-->

Generasi Gen Z terjerat Judi Online dan Pinjaman Online


Oleh : Ummu Fadilah Aziz (Ibu Rumah Tangga)

Menurut riset Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) menemukan 50 persen Gen Z memanfaatkan pinjaman online (pinjol) untuk kebutuhan gaya hidup dan hiburan, BANDUNG, KOMPAS. Com.
Temuan tersebut disampaikan Ketua Program Studi Magister dan Doktor Fakultas Ekonomi, Ungaran, Dr Vera Intanie Dewi.

Saat ini adalah era digitalisasi, generasi sekarang lebih banyak menatap gawai dalam kehidupan sehari-hari. Berbeda dengan generasi terdahulu yang masih bermain dengan alam. Digitalisasi sangat memucu sifat konsumerisme karena berbelanja dengan sangat mudah, iklan yang membuat kita menjadi FOMO, Flexing, kemudahan dalam pembayaran yang akhirnya membuat candu.
Ditambah lagi kita hidup dalam sistem kapitalisme sekuler, yang makna bahagia itu ketika kebutuhan jasadiyah terpenuhi. Yaitu ketika kita punya kendaraan, punya rumah besar, penghasilan besar, pakaian-pakaian yang bagus dan mahal, smartphone terbaru dan canggih. Itulah menurut mereka makna bahagia. Sungguh sangat dangkal jika makna kebahagiaan hanya seperti itu.

Dalam sistem sekularisme dan kapitalisme masyarakat akan terjangkit sifat konsumerisme. Hal ini didukung dengan adanya pay later kemudahan dalam bertransaksi, karena sifat dari kapitalisme mendorong manusia untuk menghabiskan uangnya pada hal-hal yang sebenarnya mereka tidak harus membelinya. Kapitalisme bekerjasama dengan oligarki agar produk mereka cepat laris untuk mendapatkan cuan yang banyak. Di samping itu di negara kita pengangguran semakin bertambah akibat kemajuan teknologi, adanya mesin-mesin yang bisa menggantikan manusia. Itulah ciri-ciri kapitalisme sebisa mungkin tidak memakai tenaga manusia untuk menekan biaya produksi, karna prinsip mereka modal sedikit tapi mendapatkan keuntungan yang banyak. Itulah kapitalisme.

Hubungannya dengan judi online dan pinjaman online adalah akhirnya kaum generasi muda memilih jalan pintas untuk mendapatkan uang, untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Dan para kapitalisme memanfaatkan pay later dan pinjaman online serta judi online untuk mereka gunakan dan akhirnya mereka mendapatkan cuan yang banyak tanpa memikirkan apa itu halal atau haram.

Islam Melarang Sifat Mubazir 

Dalam Islam sifat mubazir adalah sifat setan. Dalam surat Al Isra ayat 27 yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang pemborosan itu adalah saudara -saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya. Jelas sekali ayat tersebut kita tidak boleh membelanjakan harta secara berlebihan atau boros apalagi digunakan untuk hal-hal yang dilarang dalam Islam seperti judi online dan pinjaman online yang di aplikasi itu ada riba yang diharamkan. Islam melarang membelanjakan harta untuk sesuatu yang telah diharamkan oleh Allah swt seperti membeli khamar, bermain judi , membeli narkoba dan lain-lain yang diharamkan. Dan meminjam dengan ada bunganya sangat diharamkan dalam Islam.

Negara harus hadir melindungi umatnya dari sifat konsumerisme agar umat tidak terjebak dalam muamalah sistem kapitalisme saat ini yang semakin gencar menawarkan produk-produk haram mereka. Siapa lagi kalau bukan negara. Negara harus ada di tengah- tengah masyarakat untuk memberikan solusi yang sesuai dengan aturan Islam agar tidak terjebak lagi dengan judi online dan pinjaman online. Walau negara sudah menutup situs-situs judi online dan pinjaman online yang ilegal tapi tetap saja karena yang diterapkan saat ini adalah sistem kapitalis, yang mereka sudah tempatkan dengan kuat produk-produk mereka sehingga kita tidak berdaya untuk menghapusnya. Dan imbangan generasi Gen Z yang terpapar saat ini, padahal mereka adalah penerus peradaban. Itulah yang diinginkan oleh Barat agar generasi kita tidak me genap ajaran Islam.

Hanya Sistem Khilafah Bisa Menghapus 
Judi Online dan Pinjaman Online

Dalam sistem Khilafah, setiap manusia akan diberikan lapangan pekerjaan bila mereka masih belum mendapatkan pekerjaan. Khilafah akan mendorong para orangtua untuk mencari nafkah karena itu adalah kewajiban. Khilafah juga akan melindungi warganya agar terhindar dari sifat konsumerisme. Lewat pendidikan yang berbasis kurikulum Islam setiap warga akan diajarkan bagaimana bisa menjadi manusia yang bertakwa dan takut kepada Allah. Kemudian Khilafah akan menciptakan lingkungan yang baik agar setiap orang selalu mengingatkan saudaranya ketika mereka melakukan sesuatu yang dilarang dalam Islam. Serta Khilafah akan menindak tegas bagi warga yang melakukan kemaksiatan. Sehingga kita sebagai muslim bisa beribadah dengan tenang dan tidak terjerumus dalam kemaksiatan. Khilafah juga agar mendorong para pemuda-pemudi untuk menjadi pemuda-pemudi yang diinginkan Islam. Bukan pemuda-pemudi yang larut dalam lingkaran sekularisme yang hedon. Sebab itu saat ini kita harus terus berdakwah tanpa henti agar segera tegak sistem yang bisa menghancurkan sistem kapitalisme. Terutama kaum generasi Gen Z karena sebuah peradaban Islam lahir dari tangan-tangan mereka. Waktunya kita menyeru kepada umat agar segera tegak Khilafah di muka bumi ini. 

Wallahu A'lam