Rakyat Mati Murah, Pejabat Hidup Mewah
Oleh : Cici Rafika, S.Pd
Pejabat DPR kembali bersorak gembira, pesta meriah atas kenaikan gaji mereka. Sorak itu menggema di gedung-gedung parlemen, seolah-olah tidak mendengar jeritan jutaan rakyat yang bergelut dengan krisis kesehatan, pendidikan, dan hidup sehari-hari.
Di sudut lain negeri ini, di Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, kita kehilangan seorang anak kecil bernama Raya. Bocah berusia sekitar 4 tahun ini meninggal akibat cacingan akut, infeksi yang sesungguhnya bisa dihalau dengan akses pelayanan kesehatan yang memadai.
Raya tinggal bersama orangtuanya, Udin dan Endah, dalam rumah sederhana berdinding papan. Video terakhirnya yang viral memperlihatkan bagaimana cacing keluar dari hidung, mulut, dan anusnya saat dirawat. Dia tidak sempat mendapatkan pertolongan medis optimal karena keterbatasan ekonomi dan akses. Tangis keluarganya menjadi saksi bisu betapa sistem yang ada gagal melindungi rakyat kecil. Raya hanyalah satu nama dari sekian banyak anak yang menjadi korban.
Potret Nyata Sistem Sekuler yang Membisu
Inilah wajah sistem sekuler kapitalis hari ini. Sebuah sistem yang hanya pro pada segelintir elit: pejabat menikmati kenaikan gaji dan fasilitas mewah, sementara rakyat dibiarkan berjuang sendiri bahkan untuk sekadar bertahan hidup.
Padahal negeri ini kaya raya. Sumber daya alam melimpah: emas, nikel, batu bara, minyak, gas, dan lahan luas terbentang. Tetapi kekayaan itu tidak kembali kepada rakyat. Ia justru dikuasai oleh korporasi asing maupun segelintir elit dalam negeri. Rakyat hanya mendapat derita.
Allah telah memperingatkan dalam Al-Qur’an agar amanah kekuasaan dijalankan dengan adil:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sungguh, Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.”(QS. An-Nisa: 58)
Namun, keadilan dalam sistem sekuler hanyalah ilusi.
Solusi Sistemik yang Menjamin Kesejahteraan
Islam memandang pemimpin sebagai ra’in (penggembala), yang wajib mengurus rakyat dan akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Rasulullah SAW bersabda:
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.”(HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam kepemimpinan Islam, negara hadir sebagai pelayan rakyat. Baitul Mal dikelola untuk kepentingan umat. Pendidikan, kesehatan, dan keamanan dijamin negara secara gratis. Sejarah membuktikan, rumah sakit di masa kekhilafahan bukanlah tempat bisnis, melainkan pusat pelayanan publik yang terbuka untuk siapa saja, tanpa memandang status sosial maupun ekonomi.
Tidak ada satu pun rakyat yang kehilangan nyawa hanya karena tidak punya biaya berobat. Nyawa manusia benar-benar dijaga.
Panggilan untuk Berubah, Agar Tak Ada Lagi Raya-Raya yang Gugur
Kenaikan gaji pejabat hari ini hanyalah satu dari sekian bukti betapa jauh mereka dari penderitaan rakyat. Pertanyaannya: apakah derita rakyat akan berakhir jika kita tetap bertahan dengan sistem sekuler kapitalis ini? Jawabannya: tidak.
Solusi sejati hanya ada dalam kepemimpinan Islam kaffah.
Sebuah sistem yang menempatkan syariat Allah sebagai dasar perundangan, menuntut pemimpin berlaku adil, dan menjamin seluruh kebutuhan rakyat tanpa terkecuali.
Mari kita sadar, cukup sudah dengan sistem bobrok ini. Waktunya kembali kepada Islam kaffah, sistem yang telah terbukti menghadirkan keadilan, kesejahteraan dan perlindungan bagi umat manusia. Agar tidak ada lagi Raya-Raya lain yang gugur sia-sia hanya karena kesehatan yang tidak terjangkau.
Saatnya bersuara dan berjuang, demi tegaknya kepemimpinan Islam yang menyejahterakan dan melindungi seluruh rakyat.
Waallahu'alam bishowab.
Posting Komentar