Bunuh Diri Makin Ngeri di Indonesia
Oleh : Evi Andriani
Aktivis Muslimah Peduli Umat
Bunuh diri kian menjadi fenomena mengkhawatirkan di Indonesia. Kian hari meningkat dan makin ngeri. Polri mencatat ada peningkatan 60℅ kasus dalam 5 tahun terakhir. Kasus tragis bunuh diri tak pandang usia dan profesi. Terjadi pada kalangan usia produktif, remaja, anak-anak hingga dewasa muda. Terjadi pada dosen, mahasiswa, pelajar, aparat, ibu rumah tangga, dokter, guru dan sebagainya.
Kasus yang masih hangat terjadi pada pelajar SMA Garut Jawa Barat akibat kasus perundungan atau bullying. Sekolah tempat menimba ilmu malah menjadi tempat berakhirnya nyawa seseorang akibat tenaga didik pun ikut membully siswanya. Miris. Ada juga dosen di Makasar yang bunuh diri tergantung di atas pohon dekat kampusnya tempat ia bekerja pada 11 Juli lalu. Dokter spesialis mata bunuh diri di hotel kota Padang Juni lalu, mengguncang dunia medis. Tewasnya seorang diplomat muda di dalam indekos nya pada awal Juli lalu yang beritanya masih simpang siur dan masih didalami pihak kepolisian antara bunuh diri atau dibunuh dengan perencanaan.
Ragam Sebab Bermuara pada Sistem Sekuler
Menurut WHO bunuh diri adalah penyebab utama kedua kematian di kalangan pemuda yang berusia antara 15-29 tahun setelah kasus kecelakaan. Menurut para psikolog, bunuh diri merupakan hasil interaksi kompleks antara faktor biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Dan bisa juga dari faktor tekanan ekonomi, pengangguran, kesepian, perundungan/bullying serta dampak dari bersosial media.
Keluarga yang seharusnya menjadi benteng utama justru sering terlihat rapuh dan lemah. Nampak pada lingkungan keluarga yang terjadi konflik berkepanjangan, perceraian atau komunikasi antar anggota keluarga yang tertutup. Ini menjadi pemicu bunuh diri dalam anggota keluarga. Di sisi lain ada juga pemicu karena gaya hidup materialistik atau hedonisme yang mengharapkan tuntutan pencapaian tinggi. Judi dan pinjaman online menjadi tempat pelarian untuk memenuhi gaya hidup ini. Ujungnya membawa diri pada stress dan tekanan hidup. Betapa banyak ibu rumah tangga yang bunuh diri karena judi dan pinjaman online. Lemahnya solidaritas sosial memperparah keadaan lingkungan yang kerap tak terlihat, tak terdengar dan memperburuk keadaan.
Secara keseluruhan fenomena bunuh diri mencerminkan kegagalan sistematik dalam menangani kesehatan mental seseorang, tekanan ekonomi dan ketaksetaraan sosial. Negara yang mengabaikan masalah ini akan menghadapi lonjakan angka bunuh diri. Sebagai alarm urgensi untuk memperbaiki layanan kesehatan mental, mengurangi kesenjangan sosial-ekonomi, dan membangun dukungan sosial yang lebih kuat.
Harus diakui hari ini Negara menerapkan sistem ideologi sekularisme-liberalisme. Buktinya ajaran agama di pinggirkan hanya sebatas ibadah dan moralitas dan sedikit aturan muamalah. Sedangkan nilai sosial nya hedonisme dan individualisme. Orang dituntut untuk mendapatkan pencapaian kesuksesan secara materi dan prestise yang minim unsur ruhiah. Akibatnya sandaran dan tujuan hidup manusia adalah kesuksesan materi. Padahal kesuksesan secara materi itu adalah semu. Banyak orang bergelimang materi namun mentalnya ambruk, depresi yang berujung bunuh diri.
Butuh Sistem Islam
Negara dalam islam akan me-riayah (mengurus) warga lahir dan batin. Negara akan bekerja keras menjamin terpenuhinya kebutuhan ekonomi rakyat. Negara juga akan memperhatikan aspek kesehatan mental warga di lingkungan kerja, di dunia pendidikan sampai ke lingkungan keluarga.
Setiap musim akan dididik menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa. Dari situ akan muncul mental pekerja keras, optimis, sabar, dan tawakal. Seorang muslim akan jauh dari sikap putus asa apalagi terbersit niat bunuh diri.
Mereka punya sandaran hidup pada Allah SWT. Mentalnya kuat baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Masyarakat yang islami akan punya kepedulian pada sesama. Sehingga terbentuk support sistem untuk kesehatan mental warga. Di sisi lain masyarakat juga jauh dari mental toxic. Nabi Muhammad SAW menyebutkan, seorang muslim itu adalah yang sesama muslim aman dari gangguan lisannya dan tangannya. Allah SWT berfirman:
قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًاۗ اِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Artinya : Katakanlah, wahai hamba hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri. Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang (QS. Az-Zumar 53).
Rasulullah SAW bersabda :
مَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِحَدِيدَةٍ فَحَدِيدَتُهُ فِي يَدِهِ يَتَوَجَّأُ بِهَا فِي بَطْنِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا وَمَنْ شَرِبَ سَمًّا فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَهُوَ يَتَحَسَّاهُ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا وَمَنْ تَرَدَّى مِنْ جَبَلٍ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَهُوَ يَتَرَدَّى فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا
Artinya: Barangsiapa yang bunuh diri dengan besi, maka besi yang tergenggam di tangannya akan selalu ia arahkan untuk menikam perutnya dalam neraka Jahanam secara terus-menerus dan ia kekal di dalamnya. Barangsiapa yang bunuh diri dengan cara meminum racun maka ia akan selalu menghirupnya di neraka Jahannam dan ia kekal di dalamnya. Barangsiapa yang bunuh diri dengan cara terjun dari atas gunung, maka ia akan selalu terjun ke neraka Jahanam dan dia kekal di dalamnya (HR Muslim).
Dengan bersandar pada iman dan syari’at Islam, individu muslim akan jauh dan takut akan melakukan bunuh diri yang merugikan diri sendiri baik dunia maupun akhirat.
Wallahu a'lam bish shawabi

Posting Komentar