Pelaparan Sistemik, Cara Baru Genosida Gaza
Pelaparan Sistemik, Cara Baru Genosida Gaza
Oleh: Hamnah B. Lin
Di tengah meningkatnya krisis kemanusiaan di Jalur Gaza yang terkepung, Lembaga Penyiaran Israel (KAN) mengonfirmasi militer Israel telah menghancurkan puluhan ribu paket bantuan. Bantuan yang dihancurkan itu termasuk sejumlah besar makanan dan obat-obatan yang ditujukan bagi penduduk Gaza yang kelaparan ( sindomews, 26/07/2025 ).
Sejak serangan 7 Oktober 2023, situasi Gaza memang berubah mencekam. Namun, situasi ini bertambah parah ketika entitas Zion*s—atas arahan AS—memberlakukan blokade total sejak 2 Maret 2025. Sejak itulah, warga Gaza benar-benar hidup penuh keterbatasan. Berbagai krisis, seperti krisis air, tepung, bahan bakar, hingga obat-obatan pun menjadi problem keseharian.
Kondisi ini merupakan kesengajaan, tampak dari apa yang secara sistematis telah pihak Zion*s lakukan. Pertama, mereka memberlakukan boikot total wilayah Gaza dengan dalih demi mempersempit ruang gerak Ham*s yang dituding kerap merampok bantuan dan menggunakannya untuk kepentingan perang. Lalu sebagai kompensasinya, mereka menjanjikan akan tetap memberi bantuan. Caranya adalah dengan membentuk sebuah badan amal bernama Gaza Humanitarian Foundation (GHF) yang ditugasi menyalurkan bantuan di empat titik di Gaza tengah dan selatan.
Seluruh tragedi ini terus berlangsung tanpa ada yang bisa menghentikan. PBB hanya bisa berkoar-koar meminta Zion*s menghentikan kekejamannya, tetapi veto Amerika membuatnya mandul tanpa daya dan membuat Zion*s makin angkuh. Padahal, sejak 7 Oktober 2023, sudah lebih dari 204.000 warga Gaza menjadi korban, 60.000 lebih di antaranya tewas, dan yang lainnya luka-luka. Mayoritas adalah anak-anak dan perempuan. Lebih dari 10.000 orang dinyatakan hilang dan ratusan ribu lainnya terusir dari tempat tinggalnya.
Sebenarnya masyarakat dunia sudah memiliki kesadaran global soal Gaza dan Palestina. Itu tampak dari berbagai aksi massa yang terus masif dan kolosal di berbagai negara, termasuk Aksi March to Gaza yang fenomenal. Begitu pun aksi boikot, bantuan dana dan logistik, dan lainnya, terus berlangsung hingga sekarang.
Semua itu menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat dunia berdiri membela Gaza-Palestina. Hanya saja, ada persepsi yang harus diluruskan dalam membaca peta persoalan Gaza-Palestina. Ini mengingat mayoritas mereka masih memandang masalah ini sebatas masalah bencana kemanusiaan semata sehingga solusinya adalah fokus pada aksi-aksi solidaritas kemanusiaan saja.
Padahal sejatinya, masalah Gaza-Palestina adalah masalah politik yang berkelindan dengan konstelasi politik global. Biang keroknya adalah perampasan tanah milik umat Islam oleh entitas Zion*s di bawah dukungan dan skenario negara-negara adidaya, khususnya imperialis kapitalis Inggris dan AS. Diikuti dengan pelanggaran hak-hak penduduk Gaza-Palestina, bukan sebatas harta dan kehormatan saja, melainkan sudah merampas hak hidup atau nyawa dalam proyek genosidanya.
Maka solusi yang tepat atas masalah Gaza- Palestina adalah masyarakat meminta dunia mengusir penjajah Zion*s dari setiap jengkal Tanah Palestina, tidak terkecuali di Gaza. Mengakui keberadaan mereka sebagai negara, termasuk dengan mendukung solusi dua negara sebagaimana ditawarkan Amerika dan sekutunya, adalah keputusan yang salah.
Pengusiran itu menuntut pengerahan tentara dan senjata yang hanya bisa dilakukan oleh level sebuah negara. Negara itu jelas bukan negara biasa, melainkan harus negara yang siap menantang Amerika dan semua sekutunya.
Negara seperti itu hanya ada pada ajaran Islam. Ialah Khilafah, yang akan menyatukan seluruh potensi umat Islam di seluruh dunia, dan siap memobilisasi tentara memimpin jihad fi sabilillah. Ini sebagaimana perintah Allah Taala, “Bunuhlah mereka (yang memerangimu) di mana pun kamu jumpai dan usirlah mereka dari tempat mereka mengusirmu. Padahal, fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Lalu janganlah kamu perangi mereka di Masjidilharam, kecuali jika mereka memerangimu di tempat itu. Jika mereka memerangimu, maka perangilah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir.” (QS Al-Baqarah: 191).
Oleh karenanya, kebutuhan tegaknya khilafah adalah mendesak, agar segera menghimpun pasukan dalam satu komando, serta segera membebaskan warga gaza dengan mengusir penjajah zionis. Mari bersama menyatukan pemikiran dan perasaan ini agar menjadi satu negara dalam bingkai Khilafah Islamiyah.
Wallahu a'lam.
Posting Komentar