Gaza Darurat Tenaga Kesehatan, Nyawa Dokter Menjadi Sasaran Zionis
Oleh : Ariyana Lasanti
Aktivis Dakwah
Dilansir dari BBC News, 3/7/2025, telah tewas seorang dokter bernama Marwan Al-Sultan yang juga merupakan Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza oleh serangan udara tentara Israel pada hari Rabu 2 Juli 2025. Serangan itu tak hanya menewaskan dokter Marwan, namun juga menewaskan istri dan beberapa anaknya. Dari kesaksian Lubna, anak perempuannya yang selamat dari serangan itu, diceritakan bahwa kamar ayahnya menjadi target rudal pesawat tempur F-16. Bahkan pasca serangan terlihat semua kamar di rumahnya utuh kecuali kamar ayahnya yang terkena rudal. Dikatakan juga oleh putri dokter Marwan Al Sultan bahwasannya ayahnya tak terlibat satu pun dengan kelompok milisi. Mirisnya, otoritas militer Israel (IDF) berdalih bahwa serangan rudal tersebut menyasar "teroris utama" dari Hamas di wilayah Gaza.
PBB melaporkan bahwa di wilayah Gaza Utara sudah tidak ada lagi rumah sakit yang berfungsi, termasuk Rumah Sakit Indonesia yang telah mengalami kerusakan struktural dan berkelanjutan akibat terkena serangan Israel yang berulang. Sedangkan pengakuan IDF di berbagai kesempatan menyatakan bahwa rumah sakit tersebut merupakan bagian dari infrastruktur kelompok teror sehingga beralasan serangan itu makin digencarkan oleh tentara Zionis.
Menurut data yang diperoleh Kementrian Kesehatan Gaza, sedikitnya tercatat 139 orang tewas akibat operasi militer Israel dalam 24 jam sebelum tengah hari pada Rabu 2 Juli 2025. Sedangkan di daerah Al Mawasi kota Khan Younis, tercatat sedikitnya 5 orang dan anak-anak terluka dalam serangan Israel yang mengarah ke tenda pengungsian. Menurut laporan para keluarga korban, serangan itu digencarkan sekitar pukul 00.40 saat para korban sedang tidur. Ironisnya, militer Israel menyatakan daerah Al-Mawasi sebagai ‘’zona aman’’, namun justru disebutkan oleh PBB zona militer Israel 80% adalah wilayah Gaza.
Kebiadaban dan kejahatan Zionis sungguh sudah sangat luar biasa dan telah melanggar perikemanusiaan. Mirisnya, justru para pemimpin Negeri-negeri Muslim memilih diam tanpa ada tindakan nyata dan malah semakin mesra bergandengan tangan dengan penjajah Zionis. Di sisi lain, rakyat harus tetap berjuang dan bergerak sendiri demi menunjukkan pembelaannya. Para penguasa Negeri Muslim disibukkan oleh cinta kedudukan dan kekuasan sehingga membuat mata hatinya menjadi buta. Mereka tidak paham bagaimana akar persoalan Palestina dan solusi hakiki sehingga lalai akan hubungan persaudaraan adalah atas dasar iman.
Kaum Muslim ibarat satu tubuh. Jika ada satu bagian tubuh yang terluka dan sakit, maka otomatis bagian tubuh yang lainnya akan merasakan sakit pula. Namun istilah itu seakan tidak berarti di system saat ini. Umat Islam dibuat tak berdaya ketika melihat saudaranya terluka dan kesakitan. Mereka hanya mampu memandang tanpa bisa berbuat banyak. Umat Muslim dicekoki dengan istilah nasionalisme yang justru menjadi sekat dan penghalang bersatunya Kaum muslim seluruh Dunia untuk bergerak bersama dalam kemerdekaan rakyat Palestina.
Dari berbagai wacana pembebasan Palestina yang telah dibahas oleh para Pemimpin Negeri, sejauh ini belum ada tindakan nyata dan pasti. Itu hanya sebuah wacana kosong belaka karena nyatanya hingga detik ini Zionis masih dengan mudah dan leluasa membombardir Palestina tanpa ada peringatan bahkan sanksi tegas oleh badan hukum Dunia, termasuk PBB.
Mengirimkan tentara untuk jihad fii sabilillah adalah solusi satu-satunya untuk kemerdekaan Palestina.
Oleh karenanya kita sebagai Kaum Muslim, terlebih sebagai pengemban dakwah, harus terus berusaha menyadarkan kepada para Pemimpin Negeri bahwa untuk menyelesaikan permasalahan Palestina adalah dengan kembali kepada tuntunan Islam. Dan sebagai seorang pengemban dakwah kita harus makin menggaungkan peningkatan upaya dukungan bagi Ummat sehingga Umat terdorong untuk terus bergerak dalam membebaskan Palestina yaitu dengan jihad dan tegaknya Khilafah. Kesadaran Umat mengenai persoalan Palestina beserta solusinya merupakan opini utama yang harus selalu digiring oleh pengemban dakwah. Kesadaran Umat juga perlu dibangun dan ditingkatkan kemampuannya.
Sebagaimana jalan yang telah ditempuh Rasulullah Saw untuk melangsungkan kehidupan Islam adalah dengan ditegakkannya Khilafah. Karena pertolongan Allah Swt segera datang ketika pengemban dakwah senantiasa menjaga keistiqomahan dan berjalan dalam dakwah sesuai thariqah Rasulullah Saw. Maka, berjuang untuk saudara sesama Muslim dan tempat suci seperti Bumi Syam bukanlah perjuangan yang sia-sia.
Karena kemerdekaan Palestina adalah kemenangan yang dijanjikan oleh Allah Swt bagi Umat Islam.
Posting Komentar