Pendidikan Ku Sayang, Pendidikan Ku Malang
Oleh : Maulli Azzura
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 menunjukkan bahwa rata-rata lama pendidikan atau sekolah penduduk Indonesia usia 15 tahun ke atas hanya mencapai 9,22 tahun. Ini setara dengan lulusan kelas 9 atau sekolah menengah pertama (SMP).
Temuan ini menjadi cerminan bahwa Pendidikan Indonesia masih didominasi oleh capaian jenjang menengah pertama, dan banyak penduduk belum melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi.
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan bahwa meskipun terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2023 (9,13 tahun), capaian ini baru sedikit melampaui target rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) yang ditetapkan sebesar 9,18 tahun. (BeritaSatu.com 02/05/25)
Sedang laporan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang mengungkap tingginya angka kecurangan di kalangan pelajar SMA dan mahasiswa memperkuat kekhawatiran ini. Kecenderungan menyontek, mencari jalan pintas, dan menghalalkan segala cara demi hasil menunjukkan bahwa nilai kejujuran dan ketakwaan telah terpinggirkan.
Fenomena ini tak bisa dilepaskan dari sistem hidup yang mendominasi saat ini, yakni kapitalisme. Dalam pandangan kapitalis, kesuksesan diukur dari hasil materi semata, tanpa memperhitungkan cara dan moralitas yang menyertainya. Konsep halal dan haram menjadi kabur di tengah ambisi mengejar capaian duniawi.
Berbeda halnya dengan Islam, yang menjadikan rida Allah sebagai standar kebahagiaan dan kesuksesan sejati. Dalam sistem Islam, negara memiliki peran strategis dalam menjaga individu agar senantiasa terikat pada hukum-hukum Allah, termasuk dalam dunia pendidikan.
Sistem pendidikan Islam, yang berlandaskan akidah Islam, berfungsi tidak hanya sebagai sarana transfer ilmu, tetapi juga sebagai pembentuk karakter dan kepribadian. Generasi yang dilahirkan bukan hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara spiritual dan moral. Mereka memiliki keahlian yang mumpuni sekaligus komitmen yang tinggi terhadap syariat.
Dengan karakter Islam yang kuat, kemajuan teknologi tidak akan disalahgunakan, melainkan diarahkan untuk kepentingan umat dan meninggikan kalimat Allah. Inilah generasi perubahan yang sejati, yang tidak hanya cakap dalam sains dan teknologi, tetapi juga menjadikan Islam sebagai kompas hidup mereka.
Wallahu A'lam Bishowab
Posting Komentar