagi rakyatnya. Khalifah akan menegakkan hukum Islam akan memastikan ketertiban dan meningkatkan pertahanan militer untuk menjaga dan menetapkan keamanan bagi seluruh wilayah naungannya.
Jika terdapat wilayah yang membutuhkan bantuan militer, Khalifah akan segera mengirimkan tentaranya dan mentertibkan wilayah tersebut. Perang dan konflik yang terjadi di tanah Palestina maupun Sudan, jika Khilafah sudah ditegakkan, akan diselesaikan segera dengan militer karena seharusnya militer dilawan dengan militer dan memang sudah tugas seorang Khalifah untuk membantu wilayahnya yang diserang.
Jika dilihat, kondisi Sudan sangat mengenaskan, ratusan ribu orang sudah menjadi korban. Sudah saatnya umat Muslim bersatu di bawah payung Khilafah Islam. Pasalnya, hanya Khilafah Islam solusi hakiki untuk semua permasalahan umat di seluruh belahan dunia. Khilafah juga akan menjaga umat dari kejamnya penjajah kafir berkedok sekuler kapitalis dan menegakkan hukum Allah secara utuh penuh rahmatan lil alamin.[]

Posting Komentar