-->

Berharap Negara Berdaulat Dalam Sistem Kapitalis, Bisakah?


Oleh : Dewi Ummu Azkia

Bulan Agustus bagi seluruh rakyat Indonesia adalah bulan istimewa, berbagai acara digelar di berbagai daerah dengan segala macam acara, seperti lomba-lomba, pawai, pertunjukan, pentas seni, upacara dan masih banyak agenda lain untuk memeriahkan hari yang sudah diklaim menjadi hari kemerdekaan Indonesia sejak tahun 1945. 

Sudah 80 tahun negeri ini dinyatakan "Merdeka" secara de facto dan de yure. 80 Tahun bukanlah waktu yang singkat bagi rakyat Indonesia untuk terus bebenah memperbaiki segala sesuatunya supaya lebih baik. 
Ada hal yang tidak biasa seperti tahun-tahun sebelumnya, kemerdekaan ke 80 ini muncul bendera "One Piece" mewarnai diberbagai sudut kota. Hal yang juga viral di media sosial adalah diplesetkannya dasar negara Indonesia, yang kalimatnya menjadi kalimat-kalimat kritikan tajam terhadap kondisi sekarang akibat ulah para penguasa korup dan pengusaha rakus, mereka menyatakan bahwa ini wujud protes atas segala kekecewaan terhadap penguasa yang semakin hari semakin menunjukkan ketidakpeduliannya terhadap rakyat, dan sebaliknya justru membela mati-matian terhadap oligarki. Rakyat dibebani pajak mencekik dan sebaliknya pengusaha besar mendapatkan tax amnesty. Pengangguran usia produktif terus meningkat, sementara koruptor merajalela dengan angka yang semakin fantastik. Sumber daya alam dikuasai segelintir orang, rakyat gigit jari karena tidak mendapatkan haknya, hingga orang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin. 
Kriminalitas terus meningkat dengan kejahatan semakin beragam. Marak Korupsi, pungli, pencurian, perampokan, pemerkosaan, pembunuhan, hukum tebang pilih, tumpul keatas tajam kebawah. 

Sebagian masyarakat yang unjuk rasa dengan segala bentuk, baik lewat lisan dan tulisan juga aksi pengibaran bendera One Piece adalah masyarakat yang selangkah lebih maju dalam berfikir dibandingkan dengan masyarakat yang apatis, pasrah dengan keadaan. 
Namun mereka perlu terus-menerus diarahkan kepada pemikiran yang ideologis agar langkah-langkah mereka terarah dengan benar. 

Disisi lain, pada tahun ini tagline HUT RI yang dicanangkan pemerintah adalah: 
"Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera Indonesia Maju".
Sebait kata indah dari tagline ini, seakan mengandung harapan besar bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Rakyat Indonesia yang masih memiliki harapan bahwa kedepan akan lebih baik, berharap tagline ini tidak hanya slogan kosong. Sayangnya, harapan hanya tinggal harapan.
Maka dari itu perlu dijabarkan makna kalimat tersebut, kemudian diperjelas langkah-langkah yang akan diambil untuk mewujudkannya. Supaya tidak terulang sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, dari tema berganti tema setiap tahun, tagline berganti tagline, akan tetapi ternyata minus realisasi. Yang ada tinggal kata-kata indah tanpa hasil nyata. 

Satu kata "Berdaulat" jika penguasa mampu mewujudkannya maka tujuan menuju "rakyat sejahtera Indonesia maju" sudah pasti akan tercapai juga. Yang perlu difokuskan para pengemban amanah mengurus negara ini adalah bagaimana agar negera kita ini bisa berdaulat, tidak tergantung dengan negara lain, mampu menyelesaikan semua persoalan rakyatnya tanpa campur tangan negara asing. Sumber daya alam dikelola negara, juga pertahanan dan keamanan kuat dan mandiri, maka slogan "rakyat sejahtera Indonesia maju" pasti akan tercapai. 

Namun fakta yang terjadi saat ini negara kita memang belum berdaulat secara hakiki, kita masih di cengkeram kekuasaan negara adidaya, baik ekonomi, politik, keamanan semuanya masih dalam kendali negara adidaya. Memang seperti itulah karakter sistem kapitalis, ideologi yang sedang berkuasa di dunia saat ini. 
Dengan demikian untuk menggapai kedaulatan negara perlu mengevaluasi ideologi yang diemban saat ini, masih layakkah untuk terus dipertahankan? Ideologi kapitalis semakin hari semakin menunjukkan kerapuhannya, hanya menguntungkan negara-negara adidaya, sementara negara-negara pengekor termasuk Indonesia tidak akan mungkin bisa bangkit selama masih mempertahankan idiologi ini, selamanya akan menjadi negara pengekor. 

Sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk muslim terbesar, memiliki SDM yang besar kuantitasnya dan cukup kuat, juga SDA yang melimpah sudah sangat layak untuk mencari alternatif idiologi yang sudah terbukti berjaya selama 8 abad dan eksis hingga 14 abad. Yakni ideologi Islam Kaffah. 
Oleh karenanya pengkajian mendalam tentang idiologi ini harus terus-menerus digaungkan, didakwahkan kepada seluruh masyarakat bawah, para pemuda, para tokoh dan para pejabat publik, yang pada akhirnya pemahaman tentang ideologi ini menjadi pemahaman umum dan pada akhirnya masyarakat akan merindukan dan meminta agar ideologi Islam Kaffah ini diterapkan. Penerapan Islam kaffah tidak hanya untuk kaum muslimin, akan tetapi non muslimpun bisa merasakan kesejahteraan, ketenangan dan ketentraman berada dalam naungan negara yang berdasarkan Islam kaffah yakni sistem Khilafah. 

Hanya kepadaMu Yaa Allaah kami memohon datangnya pertolongan, hadirkan untuk kami Yaa Allaah, hambaMu yang Engkau anugerahkan kepadanya kekuatan dan kemampuan untuk memimpin kami dengan Syari'ah Mu. 
Aamiin yaa Robbal'alamiin