SEKOLAH RAKYAT, MAMPUKAH MENGATASI KEMISKINAN?
Oleh : Sri Wijayanti
Kembali Bapak Presiden RI ke-8, Prabowo subianto meluncurkan program baru dalam rangka mengatasi kemiskinan. Program Sekolah rakyat dipercaya sebagai salah satu upaya memutus rantai kemiskinan yang telah berlangsung dalam beberapa generasi. Menurut sekretaris Jenderal Kementerian Sosial ( Kemensos) Robben Rico menjelaskan, Sekolah Rakyat bukan program Kemensos, melainkan program Presiden Prabowo yang diamanahkan kepada Kemensos melalui instruksi Presiden (Inpres) nomor 8 tahun 2025. Program Sekolah Rakyat sendiri memiliki tiga prinsip utama, yakni memuliakan wong cilik, percepatan pengentasan kemiskinan serta memberikan harapan kepada warga miskin dan miskin ekstrem bahwa anak anak mereka bisa mengenyam pendidikan setara dengan anak anak lain.(kompas.com 21/07/2025).
Banyak masyarakat yang menaruh harapan dengan gagasan Sekolah Rakyat. Merasa keadilan ditegakkan, kemiskinan akan segera teratasi serta Pemerintah yang berpihak dan memanjakan wong cilik. Harapan ini tentu tidak salah, sebab selama ini masyarakat memang hidup tanpa harapan. Namun, akankah harapan ini tinggal harapan? bahkan memberikan luka kepada masyarakat, karena harapannya tidak akan pernah terwujud selama harapan tersebut dibangun diatas sistem Kapitalisme.
Apabila kita melihat realita hari ini dalam menghadapi kemiskinan yang terjadi, siapapun akan melihat bahwa kemiskinan yang melanda Indonesia adalah kemiskinan struktural. Kemiskinan yang terstruktur ataupun sistemik, dampak dari penerapan sistem Kapitalisme. Sebab kesenjangan antara yang kaya dan miskin begitu tajam. Adanya Sekolah Rakyat jsutru semakin menunjukkan kesenjangan yang didapatkan Antara si kaya dan si miskin bukan malah mengatasi kemiskinan. Misalnya saja, tingkat pengangguran yang melanda rakyat Indonesia berada pada tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Problem pengangguran tidak lantas terselesaikan dengan anak anak keluarga miskin masuk Sekolah Rakyat. Menurut Badan Pusat Statistik jumlah angkatan kerja berdasarkan survey angkatan Kerja Nasional (Sakernas) februari 2025 sebanyak 153,05 juta, naik 3,67 juta orang dibanding februari 2024.(bps.go.id 5/5/2025)
Sementara hari ini masih banyak problem pada sekolah negeri baik terkait kualitas pendidikan maupun sarana dan prasarana yang belum memadai, berkecukupuan dan kualitas tenaga pendidik dan lain lain. Nampaklah Sekolah Rakyat hanya sekedar solusi tambal sulam yang tak mampu menyelesaikan persoalan masyarakat juga kebijakan populis seperti Makan bergizi gratis (MBG) yang tidak menyentuh akar masalah.
Islam menjadikan pendidikan dengan kualitas terbaik berada dalam tanggungjawab Negara pada semua rakyat miskin ataupun kaya, pada semua jenjang pendidikan dan dengan pembiayaan yang ditanggung penuh oleh Negara. Negara Islam memiliki sumber dana yang mumpuni baik dari sumber kekayaan laut,sumber kekayaan hutan, sumber kekayaan tambang dan lainnya. Negara juga menjamin kesejahteraan rakyat dengan membuka lapangan kerja seluas-luasnya. Karena Negara dalam Islam adalah Ra'in dan Junnah, yang akan terwujud dengan penerapan syariat Islam secara kaffah.
Oleh karena itu sistem Islam, apabila diterapkan oleh Negara yang memiliki kekuaasaan yang diterapkan diseluruh dunia akan memberikan jaminan tiap-tiap individu agar mampu memenuhi kebutuhan pokoknya seperti sandang, pangan dan papan, serta memberikan jaminan lapangan kerja seluas –luasnya dengan gaji yang layak. Dengan demikian masalah kemiskinan akan mampu diatasi.
Wallahu a'lam bishowab.
Posting Komentar