Bendera One Piece, Simbol Perlawanan atas Ketidakadilan
Oleh : Rina Setyaningrum
(IRT Ideologis)
Polemik munculnya kibaran bendera One Piece jelang Hari Ulang Tahun RI ke-80 banyak menuai perbincangan belakangan ini. Pasalnya, alih-alih meramaikan bendera merah putih dalam bulan kemerdekan, tidak sedikit publik yang justru mengibarkan bendera one piece. Perlu diketahui bahwasannya pengibaran bendera One Piece ini sarat akan makna yang mendalam, khususnya mengenai dinamika politik. Sebab, bendera ini diartikan sebagai upaya protes publik terhadap bangsa yang korup dan sewenang-wenang. Akibatnya, pemasangan bendera ini dinilai sebagai bentuk perlawanan publik yang menentang tirani dan ketidakadilan pemerintah.
Namun, alih-alih sigap dalam menangani masalah yang muncul, pemerintah malah melontarkan ancaman kepada masyarakat. Sebagaimana dilansir dari inilah.com, bahwasannya Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Budi Gunawan mengatakan "Konsekuensi pidana dari tindakan yang mencederai kehormatan bendera merah putih. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 Pasal 24 ayat (1) menyebutkan 'Setiap orang dilarang mengibarkan Bendera Negara di bawah bendera atau lambang apa pun' Ini adalah upaya kita untuk melindungi martabat dan simbol negara,". Jakarta, Jumat (1/8/2025).
Maka atas gerakan inilah menjadi semangat masyarakat untuk mempererat protes kepada penguasa. Berkibarnya bendera one piece turut mengiringi kobaran semangat perjuangan dibulan agustus,dengan spirit untuk meraih kemenangan secara mutlak tumbuh dalam dada yang kini sudah sesak dengan permainan para elit, diam dalam derita yang berkepanjangan telah membangunkan singa dalam kandangnya. Makar itu sebuah ungkapan yang menunjukkan ketakutan akan terkaman singa. Para elit yang selama ini dalam singgananya merasa aman mulai terusik dengan kobaran bendera one piece yang semakin membuming disetiap sudut jalan. Ketakutan akan ancaman wajar menghinggapi para elit yang selama ini berlindung dibelakang penguasa yang senantiasa merestui setiap langkah para elit tanpa memperhatikan kemakmuran rakyat, mengabaikan setiap derita rakyat atas kebijakan yang dibuat dengan restu dari para elit.
Tak mau hanya terus diam dengan keadaan. Sudah lelah rakyat hidup dalam ketertindasan,keterpurukan,kesengsaraan. Dan kini mulai bangun untuk sebuah kemajuan itulah keinginan rakyat, tidak rela dengan kondisi negeri yang semakin kacau maka pergerakan ini adalah sebuah wujud kecintaan rakyat pada negeri ini yang harus dijaga dan dirawat ,bukan diserahkan pada para elit untuk mengelola dan mengeruk kekayaan alam yang ada. Akan tetapi pergerakan kekecewaan rakyat ini harusnya dilandasi dengan jalan yang mampu mengarahkan pada tujuan yang dapat menghantarkan pada kemurnian sebuah tujuan, dengan iman dan islam tujuan hakiki akan dapat teraih. Adapun di dalam Islam penguasa adalah layaknya seorang pelayan yang harus melayani tuannya yakni dengan memenuhi segala kebutuhan rakyat,tidak mempersulit urusan rakyat,penguasa sebagai pengayom bagi rakyatnya bukan pemalak yang memeras. Dengan islam tegak dalam sebuah aturan yang memanusiakan manusia maka kehidupan mulia akan tergapai. Sehingga tercipta "baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur" negeri yang baik, dan Rabb Yang Maha Pengampun.
Wallahu a'lam bissowab
Posting Komentar