Pasca Ramadhan, Momen Penyerahan Diri kepada Syariat-Nya
Oleh : Sari Liswantini
Di hadapan puluhan peserta, Mubalighah Kota Depok, Asih Sakinah menyampaikan, seharusnya pasca Ramadhan menjadi momentum kita untuk sebenarnya-benarnya dan berserah diri agar mau diatur kepada syariat Allah.
Hal itu disampaikannya dalam Forum Kajian Komunitas Keluarga Sakinah, Syawal, Momentum Meraih Kemenangan Hakiki, Ahad (20/04/2025) di Depok.
Pasalnya, menurutnya, dari penggemblengan selama bulan puasa, maka harus lebih siap lagi untuk taat secara total, secara menyeluruh, secara kaffah terhadap syariat Allah. Bukan hanya takut batal puasa saja, tapi benar-benar takut ketika kita melanggar aturan-aturan Allah, syariat Allah.
“Tunduk dan patuh untuk diatur dengan syariat Allah itulah yang dikatakan kemenangan yang hakiki. Dan itu tidak cukup hanya untuk individu saja. Secara individu, kita bisa melakukan ibadah mahdoh seperti shalat, shaum, zakat fitrah, zakat maal dan lainnya,” terangnya.
“Faktanya, realitas umat Islam saat ini hanya fokus kepada ibadah ritual saja, merasa sudah melaksanakan ibadah. Padahal, ibadah itu maknanya luas. Melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Itulah ibadah sebenarnya,” tambahnya.
Kalau dilihat, jelasnya, saat ini kaum Muslimin sebenarnya belum meraih kemenangan yang hakiki. Harusnya kalau menang, bergembira, ya bareng-bareng. Meriah keridhaan Allah bareng-bareng, seluruh umat Islam itu bisa menyambut hari raya. \
“Tapi ini masih banyak sekali problematika yang menimpa diri umat Islam, kemiskinan, PHK massal, kenaikan harga-harga kebutuhan pokok, maraknya aktivitas haram di tengah-tengah umat dari judol, pinjol, hingga korupsi. Hal ini menuntut perhatian dan kepedulian kita,” bebernya.
“Sebagaimana dikatakan tadi, saat ini Islam baru dipahami sebagai ibadah ritual saja, tapi untuk pelaksanaan syariat yang lain, hukum-hukum Islam yang lain ditinggalkan, diabaikan. Ini yang menyebabkan kerusakan dan kegoncangan yang terus melingkupi kehidupan kita,” tambahnya.
Artinya, jelasnya, akar dari banyaknya problematika yang menimpa umat saat ini karena syariat Islam yang belum diterapkan secara kaffah. Baru sebatas individunya, masyarakatnya juga belum menjadi masyarakat yang islami, yang beramar ma'ruf Nahi mungkar. Masih belum ada keperluan untuk melaksanakan syari'at, belum lagi negaranya. Negaranya ini menerapkan kebijakan-kebijakan yang bertentangan dengan syari'at, sehingga yang muncul adalah kezaliman.
“Berarti, menerapkan hukum-hukum Islam secara kaffah menjadi solusi dari keterpurukan dan kegoncangan yang terjadi. Dengan menerapkan seluruh syariat Islam secara menyeluruh, Maka niscaya keberkahan itu akan turun dari langit maupun dari bumi,” pungkasnya. [] Sari Liswantini
Posting Komentar