Meraih Peradaban Dunia Tidak Cukup Dengan Retorika
Oleh : Fatimah Abdul (Aktivis Muslimah)
Setiap tanggal 22 Oktober rutin digelar hari santri nasional. Alasan mengapa hari santri ini jatuh pada tanggal 22 Oktober, maka hal ini bisa dijelaskan bahwasannya pada tanggal tersebut merupakan momentum bersejarah keluarnya resolusi jihad oleh KH Hasyim Asy'ari yang menyerukan umat Islam untuk berjihad mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan.
Jika dilihat konteks dari kata mempertahankan kemerdekaan indonesia dari penjajahan maka jelas ini merujuk pada kemerdekaan dari penjajahan kolonial. Ini sangat relevan dengan kondisi yang tengah dialami oleh bangsa indonesia saat ini yang mana meskipun secara harfiah sudah merdeka dari penjajahan kolonial, namun faktanya negara ini masih belum lepas dari penjajahan itu sendiri.
Jika dilihat lebih cermat, peringatan hari santri justru lebih mengedepankan formalitas yang bersifat seremonial belaka. Peringatan ini sama sekali tidak menggambarkan peran santri sebagai sosok yang fakih fiddin (memahami Ilmu Agama) dan pelopor agenda perubahan. Filosofi yang mendasari adanya hari santri bertolak belakang dengan fakta pelaksanaan peringatannya. jihad fisabilillah tidak tercermin dalam pelaksanaan hari santri yang diperingati setiap tahunnya. Pujian terhadap peran para santri dalam berjihad melawan penjajahan kolonial pada masa lampau tidak sejalan dengan program-program dan kebijakan yang diterapkan dalam kehidupan para santri saat ini. Para santri justru dijadikan agen moderasi beragama dan pemberdayaan ekonomi nasional.
Hal ini sungguh sangat disayangkan, mengingat perkembangan dunia pendidikan khususnya pondok pesantren berkembang dengan sangat pesat seiring dengan perubahan pandangan masyarakat terhadap minat mengkaji Ilmu agama. Seharusnya pondok pesantren memiliki visi dan misi yang jelas dalam mencetak generasi bangsa yang bermartabat penuh keimanan dan ketaqwaan. Seharusnya para santri dibina, dididik dan diarahkan untuk memiliki pandangan dan tujuan membela tanah air, bangsa dan negara dalam melawan penjajahan gaya baru dengan menjaga umat dan syariat (Islam).
Saat ini jelas keberadaan para santri hanya dijadikan tambal sulam untuk kepentingan mengokohkan sistem sekuler dan kapitalisme. Ini terbukti dengan adanya program-program pengembangan unit usaha berbasis syariah yang membekali para santri dengan keterampilan wirausaha dan digital. Mengelola sumber daya untuk kesejahteraan santri dan masyarakat sekitar (kompas.com).
Peran Hakiki Para Santri
Santri pada dasarnya memiliki peran yang sangat krusial bagi bangsa dan negara yaitu menjaga umat dan mewujudkan Peradaban Islam yang cemerlang sebagaimana Islam pernah berjaya pada masa lampau. Selain itu, para santri (yang memang memiliki pengetahuan ilmu agama yang baik) seharusnya mampu menjadi agen perubahan dalam menegakkan syariat islam. Memperjuangkan supaya hukum-hukum Allah SWT dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Maidah ayat 50 yang artinya:
"Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki? Dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?".
Maka, sudah tugas santri untuk menjadi garda terdepan berjuang dalam menegakkan hukum Islam sekaligus terdepan dalam melawan penjajahan dan kezaliman, bukan berjuang untuk kehidupan ekonomi karena bukan tanggung jawab santri untuk memperkuat kondisi ekonomi negara.
Dalam hal ini negara justru menjadi penanggung jawab utama dalam mewujudkan eksistensi pesantren dengan visi mencetak para generasi santri yang siap berdiri di garda terdepan dalam membela kebaikan dan melawan segala macam bentuk penindasan.
Hari santri tidak cukup hanya peringatan seremonia dan retorika saja tetapi juga membutuhkan bukti nyata. Partisipasi santri dalam upacara, kirab, baca Kitab sampai mengikuti festival sinema dan juga berbagai perlombaan qiroat tidak relevan dengan kondisi bangsa saat ini yang membutuhkan langkah yang pasti dan berani untuk membebaskan umat Islam terutama di Indonesia terbebas dari belenggu penjajahan berkedok investasi.[]

Posting Komentar