-->

KASUS PELEDAKAN SEKOLAH DAN PEMBAKARAN PESANTREN OLEH MURID, TERINDIKASI RADIKALISME?


Oleh : Irawati Tri Kurnia
(Ibu Peduli Umat)

Memprihatinkan kasus pembakaran pesantren oleh seorang santri dan pemboman sekolah oleh seorang murid, yang dilatarbelakangi tindak kriminalitas bullying oleh teman-temannya. Kasus perundungan terbaru yaitu pembakaran pesantren oleh seorang santri yang dilatarbelakangi bullying. Sebuah asrama pondok pesantren di Aceh Besar di bakar seorang santrinya yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka, yang disebabkan sakit hati karena sering menjadi korban bullying oleh rekan-rekannya. Ini terjadi pada Jumat, 31 Oktober 2025, di asrama putra Dayah (Pesantren) Babul Maghfirah pimpinan Tengku Masrul Aidi, di Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar (www.kumparan.com, Jumat 7 November 2025) (1). Juga kasus yang terviral dan mengagetkan banyak orang, yaitu seorang anak siswa SMAN 72 di Kelapa Gading Jakarta Utara meledakkan sekolah karena ingin balas dendam pada murid-murid yang sering membullynya (www.kumparan.com, Sabtu 8 November 2025) (2).

BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) mengungkap bahwa para anak pelaku tindak kriminal ini terindikasi ada kaitannya dengan terorisme. BNPT berkomitmen untuk memberikan perlindungan bagi anak yang menjadi korban terorisme melalui pembentukan Tim Koordinasi Nasional Perlindungan Khusus Anak Korban Radikalisme dalam rangka perlindungan anak korban jaringan terorisme (www.newsdetik.com, Rabu 19 November 2025) (3). Sejauh ini ada 110 anak terpapar terorisme. Dalam diskusi di Tv One Kamis 20 November 2025 dengan tema “Keluarga Harus Memproteksi Anak-Anak saat Bermain Game”, pihak BNPT yang diwakili ketuanya Komjen Eddy menyatakan bahwa, salah satu indikasi terpapar pemikiran radikal yaitu adanya pemikiran mengharamkan demokrasi (Diskusi Tv One, Kamis 20 November 2025) (4).

Anak-anak terlibat aksi peledakan dan pembakaran sekolah serta pesantren, cukup membuat prihatin. Apalagi ada indikasi semua disebabkan karena bullying. Bullying merupakan Tindakan criminal yang membuat suram masa depan generasi muda. Ini erat kaitannya dengan rendahnya pemahaman Islam dikalangan umat Islam sendiri akibat paradigma sekuler kapitalisme yang membuat kaum Muslimin sudah tidak mengenal adab dan akhlak mulia, sehingga mudah menghina dan merendahkan orang lain; bahkan sampai menjurus ke tindakan kriminal. Inilah dampak hidup dalam system sekuler kapitalisme, umat sangat jauh dari Islam sehingga tidak tahu cara berbuat dan beradab yang baik pada orang lain.Tapi adalah tindakan BNPT tidaklah tepat jika mengkaitkannya dengan aksi terorisme sebagai penyebabnya, walaupun memang ada beberapa kasus sejumlah anak (sekitar 100 anak lebih) yang terpapar terorisme karena keranjingan game online dan mudah dijebak dalam jaringan terorisme.

Terorisme adalah sebuah istilah khusus, yang perlu kehati-hatian dalam penggunaannya. Terorisme, sesuai kata asalnya yaitu terror, adalah tindakan menebar ketakutan. Hampir mirip dengan bullying, tapi dominan kearah criminal. Seperti yang dilakukan oleh Gerakan separatis KKB (kelompok bersenjata) di Papua yang sering melukai penduduk bahkan TNI, bahkan beberapa sampai nyawa pun melayang. Dilakukannya tidak sekali, tapi berulangkali. Tujuannya untuk menimbulkan rasa takut di tengah masyarakat. Tapi yang dilakukan dua anak pelaku di atas tidaklah demikian. Mereka melakukan itu berlandaskan balas dendam terhadap para pelaku bullying. Tapi semenjak Amerika menggeser kebijakan luar negerinya, paska presiden Omaba, akhirnya membuat istilah baru yang lebih “soft politics” yaitu memnperkenalkan istilah “Radikalisme”. Dengan istilah radikalisme, kini tidak hanya menyasar kelompok-kelompok Islam yang dituduh Amerika sebagai teroris seperti Al-Qaida dan Hamas yang melakukan aktivitas fisik dengan mengangkat senjata, tapi juga menyasar kelompok yang mendakwahkan Islam ideologis seperti “Hizbut Tahrir” yang prinsip gerakannya “laa madiyah” alias tanpa aktivitas fisik. Karena Amerika ketakutan dengan pemikiran Islam yang mereka emban, yang akan membuat umat Islam akan bisa bangkit melawan dominasi imperialisme ala Amerika yang kini mencengkram dan merusak dunia dengan sekuler kapitalismenya.

Tindakan BNPT yang menganggap pelaku anak dengan meledakkan dan membakar di atas sebagai tindak terorisme yang mempunyai paham radikal yang salah satunya menganggap demokrasi haram, adalah upaya melemparkan fitnah keji pada ide-ide Islam yang suci. Karena memang demokrasi adalah ide kufur dan bertentangan dengan Islam, karena menempatkan manusia sebagai pembuat hukum. Ini bertentangan dengan firman Allah SWT :
“Sesungguhnya hukum itu adalah milik Allah” (Terjemah Al-Qur’an surat Al-Maidah : 44)
“Sesungguhnya Keputusan (hukum) itu hanyalah milik Allah” (Terjemah Al-Qur’an surat Yusuf : 40).
“Katakanlah : Sesungguhnya Keputusan (hukum) itu hanyalah milik Allah” (Terjemah Al-Qur’an surat Al-An’am : 57).
“Dan kepada Allah-lah segala urusan dikembalikan” (Terjemah Al-Qur’an surat Al-Kahfi : 26).

Tindakan BNPT yang selalu melempar fitnah pada ajaran Islam ini, tidak lepas dari program pemerintah “Moderasi Beragama” yang merupakan ratifikasi dari kampanye dari Amerika yang melalui Lembaga think tanknya yaitu RAND Corporation, telah berupaya memecah-belah umat Islam dengan membaginya menjadi empat kelompok : Islam moderat, Islam liberal, Islam tradisional, dan Islam fundamental. Tiga kelompok pertama selalu diberi peluang untuk berkembang karena tak membahayakan kepentingan Amerika, sedangkan kelompok yang terakhir selalu difitnah dan dijadikan kambing hitam penyebab problem apa pun; termasuk membuat anak menjadi pemberontak seperti si murid dan santri pelaku pengeboman dan pembakaran tersebut. Padahal justru kelompok Islam fundamentalis, yang memperjuangkan Islam sebagai sebuah sistem kehidupan dalam naungan Khilafahlah, yang ingin mengembalikan Islam sebagai standar kehidupan yang penuh berkah; sehingga akan melakukan edukasi/dakwah pada umat tentang ide-ide diluar Islam yang membahayakan umat, termasuk ide demokrasi.

Sudah saatnya umat Islam mulai membuka hati kepada kebenaran Islam. Jangan mudah diprovokasi oleh pihak-pihak yang akan memecah-belah umat Islam. Kembalilah ke Islam kafah; dengan mempelajarinya, mengkajinya, mendakwahkannya, serta memperjuangkannya bersama kelompok Islami yang shahih dan ideologis. Karena berIslam kafah adalah konsekuensi logis dalam beriman pada Allah SWT, mengacu firman Allah :
“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah pada Islam secara kafah dan jangan mengikuti langkah-langkah setan..” (Terjemah Al-Qur’an surat Al-Baqarah : 208).
berIslam kafah adalah wujud ibadah hakiki kita, sebagai tujuan utama hidup kita. Seperti pada firman Allah :
“Tidak Kuciptakn jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku” (Terjemah Al-Qur’an surat Az-Zariyat : 59).

Dengan umat Islam Kembali kepada ajaran Islam secara menyeluruh (kafah)-aktif mempelajarinya dan menyebarkannya sebagai wujud kewajiban berdakwah, barulah umat Islam akan menjadi “Khairu Ummah” (umat yang terbaik) sesuai janji Allah SWT dalam firman-Nya :
“Kalian umat yang terbaik yang dihadirkan di tengah-tengah manusia, yang melakukan amar ma’ruf nahi mungkar (aktivitas dakwah/saling nasehat-menasehati tentang kebaikan Islam), dan kalianlah orang-orang yang beruntung” (Terjemah Al-Qur’an surat Ali Imran : 110)

Wallahualam Bisawab


Catatan Kaki :
(1) https://kumparan.com/kumparannews/tertekan-karena-bullying-santri-di-aceh-besar-bakar-asrama-pesantren-26CCdQDGTm8
(2) https://kumparan.com/kumparannews/saksi-siswa-sman-72-pelaku-ledakan-siswa-sma-diduga-korban-bullying-26CHBUJCYfv 
(3) https://news.detik.com/berita/d-8219216/bnpt-perkuat-koordinasi-untuk-perlindungan-khusus-anak-korban-terorisme?
(4) Diskusi di Tv One Kamis 20 November 2025 dengan tema “Keluarga Harus Memproteksi Anak-Anak saat Bermain Game”, link : https://youtu.be/J4Jo0829UyY?si=1M1l30Gr2yKgexoC