-->

Gedung Ponpes Roboh, Potret Buram Pendidikan Kapitalisme


Oleh : Dewi Poncowati
Aktivis Muslimah Peduli Generasi

Pendidikan adalah kebutuhan yang mendasar bagi umat. Selain metode pembelajaran yang bagus ternyata sarana tempat dan lingkungan juga harus mendukung demi berjalannya program Pendidikan yang kondusif bagi para peserta didik.
Menurut sumber online cnnindonesia dan metro tv, insiden robohnya bangunan pondok pesantren di Jawa Timur, kabupaten Sidoarjo tepatnya di Budurun, ialah Ponpes Al khoziny. Pada sore hari tepatnya saat sholat asar ratusan santri menjadi korban runtuhnya bangunan tersebut, 171 korban berhasil dievakuasi diantaranya 104 orang selamat, beberapa meninggal dan 34 orang teridentifikasi serta data tim SAR 48 orang belum ditemukan. Sungguh insiden ini sangat menyisahkan duka mendalam bagi para wali santri. 

Kemungkinan robohnya bangunan tersebut belum siap digunakan karena ada beberapa sarana dalam kondisi proses pembangunan. Faktanya kontruksi pilar pilar penyanggah bangunan yang nampak pada bangunan tersebut tidak sesuai prosedur untuk menopang bobot bangunan 4 lantai. Setiap bangunan lantai tidak sesuai SOP keamanan. Pembiayaan program pembangunan dari dana yang minim bersumber hanya dari para donator wali santri sehingga harus mencukupi bahan bahan material pembangunan. 

Belum lagi birokrasi perizinan bangunan yang membutuhkan biaya dari pemerintah setempat. Lantas dimanakah peran pemerintah setempat? Akhirnya pihak pondok membangun sendiri dengan dana yang ada. Inilah jika post pembangunan sarana Pendidikan harus dibebankan pada masyarakat dalam hal ini Pendidikan swasta seperti pondok Pesantren. Seharusnya negara memfasilitasi baik biaya infrastruktur Pendidikan tanpa birokrasi perizinan yang menyulitkan.  

Inilah bukti kegagalan pada sistem Pendidikan kapitalisme, saratnya Pendidikan dijadikan barang komiditas. Pendidikan kapitalisme hanya berorientasi pada sekolah sekolah mahal dengan fasilitas yang bagus hanya bisa dirasakan oleh segelintir masyarakat, lain halnya kondisi Pendidikan yang murah dengan fasilitas seadanya harus dirasakan oleh masyarakat miskin. Disfungsi keberadaan negara dalam memfasilitasi Pendidikan gratis, berkwalitas dan merata pada berbagai lapisan masyarakat, baik di kota maupun di pelosok daerah.

Nyatanya pada sistem saat ini negara sebagai regulator, hanya berpihak pada urusan bisnis para pemilik modal yang mendatangkan keuntungan, sedangkan untuk memenuhi program Pendidikan yang merupakan kebutuhan mendasar bagi publik masih banyak yang terabaikan. Pengelolaan Sumber daya alam diserahkan kepada pihak swasta dan para pemilik modal sehingga keuntungannya hanya dapat dirasakan oleh pihak pihak tertentu. Seharunya dengan hasil sumber daya alam yang banyak di negeri ini akan mampu memenuhi kebutuhan bagi masyarakat jika dikelola dengan benar. Dalam sistem islam Bagaimanakah seharusnya keberadaan negara yang diridhoi oleh Allah swt?

Islam memandang Pendidikan adalah kebutuhan yang mendasar bagi umat, dengan Pendidikan umat akan terhindar dari kebodohan dan kekufuran. Dalam Islam menuntut ilmu dalam hal ini Pendidikan adalah kewajiban, dalam sebuah hadist Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah. Maka sudah menjadi kewajiban mutlak bagi negara memberikan fasilitas pendidikan yang paripurna bagi masyarakat. 

Program pendidikan paripurna adalah Pendidikan Islam yang pernah diterapkan oleh Rasulullah Saw pada saat mulai terbentuknya negara Islam di Madinah. Dalam hal Pendidikan rasulullah sangat memperhatikan keberadaan umat yang memiliki keterbatasan akademik seperti membaca dan menulis. Para tawanan dan harta rampasan perang dijadikan harta ghanimah yang merupakan sumber pemasukan Baitul mal untuk membiayai fasilitas Pendidikan diantaranya Rasulullah saw membangun masjid masjid sebagai pusat Pendidikan. Sedangkan bagi tawanan perang, Rasulullah menawarkan kebebasan dengan tebusan untuk mengajarkan masyarakat yang belum bisa membaca dan menulis. Inilah pentingnya senantiasa ittiba kepada Rasulullah Saw dalam segala hal. 

Negara Islam yang didirikan Rasulullah Saw adalah negara Daulah Khilafah yang terus berkembang hingga berabad abad yang hingga kini menyisahkan bukti kejayaan islam sebagai negara adidaya pada saat itu. Dimana negara sangat memperhatikan berbagai kebutuhan bagi umatnya. Salah satunya Pendidikan yang disediakan secara gratis dan berkwalitas bagi umatnya. Pendidikan ini dapat tercipta melalui sistem perekonomian Islam yang dikelola dengan benar.

Menilik bukti sejarah kejayaan Islam saat itu sarana Pendidikan berupa bangunan lengkap dengan fasilitas laboratorium, perpustakaan dan sekolah tinggi dengan berbagai ilmu pengetahuan. Bukan hanya Gedung sekolah namun akses menuju sekolah terbukti dengan jalan dan fasilitas umum yang lengkap. Inilah pentingnya keberadaan negara dalam persolanan Pendidikan. Negara harus berada di garda terdepan karena dalam Islam, keberadaan seorang pemimpin adalah Raa’in bagi rakyatnya dan akan dimintai pertanggung jawaban.