Generasi Rusak Dalam Sistem Kapitalisme
Oleh : Thoyibah
Muslimah pejuang peradaban
Sebuah Video viral di media sosial menampilkan aksi kekerasan yang dilakukan oleh seorang pelajar berseragam Pramuka di SMK Negeri 2 Pangkep, Sulawesi Selatan.
Dalam video tersebut, korban berinisial MA(16) tampak dihujani pukulan oleh pelaku berinisial F (16) di jalan raya depan sekolah, disaksikan sejumlah siswa lain yang justru merekam kejadian tersebut.
Kasat Reskrim Polres Pangkep AKP Muhammad Saleh menyebut peristiwa tersebut terjadi pada jum'at (1/8/2025), dipicu senggolan baju di bawah sekolah. (Beritasatu.com).
Sementara di Tangerang, Sebanyak 54 pelajar diamankan polisi karena diduga hendak tawuran di wilayah serpong, Tangerang Selatan, sabtu (9/8/2025) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB.
Kapolsek Serpong, AKP Suhardono, menjelaskan, para pelajar tersebut ditemukan sedang berkumpul di dekat makam kawasan Cilenggang. (Kompas.com).
Unit Reskrim Polsek Metro Penjaringan menangkap lima remaja berstatus pelajar yang terlibat aksi pembegalan terhadap seorang sopir truk ekspedisi di lampu merah jalan Gedong Panjang, Penjaringan, Jakarta utara.
Kasat Reskrim Polres Metro Penjaringan AKP Sampson Sosa Hutapea menjelaskan bahwa para pelaku tidak hanya merampas barang korban, tetapi juga melakukan kekerasan fisik terhadap korban yang diketahui telah lanjut usia. (Beritasatu.com).
Di Bandung juga terjadi penusukan terhadap seorang pelajar SMA diduga karena cemburu, Korban dan pelaku terlibat cekcok sebelum penusukan terjadi. Pelajar tewas ditemukan di pelataran bengkel Jalan Cikuda, Kelurahan Pasir Biru, Bandung.
Dalam kehidupan kapitalisme nyawa seperti tidak ada harganya, kehidupan generasi dalam sistem ini dipenuhi dengan kemaksiatan, seperti narkoba, tawuran, pembegalan bahkan pembunuhan dilakukan oleh anak dibawah umur.
Selain itu generasi muda juga lemah dalam mengendalikan diri hanya karena perkara bersenggolan bahu sampai menghajar teman sekolahnya. Mereka juga diliputi kecemasan dan ketakutan.
Sistem pendidikan Sekuler (Pemisahan Agama dari kehidupan) gagal membentuk generasi berkepribadian islam. Output pendidikan sekuler adalah generasi yang tidak tahu jati dirinya sebagai muslim, sehingga tidak paham bagaimana harusnya berfikir dan bertindak yang benar sesuai misi penciptaan Allah Subhanahu Wataala.
Tidak adanya lingkungan sosial yang suportif membentuk kepribadian generasi. Media hari ini pun bebas kontrol dan membuat berbagai pemikiran yang merusak generasi.
Berbagai persoalan generasi membutuhkan sistem yang mampu memberikan solusi komprehensif, yakni penerapan sistem islam di bawah institusi negara Khilafah. Islam akan menjadikan negara sebagai penanggung jawab segala urusan umat, termasuk membentuk kepribadian generasi mulia.
Sistem pendidikan islam tidak hanya berfokus pada penanaman nilai akademis, tapi juga membentuk kepribadian islam pada generasi. Kurikulum yang diambil berdasarkan syaksiyah Islamiyah seperti:
1.Pembentukan pola pikir(aqliyah) islami:
Mengarahkan anak untuk berfikir berdasarkan Al-qur'an dan sunnah, menjadikan islam sebagai standar menilai baik dan buruk.
2.Pembentukan pola jiwa (Nafsiyah) islami:
Menumbuhkan rasa cinta dan benci yang didasarkan pada syariat islam, sehingga anak menerima ajaran Allah dengan ikhlas.
3.Pengintegrasian nilai-nilai islam:
Memasukkan nilai-nilai islam dalam semua aspek pendidikan, baik itu aqidah, akhlak, ibadah, maupun adab.
4.Keteladanan:
Guru dan orang tua berperan sebagai contoh dalam menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
5.Lingkungan yang kondusif:
Menciptakan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat yang mendukung pembentukan syaksiyah islamiyah.
Tujuan dari pendidikan ini adalah :
1.menciptakan manusia yang seimbang antara aspek kognitif, efektif, dan psikomotorik.
2.Membangun manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlaq mulia, dan berilmu.
3.Membentuk manusia yang mampu menjalankan peran kekhalifahan di bumi.
4.Mencapai kebahagiaan dunia akhirat.
Dari sini, masyarakat pun akan memahami Islam dan mensuasanakan generasi dalam ketaatan. Negara khilafah juga akan mengontrol media sebagai sarana edukasi dan dakwah semata.
Wallahu alam bissawab
Posting Komentar