-->

Kerusakan Mental Pemuda, Buah Dari Sekulerisme


Oleh : Maulli Azzura 

Pemerintah kabupaten Gresik melalui dinas kesehatan menyelenggarakan health festival 2025 di universitas Muhammadiyah Gresik pada Rabu 9 Juli 2025. Kegiatan hasil kerjasama Pemkab Gresik melalui Dinkes dan Jawa pos ini menyoroti isu kesehatan mental serta pentingnya membekali generasi dengan ketangguhan fisik dan mental untuk menghadapi tantangan dunia kerja. Peserta diajak memahami bahwa kesehatan merupakan pondasi utama produktivitas dan kesejahteraan jangka panjang. Serangkaian acara digelar mulai dari pemeriksaan kesehatan gratis, layanan konseling, psikologis, talkshow kesehatan, hingga edukasi gizi. (https.//gresikkab.go.id)

Namun sejatinya itu bukan solusi mengatasi masalah kesehatan mental. Solusi tersebut sebatas solusi parsial yang tidak menyelesaikan masalah hingga akarnya. Buktinya angka gangguan mental tetap saja bertambah. Fenomena di atas jelas menunjukkan ada problem besar yang sedang dihadapi bangsa ini. Problem ini tentu tidak saling berdiri sendiri melainkan sudah menjadi problem sistemis yang solusinya juga harus sistemis dan tentu saja harus segera diatasi. 

Penyebab permasalahan psikologis ini sejatinya sangatlah kompleks. Tidak sekedar faktor internal karena genetik maupun biologis (cedera kepala atau gangguan otak) saja. Namun juga dipengaruhi faktor eksternal. Diantaranya pola pengasuhan toxic, disharmoni keluarga, pengalaman traumatis dan lain-lain. Kondisi semakin parah pasca pandemi covid-19. Hal ini sebagaimana diungkap dalam riset risiko global yang diterbitkan pada tahun 2021 oleh world economic forum (WEF) bersama Zurich Insurance Group menunjukkan sebanyak 80% anak muda seluruh dunia mengalami penurunan kondisi kesehatan mental selama pandemi covid-19. 

Dibanding faktor internal, faktor eksternal justru menjadi sumbangsih terbesar permasalahan mental ini. Dan jika ditelusuri lagi, faktor eksternal di atas memiliki benang merah bahkan bisa dikatakan tercipta dan terpelihara dalam nuansa sekuler kapitalisme. Kapitalisme secara terstruktur menghilangkan fungsi negara secara utuh Negara hanya menjadi pemulus kepentingan para korporasi. Hak rakyat terabaikan, sumber daya alam tergadaikan, rakyat di miskinkan dan berakhir pada kesenjangan yang tidak bisa dikendalikan. Kondisi ini memberikan tekanan yang sangat besar bagi mereka yang berada di kelas ekonomi bawah dan sedang berjuang mati-matian memenuhi kebutuhan. Mereka terpaksa bekerja lebih lama untuk mengimbangi pengeluaran yang melonjak. 

Lebih dari itu, pemuda adalah agen perubahan bagi majunya peradaban Islam untuk semakin menguatkan perjuangan Khilafah. Mereka ada pada fase usia paling produktif kekuatan fisik paling optimal idealisme dan kreativitas paling maksimal dalam perjalanan hidup manusia karena itu mengupayakan sehat fisik dan mental tidaklah cukup jika sekedar himbauan. Namun juga butuh keterlibatan penuh dari pihak keluarga iklim masyarakat hingga negara dengan keterlibatan yang sudah ditentukan oleh Islam.

Maka sistem kapitalisme gagal melindungi kesehatan mental para pemuda. Dan solusi yang benar-benar mampu mengatasi kerusakan mental pemuda hanyalah sistem yang secara keseluruhan mampu mendidik generasi muda dengan aqidah Islam yang sistemis dengan aturan dan hukum secara islami dalam naungan Negara Islam yakni Khilafah. 

Wallahu A'lam Bishowab