Bantuan Beracun, Wajah Baru Genosida terhadap Umat Islam
Oleh : Mommy Hulya
Selama 21 bulan genosida tanpa jeda berlangsung di Gaza, Palestina, sejak 7 Oktober 2023. Derita yang belum usai tak mampu meruntuhkan semangat jihad warga dan para pejuang Gaza. Ribuan warga gugur sebagai syuhada, bahkan tenaga kesehatan dan jurnalis pun turut menjadi sasaran. Tujuannya jelas: tak ada satu pun warga Gaza yang selamat. Sekalipun masih ada yang bertahan, kelaparan pun menanti.
Tepung yang Disusupi Racun
Pemerintah Palestina secara resmi mengumumkan adanya kandungan narkoba jenis Oxycodone dalam bantuan yang dikirim ke Gaza, tepatnya dalam bahan pangan berupa tepung. Dikutip dari CNBC Indonesia, zat tersebut tergolong narkotika keras yang sangat berbahaya bagi kesehatan mental warga yang mengonsumsinya. (https://www.cnbcindonesia.com)
Isu ini turut dibahas dalam kanal YouTube Hotroom METRO TV yang menyoroti strategi penghancuran akal sebagai bentuk penjajahan modern yang tak kalah mematikan.
Tepung, bahan pokok yang menjadi napas terakhir rakyat Gaza, disusupi narkoba untuk menghancurkan sisa pertahanan psikologis mereka. Ini bukan sekadar strategi perang, melainkan operasi penghancuran generasi yang dibungkus dalam topeng kemanusiaan.
Tindakan ini adalah bentuk lain dari penjajahan: menebar racun dalam lapar, membunuh atas nama bantuan. Sebuah kejahatan perang modern yang nyaris tak terlihat, namun sangat mematikan.
Pandangan Islam tentang Narkoba
Akal adalah anugerah yang dijunjung tinggi dalam Islam. Segala hal yang merusak fungsi akal, termasuk narkoba, dilarang keras. Allah Swt. berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya khamr, judi, berhala, dan mengundi nasib adalah perbuatan keji dari pekerjaan setan. Maka jauhilah itu agar kamu beruntung."
(QS. Al-Ma'idah: 90)
Khamr mencakup segala sesuatu yang memabukkan dan merusak akal, termasuk narkoba. Larangan ini tidak hanya mencakup konsumsi, tetapi bahkan mendekatinya pun dilarang. Jika narkoba benar-benar disusupkan ke dalam bantuan pangan, itu adalah bentuk nyata dari *rijs*—kejahatan perang. Siapa pun yang menyebarkan zat perusak ini, terutama kepada umat yang tengah terluka, telah bersekutu dengan setan dalam proyek genosida.
Muslim Jangan Bungkam
Peristiwa ini tidak bisa dilepaskan dari proyek besar ideologi Barat yang tak pernah tinggal diam dalam usaha menghancurkan umat Islam. Barat bukan hanya menyerang secara fisik, tetapi juga menyusupkan racun pemikiran dan zat penghancur akal. Ini adalah perang multi-dimensi yang menyasar generasi dan mentalitas umat.
Penjajahan gaya baru bukan lagi dengan senjata saja, tetapi melalui "bantuan" yang dibungkus kemanusiaan, padahal isinya penghancuran terencana. Islam dipandang sebagai ancaman ideologis terbesar oleh peradaban Barat sekuler. Maka, setiap cara ditempuh: mulai dari perang militer, ekonomi, informasi, hingga sabotase pangan.
Umat Islam harus sadar bahwa ini bukan sekadar konflik geopolitik. Ini adalah pertarungan antara kebenaran dan kebatilan, antara Islam yang memuliakan akal dan kehidupan—dengan Barat yang merusaknya demi kekuasaan. Inilah saatnya membangkitkan kesadaran ideologis umat.
Diamnya para pemimpin negeri-negeri Muslim merupakan bentuk pengkhianatan yang melukai hati warga Palestina khususnya, dan umat Islam secara umum.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika tidak mampu juga, maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemahnya iman.”
(HR. Muslim)
Menulis, bersuara, dan menyadarkan umat adalah bagian dari jihad pena hari ini. Jangan biarkan Gaza dihancurkan secara fisik oleh rudal, dan secara psikis oleh racun dari tangan yang pura-pura membantu. Sudah saatnya kita bersuara, bertindak, dan menjaga urat nadi generasi Gaza. Mereka bukan hanya korban, tetapi bagian dari tubuh umat Islam.
Wallahu A'lam Bisshowwab
Posting Komentar