-->

Perundungan Berujung Petaka, Salah Siapa?


Oleh. Ummu Ahsan

Penamabda.com-Kasus perundungan kembali muncul di permukaan. Ini bukanlah kasus biasa. Perundungan kali berakibat fatal sebab melukai sebagian orang. Ya, area masjid SMAN 72 Jakarta mengalami ledakan yang melukai delapan siswa di sana. Saat polisi menyelidiki kejadian tersebut, ditemukan sejumlah benda seperti bom rakitan, cairan bahan bakar, dan lainnya. Dugaan kuat pelaku telah merencanakan dengan baik tindakannya. Beberapa sumber berita pun mengabarkan bahwa pelaku yang melakukan tindakan membahayakan itu dipicu karena sakit hati akibat dirundung teman-teman di sekolah. Sontak, wacana akan perundungan pun menjadi sorotan. (kompas.com, 9-11-2025)

Di wilayah Aceh, seorang santri menjadi pelaku pembakaran gedung di pondok pesantren yang dihuninya akibat dendam karena sering dirundung oleh santri-santri lain. Pelaku ingin barang-barang para perundung habis terbakar sehingga ia melakukan aksi tersebut. (liputan6.com, 8-11-2025) Dua kejadian perundungan yang telah disebutkan hanya sebagian kecil dari banyaknya perundungan yang terjadi di Indonesia.

Perundungan khususnya dalam dunia pendidikan memang banyak ditemukan. Pemicunya pun sangat beragam. Mulai dari keinginan balas dendam, ingin eksis dan bekuasa, untuk melampiaskan emosi, dan sebagainya. Namun, terlepas dari itu semua, perundungan merupakan hal yang tidak dibenarkan.

Akar Masalah Perundungan 

Jika ditelisik, kondisi kehidupan masyarakat saat ini sangat jauh dari suasana islami yang penuh keimanan. Hal ini disebabkan karena aturan yang mengikat masyarakat dalam kehidupan bukan aturan Allah. Aturan yang hadir saat ini adalah buatan manusia yang dirancang dalam sebuah sistem yang dibalut dengan sekularisme. Sebuah paham yang menafikan aturan agama dalam mengatur urusan manusia.

Dengan penerapan sistem sekularisme, maka terciptalah sistem pendidikan yang sekuler pula. Walhasil, karakter peserta didik yang dihasilkan jauh dari nuasa keimanan. Ketika sistemnya tidak dipenuhi dengan keimanan, maka sosok para generasi yang ada pun bisa jauh dari karakter yang mulia. Buktinya, degradasi moral terjadi di mana-mana. Para pelajar masih banyak yang melakukan perundungan, tawuran, terjerat narkoba, dll. Jika ini terus dibiarkan, nasib bangsa akan mengalami kehancuran.

Sistem pendidikan sekuler telah mengikis moral para pelajar sebab proses pendidikan lebih menitikberatkan pada nilai bukan pada adab. Para pelajar dan orang tua pun tak sedikit yang menganggap sekolah hanya itu mencari pekerjaan atau materi. Alhasil, hubungan antara pihak sekolah dengan orang tua bagaikan penjual dengan pembeli. 

Membahas mengenai perundungan, hal ini juga tak lepas dari media sosial yang sering menampilkan konten perundungan untuk bahan candaan. Bahkan, tak jarang konten-konten tersebut menjadi contoh untuk orang lain melakukan tindakan serupa. 

Mengenal Sistem Pendidikan Dalam Islam

Jika sistem pendidikan sekuler tidak mampu menyelesaikan kasus perundungan, maka ada sistem Islam yang mampu menyelesaikan segala masalah manusia termasuk dalam dunia pendidikan. Ya, sistem pendidikan yang berbasis akidah Islam ini merupakan solusi untuk mencetak generasi yang berakhlak mulia dan berwawasan luas. Sistem pendidikan Islam, mengharuskan peserta didik memahami akidah dan tsaqafah Islam secara mendalam.

Akidah Islam penting untuk membentuk pola pikir dan pola sikap anak. Sedangkan tsaqafah Islam penting agar anak dapat membedakan perkara yang boleh dilakukan dan tidak. Akidah Islam akan membentuk keimanan yang kuat pada diri seseorang. Sehingga, ia akan memiliki rasa takut akan perbuatan dosa. Tsaqafah atau pemahaman Islam akan membentuk karakter tanggung jawab, jujur, amanah, dll. Hal ini penting agar seseorang berhati-hati dalam tindakannya.

Sistem pendidikan Islam akan dapat diterapkan secara ideal jika ada negara Islam yang menerapkan Islam secara totalitas. Sebab, arah sistem pendidikan ditentukan dari arah kebijakan politik suatu negara. Jika negara yang hadir merupakan negara Islam, maka sistem politiknya akan mengarah sesuai perintah Allah. Dalam sistem pendidikan, kurikulum yang harus dijalankan juga berdasarkan akidah Islam. Walhasil, hasil dari pendidikannya adalah para pelajar yang penuh adab dan ilmu.

Penutup

Perundungan yang berujung pada kejadian membahayakan merupakan imbas dari sistem pendidikan sekuler yang jauh dari akhlak mulia. Kontrol masyarakat dan negara juga lemah sebab negara hanya sebagai regulator bukan penanggungjawab dan pengurus rakyat. Berbeda dengan sistem pendidikan Islam yang mampu membentuk kepribadian Islam dengan pola pikir dan sikap yang islami. Sistem pendidikan Islam akan hadir bersama dengan hadirnya Negara Islam yang menerapkan syariat Allah secara menyeluruh sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 208.

"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara menyeluruh. Dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu."

Wallahu a'lam bishawab. []