-->

KRISIS GAZA DAN MOMENTUM KEBANGKITAN UMAT


Oleh : Khairunnisa 

Negara-negara Arab dan Muslim, termasuk Arab Saudi, Qatar, dan Mesir, pertama kalinya resmi mendesak Hamas untuk melucuti senjata dan menyerahkan kekuasaan atas Jalur Gaza kepada Otoritas Palestina (PA). Seruan tersebut disampaikan dalam deklarasi bersama yang diumumkan dalam Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di NewYork. Deklarasi ini ditandatangani oleh 22 Negara anggota Liga Arab, seluruh Uni Eropa, serta 17 Negara lainnya. Hal ini menjadi sinyal perubahan signifikan dalam sikap dunia Arab terhadap kelompok militan yang telah menguasai Gaza sejak 2007. (cnbcindonesia.com 29/07/2025).

Dalam konteks mengakhiri perang di Gaza, Hamas harus mengakhiri kekuasaannya di Gaza dan menyerahkan persenjataannya kepada otoritas Palestina. Deklarasi ini juga mengutuk serangan Hamas terhadap Israel pada 7 oktober 2023, dan mengusulkan pembentukan misi stabilisasi internasional sementara di Gaza di bawah naungan PBB. Prancis, sebagai salah satu tuan rumah konferensi bersama Arab Saudi, menyebut pernyataan ini sebagai tonggak sejarah baru.

Otoritas kesehatan di Gaza mengonfirmasi bahwa jumlah korban tewas akibat serangan militer Israel sejak Oktober 2023 telah mencapai 60.430 jiwa, dengan 148.722 orang lainnya mengalami luka-luka.(metrotvnews.com 03/08/2025).

Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza pada Kamis, 31 Juli 2025 melaporkan bahwa sedikitnya 18.592 anak Palestina tewas akibat serangan militer Israel sejak dimulainya agresi pada Oktober 2023. Angka tersebut mencerminkan dampak mematikan yang tak proporsional terhadap warga sipil, khususnya anak-anak, selama lebih dari sembilan bulan konflik berlangsung.

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa sejumlah korban merupakan bayi yang baru lahir, bahkan ada yang meninggal hanya beberapa jam setelah dilahirkan akibat serangan udara atau ledakan bom.  Selain itu, tercatat pula 88 anak berusia satu bulan, 90 anak berusia dua bulan, dan 78 anak berusia tiga bulan yang turut menjadi korban tewas akibat serangan militer Israel.
Serangan militer Israel yang dimulai sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 60.200 warga Palestina di Gaza secara keseluruhan, menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan setempat. Pemboman tanpa henti telah menghancurkan infrastruktur sipil, memicu krisis pangan, dan memperburuk situasi kemanusiaan di wilayah padat penduduk tersebut.
(metrotvnews.com 01/08/2025).

Otoritas Mesir telah menekan Imam Besar Al-Azhar, Ahmed al-Tayeb, untuk mencabut pernyataan yang mengecam pengepungan oleh Israel yang menyebabkan kelaparan massal penduduk Gaza, Palestina. Kelaparan massal ini telah memicu kemarahan dunia internasional. Tindakan otoritas mesir tersebut menjadi ironi terbaru sebagai Negara yang berbatasan langsung dengan Gaza, namun cenderung memihak Israel. Para pejabat Mesir mengklaim “pernyataan Imam Ahmad Al-Tayeb sedang direvisi dan akan diterbitkan ulang”. Tapi sejauh ini tidak ada revisi yang muncul. (sindonews.com 24/07/2025).

Fakta demi fakta menunjukkan kebobrokan demi kebobrokan kian terjadi. Bahkan tidak dapat dihentikan. Pemberitaan terkait Gaza yang kian gencar di media sosial nyatanya membuat miris. Namun, Israel laknatullah tidak gentar untuk menghabisi rakyat Gaza.

Negara-negara Arab yang seharusnya menjadi harapan untuk membantu saudara kita yang ada di Gaza, nyatanya, menjadi sosok yang ikut serta mendukung genosida terjadi. Mereka diam, mereka bungkam, bahkan mereka ikut menutup segala kemungkinan untuk menyelamatkan saudara-saudara kita di Gaza.

Jelas, para penguasa Muslim buta dan tuli atas realita Gaza, seolah tidak ada ikatan Iman antara mereka dengan Muslim di Gaza. Kepentingan dunia, jabatan dan kekuasaan telah mematikan ukhuwah islam dan menjerumuskan mereka pada kelemahan di hadapan musuh Allah.

Islam menempatkan umatnya sebagai umat terbaik apabila menyampaikan kebenaran dan mencegah kemungkaran sebagaimana tersebut dalam TQS. Ali imron ayat 110 
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”.

Menjadi bentuk penegasan bahwa kita tidak bisa diam dengan kondisi saudara kita di Gaza yang setiap harinya menghadapi penderitaan. Dan kita harus percaya akan janji Allah. Maka, kemuliaan umat harus diperjuangkan kembali. Umat harus dibangun kesadaranya akan janji Allah dan didorong untuk mewujudkan kembali kepemimpinan dibawah aturan yang Allah turunkan dalam naungan Khilafah.

Dengan rahmat Allah, dakwah akan mendapatkan hasil sepanjang menapaki thariqoh Rasulullah dan perjuangan pembebasan Palestina akan benar-benar terwujud apabila Khilafah tegak dan menyerukan Jihad. Dan momentum genosida Gaza saat ini adalah momentum yang pas untuk menyongsong kebangkitan umat. Karena, sistem yang rusak hanya akan memberikan kerusakan. Sementara sistem yang benar yaitu sistem Islam dalam naungan Khilafah akan memberikan kesejahteraan dan keamanan.

Wallahu a’lam bi shawab