Hati-Hati Bahaya Laten Sekularisme!
Oleh : Fajri al-abqary, Aktivis Dakwah
Sekarang banyak kajian Islam hanya untuk mencari aspek ilmiah mendapatkan ilmu doang. Ilmu yang didapatkan juga baru bisa menyentuh aspek perasaannya saja. Tapi, sudah ikut pengajian merasanya sudah punya kepribadian Islam saja pokoknya. 
Padahal kepribadian seseorang dalam Islam terbentuk oleh dua hal, yaitu pola pikir (cara berpikir) dan pola sikap (cara bersikap), yang keduanya harus seiring dan sejalan sehingga pola pikir dan pola sikapnya khas yakni Islam.
Namun, seseorang sudah mengucapkan dua kalimat syahadat, melaksanakan shalat 5 waktu, puasa Ramadhan, bayar zakat, menunaikan ibadah haji, sudah merasa Islamnya sempurna. Padahal sistem kehidupannya masih jauh dari ajaran Islam. Sistem pendidikannya materialistik, sistem ekonominya kapitalistik, sistem politiknya oppurtunistik, keyakinan agamanya sinkretistik, sistem budayanya liberalistik, sistem sosialnya individualistik, sistem peradilannya transaksional, wani piro. 
Sebenarnya, kalau orang-orang yang sudah punya pola pikir Islam pasti gelisah melihat sistem peraturan kehidupan yang diterapkan jauh dari ajaran Islam. Kalau enggak merasa gelisah dan menganggap sistem negara Indonesia baik-baik saja, berarti orang tersebut sudah positif terkena penyakit virus sekularisme, fiks! Ingat, hati-hati bahaya laten sekularisme.![]

Posting Komentar