Kurikulum Berbasis Cinta, Proyek Deradikalisasi Dari Kemenag
Oleh: Hamnah B. Lin
Kementerian Agama Republik Indonesia resmi meluncurkan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) sebagai wajah baru pendidikan Islam yang lebih humanis, inklusif, dan spiritual. Peluncuran ini digelar di Asrama Haji Sudiang, Makassar. Menag menyampaikan, "“Tidak boleh ada anggapan bahwa agamanyalah yang paling benar dan dari situ akan memunculkan kebencian pada agama yang lain.”
Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar juga menyebut KBC sebagai langkah transformasi besar dalam ekosistem pendidikan nasional. Kurikulum ini hadir sebagai respons terhadap krisis kemanusiaan, intoleransi, dan degradasi lingkungan yang semakin mengkhawatirkan (Republika, 26/07/2025).
Sungguh pernyataan Menag ini sangat berbahaya dan tampak sekali adanya ajaran pluralisme agama, menganggap semua agama sama benarnya. Pluralisme agama adalah sebuah pemahaman yang diyakini oleh orang-orang liberal, yakni menempatkan kebenaran agama sebagai aspek yang relatif. Pluralisme didasarkan pada asumsi yang meletakkan agama pada sebuah klaim kebenaran yang sifatnya relatif, menempatkan agama-agama pada posisi setara, apa pun jenis agamanya. Jelas ini adalah pemahaman yang bertentangan dengan Islam.
Sesungguhnya ini adalah penjajahan (imperialisme) dalam bidang pemikiran bagi umat Islam. Umat Islam akan dipaksa untuk berpikir dengan standar liberal yang menyesatkan. Cinta kepada manusia lebih dikedepankan dan mengabaikan kecintaan kepada Allah Taala. Alhasil, alih-alih mampu mengatasi krisis kemanusiaan, intoleransi, dan degradasi lingkungan, penerapan KBC justru membuat kaum muslim membenarkan dan menerima keyakinan agama selain Islam—yang notabene bertentangan dengan hukum syarak. Dengan dalih menghargai dengan penuh cinta, pluralisme pun wajib diterima dengan menggadaikan akidah mengakui Tuhan lain selain Allah Taala, dan hal ini akan masif diopinikan melalui KBC.
Ini semakin menguatkan cengkeraman kapitalis liberal di seluruh lini kehidupan rakyat Indonesia, termasuk dalam bidang pendidikan. KBC juga merupakan penjajahan gaya baru negara pengusung kapitalisme global untuk menjajah kaum muslim secara tidak langsung melalui pemikiran. Istilah apa pun yang mengarah pada keyakinan “semua agama adalah sama” yang dibalut dengan kata “cinta” dan yang semisalnya, patut diwaspadai agar tidak merusak akidah.
Islam adalah agama yang diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad ﷺ untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, dirinya sendiri, dan sesama manusia. Islam merupakan satu-satunya agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan dan diterapkan dalam kehidupan dunia. Allah Swt. tidak membenarkan agama yang lain, hal ini dapat dilihat dari nas-nas yang menyebutkan alasannya.
Pertama, Allah Swt. telah menjelaskan secara gamblang dalam firman-Nya bahwa barang siapa yang mencari agama lain adalah tertolak.
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِي
“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan ia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS Ali Imran [3]: 85).
Kedua, Allah Swt. juga dengan tegas mengatakan bahwa hanya Islam satu-satunya agama yang Allah ridai. Firman-Nya,
اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ
“Pada hari ini telah Aku menyempurnakan agamamu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu , dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu…” (QS Al-Maidah: 3).
Islam sendiri sangat menghargai keberagaman pluralitas sebagaimana dalam QS Al-Hujurat: 13, “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.”
Pluralitas agama adalah sebuah fakta bahwa di negara atau daerah tertentu terdapat berbagai pemeluk agama yang hidup secara berdampingan. Islam mengakui bahwa umat Islam bisa tetap melakukan pergaulan sosial dengan pemeluk agama lain sepanjang tidak saling merugikan dalam hal di luar akidah dan ibadah.
Bentuk toleransi Islam terhadap agama lain adalah membiarkan umat pemeluk agama lain beribadah sesuai agama mereka. Dan makna toleransi yang Islam ajarkan adalah tidak memaksa pemeluk agama lain masuk ke dalam Islam.
Maka KBC ini sesungguhnya akan makin membuat asap kebencian kian mengebul, hingga perceraian antar kaum muslim sendiri akan terus tersulut. Dan inilah yang dikehendaki penjajah barat pengemban kapitalis liberal untuk menghancurkan Islam.
Jalan satu-satunya agar manusia dengan berbagai agama, ragam sukunya, bahasa dan latar belakangnya hidup damai berdampingan adalah dengan tegaknya Islam secara kaaffah dalam naungan khilafah Islamiyah yang akan mengajarkan kepada seluruh rakyatnya muslim maupun bukan muslim arti keberagaman dan arti cinta kepada sesama manusia yang benar.
Wallahu a'lam.
Posting Komentar