PENDAKWAH WAJIB MENTAATI SYARIAT
Oleh : Ummu Afra
Beberapa waktu lalu di media online beredar video dan foto-foto miris tentang perbuatan seorang laki-laki dewasa yang pengikutnya memanggilnya dengan 'Gus' yang merayu seorang gadis kecil untuk dicium. Gus adalah panggilan bagi seseorang yang dianggap telah tinggi ilmu keislamannya di Indonesia atau ia dianggap pendakwah oleh sebagian orang. Dari foto-foto yang beredar selanjutnya, ternyata si 'Gus' ini telah bolak-balik mencium si gadis kecil ini, bahkan pernah ada foto yang menunjukkan bahwa ia mencium bibirnya.
Menanggapi perbuatan tak senonoh si 'Gus' ini, Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH M. Cholil Nafis keras berpendapat, "Saya pikir perbuatan itu tidak patut dilakukan oleh siapapun, apalagi dilakukan oleh pendakwah atau juga orang pesantren, bahkan mungkin anaknya kiai tentu tidak patut dilakukan. Tidak ada yang membenarkan itu" (mui.or.id, 12/11/2025).
Pandangan ketua MUI di atas merujuk kepada ajaran-ajaran Islam, bahwa tidak patut seorang berbeda jenis dan bukan mahram itu melakukan hal-hal yang tidak pantas, apalagi tindakan seorang dewasa kepada anak-anak, hal ini bisa merusak mental si anak. Perbuatan si 'Gus' ini tentu saja bertolak belakang dengan Islam dan ada aturan detail dalam Islam bagaimana mengatur hubungan laki-laki dan wanita. Salah besar kalau dikatakan hal yang dilakukan si 'Gus' adalah perbuatan wajar.
Ada aturan-aturan baku dalam Islam yang harus difahami umat, seperti:
Yang pertama, seorang muslim itu wajib percaya dan yakin bahwa Islam adalah agama yang sempurna, yang telah mengatur semua aspek kehidupan dengan menyeluruh, terinci dan detail, baik itu masalah sosial, ekonomi, pendidikan maupun pemerintahan.
Yang kedua, seorang muslim juga wajib berakidah islam, yaitu mempunyai pemikiran yang menyeluruh tentang alam semesta, manusia dan kehidupan, juga tentang apa yg ada sebelum dan sesudahnya serta hubungannya dengan kehidupan sebelum dan sesudahnya.
Jadi, apabila ada orang yang mengaku beragama Islam, tentunya dia wajib berfikir dan bertindak sesuai dengan aqidah Islam, karena akidah islam inilah yang menjadi pijakannya untuk berfikir dan bertingkah laku. inilah yang disebut menjadikan aqidah Islam sebagai qaidah fikriyah atau landasan berfikir untuk menjalankan kehidupan di dunia ini. Sudah semestinya seorang muslim wajib berjalan dalam rel akidah islam sebagai konsep untuk menjalankan dan memecahkan problematika kehidupannya.
Seorang muslim juga harus mempunyai qaidah fikriyah atau kepemimpinan berpikir sesuai dengan yang Allah tentukan. Yaitu menjadikan seluruh konsep kehidupannya berasal dari akidah Islam.
Apalagi bagi seorang pendakwah, ia dituntut oleh Allah untuk melebihi umat yang dituntunnya, karena ia adalah ulama warisatul anbiya atau pewaris para nabi. Perbuatannya harus mencerminkan bagaimana Islam mengatur. Perbuatan pelecehan dari seorang 'Gus' tadi, termasuk kata-katanya yang disampaikan kepada gadis kecil tadi, tidak mencerminkan tindakan mulia yang dilakukan oleh para nabi.
عَنْ أَبِي العَلاَءِ حَدَثَنِي مَعْقِلُ بْنُ يَسَارٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَأَنْ يُطْعَنَ فِي رَأْسِ رَجُلٍ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لَا تَحِلُّ لَهُ [رواه الطبراني والبيهقي، ورجال الطبراني ثقات رجال الصحيح].
Dari Abu ‘Ala menceritakan padaku Ma’qil bin Yasar (diriwayatkan), ia berkata, Rasulullah saw bersabda,"Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya"
(HR. ath-Thabrani).
Kejadian pelecehan terhadap lawan jenis, baik si korban sudah dewasa maupun belum, jamak terjadi saat ini. Hal ini dikarenakan banyak manusia yang tenggelam dalam arus Liberalisme (faham kebebasan) yang merupakan turunan dari sistem Kapitalis yang saat ini menguasai dunia. Tak luput pula hal itu bisa terjadi di kalangan 'tokoh yang dipandang' umat. Mereka banyak yang menganggap bahwa dakwah adalah profesi seperti profesi-profesi lainnya yang akan mendatangkan banyak cuan. Bak artis, mereka seperti berlomba-lomba untuk tampil di depan umum hanya untuk meraih banyak simpati umat. Sehingga tak terasa, kehidupan yang penuh sanjungan dari para pengikutnya itu melenakan dirinya. Ia tidak lagi memakai qiyadah dan kaidah fikriyah Islam sebagai sandaran perjuangannya. Ilmu Allah seakan hanya 'bahan jualan' dan bukan nasehat bagi dirinya dan umat yang mendengar seruannya. Naudzubillahi min dzalik.
Sudah saatnya kaum muslimin kembali kepada hukum-hukum Allah dan menerapkannya secara kaffah (menyeluruh) dalam kehidupan sehari-hari sehingga Islam menjadi way of life bagi umat di seluruh sisi kehidupan.
Wallahu'alam bishshowwab

Posting Komentar