-->

Sistem Pendidikan Islam Jawaban atas Kecurangan UTBK


Oleh : Isna Anafiah
Aktivis Muslimah

Pelaksanaan UTBK- SNBT tahun ini, meski sudah selesai namun masih menjadi sorotan publik, sebab selama ini UTBK-SNBT menjadi salah satu jalur utama untuk seleksi masuk keperguruan tinggi Indonesia. Namun, sayangnya pelaksanaan UTBK - SNBT tidak selalu berjalan sesuai harapan.

Salah satu rektor di universitas negeri di Indonesia menyampaikan bahwa panitia telah menemukan beragam modus kecurangan saat pelaksanaan UTBK-SNBT tersebut (www.antaranews.com 1/05/2025).

Pada hal, dampak dari kebohongan dan kecurangan tersebut mencidrai dunia pendidikan, pada dasarnya peserta didik yang melakukan kecurangan dengan cara mencontek, karena mereka tidak memiliki rasa percaya diri, dan kemudahan akses teknologi menemukan jawaban, akhirnya membuat mereka tumbuh menjadi generasi pemalas. Mereka sebagai generasi muda tidak memiliki nilai kejujuran yang telah di anjurkan di dalam Islam. 

Pada hal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengingatkan kejujuran. Rasulullah Saw bersabda :

"إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ..."

"Sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan itu membawa ke surga..."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Penyebab terjadinya kasus kecurangan dalam UTBK-SNBT bukan pada individu yang bermasalah melainkan karena sistem kapitalisme. Sebab dalam sistem kapitakisme nilai setiap individu di lihat dari pencapaian materi dan status sosial. Sebagian besar bergantung pada perguruan tinggi pavorit dan bergensi. Sebab model pendidikan barat selalu diminati, karena brandingnya sangat bagus yakni lulusan perguruan tinggi mudah mendapatkan pekerjaan dan kondisi ekonominya dimasa depan akan lebih baik. 

Akhirnya tak sedikit individu yang menghalalkan segala cara termasuk melakukan kecurangan. Model pendidikan barat hanya brandingnya saja yang bagus. Namun pada praktiknya menghancurkan moral generasi, karena model pendidikan dari barat kurikulumnya menggunakan sekurisme (memisahkan agama dari kehidupan) dan masalah agama dibatasi, agama dipandang menjadi penghambat kemajuan pradaban barat. 

Sistem pendidikan yang diterapkan saat ini tidak mampu mencetak generasi yang jujur, dan bertakwa, justru sukses mencetak generasi yang tidak jujur dan curang. Selain itu, dalam kapitalisme, pendidikan diperlakukan layaknya bisnis yang diperjualbelikan sehingga pandangan dan tujuanya hanya materi semata. Bahkan sering kali orang menjadikan UTBK sebagai peluang bisnis yang menggiurkan. Termasuk para pelaku kecurangan yang disebut joki mereka melakukan kecurangan tersebut karena masalah ekonomi.

Kecurangan tersebut terjadi bukan hanya sekedar masalah moral peserta didik, melainkan sistem saat ini telah menormalisasi persaingan yang tidak sehat hanya untuk mendapatkan sebuah nilai, dan status semata. Kecurangan tersebut telah menunjukkan bahwa sistem pendidikan sekuler tidak mampu mencetak generasi emas, justru sistem saat ini melahirkan generasi cemas karena tidak memiliki karakter mulia. Sepertinya harapan generasi sebagai agent perubahan bangsa dan peradaban di masa mendatang tidak mungkin terealisasi sebab faktanya sangat bertolak belakang sehingga menaruh perubahan pada generasi licik merupakan sebuah mimpi belaka. Oleh sebab itu solusi maraknya kecurangan dalam UTBK tidak bisa diserahkan kapada sistem sekuler kapitalis.

Namun, untuk menyelesaikan kecurangan yang telah menodai dunia pendidikan di negeri ini agar tidak terus berulang, negeri ini membutuhkan institusi politik yang mampu menerapkan syariat Islam dalam level negara dan menerapkan sistem pendidikan Islam dengan kurikulum Islam yang mengaitkan akidah Islam dan ilmu dunia.

Sebab di dalam Islam belajar merupakan sebuah kewajiban, karena terdapat pahala yang besar dari Allah Swt, sebab di dalam Islam pendidikan memiliki posisi yang sangat penting. Sebab pendidikan untuk menjaga pemikiran (tsaqofah) Islam generasi tetap terjaga, dari generasi kegenerasi, karena tsaqofah Islam merupakan sumber peradaban Islam. Sebab aqidah Islam menjadi dasar pemikiran pendidikan Islam. Pendidikan yang menerapkan kurikulum Islam mampu mencetak generasi emas yang berkepribadian Islam, menguasai ilmu kehidupan, beriman dan bertakwa.

Di dalam Islam seorang penguasa memiliki kewajiban untuk menerapkan pendidikan berkurikulum Islam serta menjamin pelaksanaannya. Sebab Rasulullah saw bersabda,

"Seorang imam (khalifah) adalah pemelihara dan pengatur urusan rakyat dan ia akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan rakyatnya." (Al-Bukhari dan Muslim).
 
Penguasa di dalam Islam sebagai raa'in memiliki tugas untuk membina dan membentuk kepribadian mulia masyarakatnya. Bahkan kebijakan dalam pendidikan pun harus mudah di akses oleh semua warga negara baik muslim maupun kafir dzimmiy, murah, terjangkau bahkan gratis dan berkualitas dan mampu menghilangkan normalisasi persaingan yang tidak sehat.

Oleh karena itu, tentu saja sistem dan kebijakan dalam Islam akan melahirkan sosok-sosok generasi emas yang memiliki tanggung jawab, berani gagal pantang menyerah dan putus asa dalam beramal salih, dan menjadi generasi mulia, mampu melakukan amal ma'ruf nahi mungkar dalam kebaikan. Di dalam Islam terdapat pembinaan dan sistem sanksi yang adil dan tegas serta mampu memberikan efek jera bagi para pelaku kejahatan atau kecurangan. Dengan demikin, solusi satu-satunya untuk mewujudkan generasi emas bukan generasi cemas ini hanya dengan meninggalkan sistem saat ini, karena hanya syarit Islam yang diterapkan dalam level negara yang mampu mewujukan sistem pendidikan Islam dan mencegah kecurangan dan beragam kejahatan serta mampu membentuk individu-individu yang beriman, berkepribadian Islam dan bertaqwa.

Wallahualam bissawb