-->

Sudan Bukti Perang Saudara Yang Dibiarkan Dunia


Sudan Bukti Perang Saudara Yang Dibiarkan Dunia

Oleh. Susi Ummu Musa

Ternyata hidup dizaman yang serba canggih dan modern pada abad ke 21 ini tidak membuat kita hidup dengan kedamaian dan ketentraman seperti yang mereka kleim bahwa dunia telah siap dengan masa depannya yang penuh ambisi dan maju. 

ternyata kata kata itu sebuah kamuflase yang dibuat oleh segenap kepentingan para elite yang haus dan lapar akan kekuasaan. 
Masa depan itu bukan untuk rakyat jelata tapi untuk rakyat yang bertahta. 
Jika kita masih terus bersuara untuk Gaza Palestina karena Genosida berdarah hingga duniapun membuka mata. 

kini dunia diarahkan ke Sudan terdapat kepiluan paling dalam yang dialami umat muslim dibenua afrika itu, 
Kondisi mereka disebut yang terparah sepanjang sejarah Genosida dunia. 
Benar saja perang yang menelan korban ratusan ribu nyawa itu seperti dibiarkan tanpa ada sorotan dunia. 
Sekurangnya sudah 150.000 orang tewas dan 14 juta orang mengungsi, dan 24 juta orang menderita kelaparan di Sudan dalam perang yang berlangsung sejak April 2023. Angka tersebut terus bertambah.

Laboratorium Universitas Yale, Amerika Serikat, melalui foto citra satelit mendapati 31 lokasi yang diduga menjadi tempat pembantaian massal. Dari angkasa terlihat tanah padang pasir dipenuhi semburat merah penanda darah yang membentuk genangan meluas di beberapa tempat, seperti markas militer, universitas, dan rumah sakit, di kota Al-Fashir.

di kamp-kamp pengungsian, anak-anak makan dedaunan. “Para ibu berhari-hari tidak makan untuk memberi makan bayi mereka. Penyakit yang ditularkan melalui air, malaria, dan kolera menyebar dengan cepat. Sistem kesehatan telah runtuh. UNICEF menggambarkan situasi ini sebagai krisis multidimensi, yang menghancurkan setiap aspek kehidupan—kesehatan, sanitasi, pendidikan, dan keselamatan. 

Tangan Asing Dibalik Perang Saudara

Juru bicara (jubir) kelompok dakwah ideologis internasional wilayah Sudan mengatakan, ada Amerika Serikat (AS) di balik pembantaian di Sudan. “Sejatinya, AS-lah yang memulai perang di Sudan. AS menggerakkan para agen dan alatnya di Sudan untuk mendukung pihak-pihak tertentu dan menjaga agar bara perang tetap menyala selama dua setengah tahun sehingga mengusir semua pihak dan memegang kendali penuh atas isu ini sendiri,” ungkapnya, Selasa (28-10-2025). 

Memasuki tahun ketiga, perang brutal antara Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) yang dipimpin Jenderal Abdel Fattah al-Burhan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) yang dipimpin Mohamed Hamdan Dagalo (Hemedti) telah menjerumuskan Sudan ke dalam salah satu bencana kemanusiaan paling mengerikan di zaman kita. Namun, kondisi di Sudan ini justru diabaikan, dilupakan, dan dibungkam oleh ketidakpedulian global,” paparnya kepada Kantor Berita ideologis internasional. 

Umat Butuh Kepastian Hukum, Hanya Khilafah Solusinya

Bencana yang terjadi di Sudan disebabkan ketiadaan negara Khilafah yang melindunginya. Oleh karenanya, ia mengajak umat untuk berjuang menegakkan Khilafah rasyidah dengan mengikuti metode kenabian agar Sudan dan seluruh negeri muslim terbebas dari cengkeraman penjajahan dengan segala bentuknya.

Ia mengutip firman Allah Swt. dalam QS Al-Anfal: 53, “(Siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Ia juga menyampaikan hadis Rasulullah saw. riwayat Ibnu Majah, “…. Jika para pemimpin mereka tidak memerintah berdasarkan Kitab Allah dan tidak mencari kebaikan dari apa yang diturunkan Allah, niscaya Allah akan menjadikan mereka berperang satu sama lain.”

Maka Mari Sampaikan Dakwah Islam Kaffah ke seluruh penjuru negeri agar islam kembali tegak dimuka bumi. 

Wallahu alam bissawab