Dilema Pengemban Dakwah Versus Permasalahan Hidup
Oleh : Yenni Bunda Ibay
Di masa sekarang, banyak manusia yang mengalami permasalahan hidup, baik permasalahan ekonomi, maupun permasalahan sosial. Kehidupan terasa sesak dan sulit, seperti mengurai benang kusut yang sangat sulit diuraikan. Hal ini tak terkecuali dirasakan oleh para pengemban dakwah Islam. Para pengemban dakwah jugalah seorang manusia biasa yang sudah pasti akan mengalami tantangan-tantangan kehidupan.
Apalagi saat ini, kehidupan kapitalistis dalam sistem Kapitalis sangat mengharu-biru kehidupan umat manusia. Semua kebutuhan saat ini selalu ditakar dengan uang atau harta. Asas manfaat selalu dikedepankan dalam segala hal. Gerak dakwah seakan sering terbentur tembok tinggi, akibat orang mengukurnya dengan manfaat. Kadang asas itu ada di benak orang-orang yang kita kontak, sehingga menyulitkan kita untuk menyampaikan dakwah Islam kepada mereka. Tapi kadang asas itu ada di benak pengemban dakwah itu sendiri, ia terbentur oleh masalah pemenuhan hidup di satu sisi dan di sisi lain dia harus bertahan dalam dakwah yang penuh onak.
Pertanyaan-pertanyaan dalam hidup manusia yang selalu ada, juga ada dalam benak kita sebagai seorang pengemban dakwah. Sebagai manusia, terkadang kita berfikir:
"Untuk apa kita diciptakan?"
"Dari mana kita berasal?"
"Mengapa kita berada pada saat ini?"
"Apa misi yang kita emban?"
"Kemana kita menuju setelah meninggal?"
Jawaban atas semua itu antara lain bisa kita urai sebagai berikut:
Logika manusia itu terbatas, maka kita tidak dapat mengukur berdasarkan logika manusia, tapi semua pertanyaan kita itu hanya di dapat berdasarkan hukum Allah yaitu Al Qur'an, karena Al-Qur'an-lah yang dapat menyelamatkan diri kita di negeri akhirat.
Bila kita menggali isi Al-Qur'an maka kita dapat menjawab pertanyaan dalam benak kita tadi. Dari Al-Qur'an kita menjadi faham bahwa tugas kita adalah sebagai Khalifah (wakil Allah) yang baik dan benar dimuka bumi dengan mengabdikan hidup kita hanya untuk beribadah kepada Allah.
Tugas pengemban dakwah adalah menyampaikan kebenaran hukum Allah (yang bersumber dari Al-Qur'an, Al-Hadis, Ijma' Shahabat dan Qiyas) berupa dakwah yang memperkenalkan dan menguatkan keimanan umat manusia bahwa hanya Allah satu- Pertanyaan - pertanyaan dalam hidup manusia selalu ada dalam benak kita, terkadang berfikir tuk apa kita diciptakan? dari mana kita berasal? Mengapa kita berada pada saat ini? Apa misi yang kita emban? Kemana kita menuju setelah meninggal?
Logika manusia itu terbatas maka kita tidak dapat mengukur berdasarkan logika manusia tapi semua pertanyaan kita itu hanya di dapat berdasarkan hukum Allah yaitu Al Qur'an, karena dengan Al Qur'an -lah yang dapat menyelamatkan diri kita di negeri akhirat.
Bila kita menggali isi Al Qur'an maka kita dapat menjawab pertanyaan dalam benak kita tadi. Dan tugas kita yaitu sebagai Khalifah (wakil Allah) yang baik dan benar dimuka bumi untuk beribadah kepada Allah.
Tugas mengemban dakwah yaitu menyampaikan kebenaran hukum Allah (Al Qur'an) dengan dakwah dapat mengenalkan bahwa hanya Allah satu-satunya Tuhan bagi alam semesta alam, di mana manusia hanya patut tunduk kepadaNya.
Bila kita manusia acuan hidupnya adalah Al-Qur'an beserta ketiga sumber hukum Islam yang lain tersebut, maka selamatlah kita di dunia maupun di akhirat kelak. Dengan hidup dalam perjuangan dakwah, kita akan memetik nikmatnya hidup saat mengajak manusia lain untuk menjalankan Islam secara kaffah.
Sesuai firman Allah Swt. dalam Al-Qur'an surat Al Baqarah ayat 30 sebagai berikut:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوٓا۟ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّىٓ أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
Dalam ayat tersebut berisi dialog antara Allah dan malaikat yang mempertanyakan penciptaan manusia, namun Allah Swt. menjawab bahwa ia mengetahui apa yang tidak mereka ketahui.
Sudah jelas bahwa manusia memiliki tugas mulia sebagai Khalifah atau pemimpin di bumi, yang mengelola bumi dengan baik. Oleh sebab itu, hamba Allah yang baik adalah hamba yang taat syariat karena dengan taat syariat adalah kunci dari kebahagiaan. Kehidupan akan menjadi berkah bila Allah ridho dengan apa yang sedang kita perjuangkan dalam dakwah.
Seorang pengemban dakwah tidak akan menyerah dan merasa kalah dalam menyampaikan dakwah, karena ada buah manis yang in syaa Allah akan kita nikmati yaitu membentuk pola pikiran manusia yang kita dakwahi menjadi manusia yang menjalankan Islam kaffah.
Bila acuan hidup manusia adalah Al-Qur'an, maka selamatlah kita kelak dan dengan dakwah kita akan memetik nikmatnya hidup mengajak kepada Islam kaffah.
Wallahu'alam bishshowwab.

Posting Komentar