-->

KHILAFAH SOLUSI TUNTAS UNTUK PALESTINA


Oleh : NurJannah Ummu Yusuf 

Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mengatakan pada senin malam (21/4/2025) bahwa Dia tidak akan menerima pembentukan KeKhilafahan manapun di pantai Mediterania. Selain itu Dia juga menjelaskan bahwa respon Israel tidak akan terbatas pada Yaman, tetapi akan meluas ke Lebanon dan wilayah lainnya."kami tahu betul siapa yang harus kami lawan dan saya katakan kepada Hauthi setiap serangan terhadap kami akan dibalas dengan serangan, dan ini berlaku di Lebanon dan front lainnya," ancam Netanyahu seperti dikutip RT (22/4/2025).

Netanyahu menambahkan, telah berulang kali mengatakan bahwa akan mengubah wajah Timur Tengah, Pemerintahannya telah memutus poros kejahatan di Gaza, Lebanon, Suriah dan tempat lainnya. Serta tidak akan menerima keberadaan kekhilafahan dimanapun. serta berupaya untuk memastikan keberlangsungan hidup Israel. DIa juga mengirim pesan ke Lebanon dengan mengatakan setiap serangan terhadap Israel akan dibalas dengan serangan balik, ini berlaku di Libanon dan juga di semua lini lainnya. Terkait situasi di Gaza, Netanyahu mengatakan, akan melemahkan Hamas di Gaza, memulangkan para tahanan, dan mencapai semua tujuan kami,"(hanoum/arrahmah.id 21/04/2025).

Klaim Netanyahu menolak Khilafah, sejatinya menggambarkan ketakutan atas kekuatan umat Islam yang mulai terbentuk kesadarannya atas jihad dan tegaknya Khilafah. Potensi kebangkitan Islam dan tegaknya Khilafah makin nyata dan makin dekat, mengapa Israel dan Barat menghalau kebangkitannya? kalimat Netanyahu bukan sekedar ancaman perang, melainkan bentuk kesadaran dan kejujuran yang paling dalam Negara Zionis tentang kenyataan akan kebangkitan peradaban Islam secara Ideologis di seluruh kawasan Timur Tengah. Israel yang didukung oleh Amerika dan Eropa menyadari bahwa tatanan pemerintahan dan politik yang mereka rajut di negara-negara Timur Tengah selama puluhan tahun terus mengalami degradasi. Pemerintahan yang mereka kendalikan dengan kekuatan uang dan militer makin ke sini makin hilang legitimasi dan kepercayaan rakyatnya. Cepat atau lambat para penguasa Arab akan runtuh akibat beban dan kontradiksinya sendiri. Penguasa antek Amerika saat ini telah sampai pada masa kadaluarsanya. Rakyat benar-benar telah di ujung rasa muak, masyarakat menilai para pemimpin mereka tidak lebih dari sampah yang terus menyemai kebusukan, beban dan kerapuhan. Segera tiba waktunya janji Allah Subhanahu Wa ta'ala terwujud yakni kemenangan hakiki Islam dan kaum Muslim dengan tegaknya Khilafah 'alamanhaj Nubuwah.

Umat harus menguatkan keyakinan dan berjuang untuk menjemput Nashrullah. Hari ini tampak jelas kerusakan sistem Kapitalis sekulerisme. Kebutuhan akan Khilafah sudah semakin nyata. Untuk menyerukan Jihad dan menegakkan Khilafah, Perlu ada upaya mendakwahkan pemahaman yang Shahih atas solusi Palestina dan bagaimana upaya mewujudkannya. Oleh karena itu dibutuhkan adanya kelompok dakwah Islam Ideologis yang melakukan upaya penyadaran terhadap umat akan solusi hakiki ini, dan mengajak umat bersama-sama menegakkan Khilafah berdasarkan metode yang sesuai Manhaj dakwah Rasulullah SAW agar umat memiliki gambaran yang jelas dan pemahaman yang utuh tentang Khilafah, sehingga umat tidak mudah dibodohi oleh tipu daya Yahudi. Sebaliknya, umat senantiasa mampu mencari dan memberi solusi bagi seluruh problematika baik perihal Palestina maupun perkara lainnya. 

Dari berbagai fakta dan permasalahan yang ada, keberadaan institusi pemerintahan Islam yakni Khalifah bukan sekedar wajib melainkan sangat dibutuhkan. Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi kaum Muslim di seluruh dunia, yang menerapkan syariat Islam secara Kaffah dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Sebagai kepemimpinan umum bagi kaum Muslim sedunia, Khilafah bertanggung jawab melindungi umat dari penindasan dan melindungi wilayah kaum Muslimin di manapun dari penjajahan.

Dalam sejarah, Khilafah memainkan peran penting dalam upaya melindungi umat Islam termasuk melindungi tanah kaum Muslim dari upaya pencaplokan oleh Zionis Yahudi.
Pada tahun 1896, Pimpinan Zionis Theodor Herzl mengirimkan perwakilannya untuk bertemu dengan Sultan Abdul Hamid II. Dia menawarkan imbalan besar jika Yahudi diizinkan membeli tanah di Palestina untuk mendirikan Negara Yahudi. Pada saat itu, Khalifah Abdul Hamid II dengan tegas menolak permintaan Zionis tersebut. Dia menyatakan bahwa tanah Palestina adalah tanah milik umat Islam yang tidak boleh dijual kepada siapapun. Dalam lintasan sejarah, Palestina sebagai bagian dari wilayah kaum muslim, dilindungi oleh kekuatan Khilafah, seperti Khilafah Umayyah, Abbasiyah dan Utsmaniyah. Ketika Khilafah runtuh pada tahun 1924. Umat Islam kehilangan institusi politik yang mampu melindungi dan memperjuangkan hak-hak mereka di Palestina. 

Keberadaan Khilafah sebagai institusi politik tentu akan dapat menyatukan kekuatan negeri Muslim yang kini terpecah belah. Menyatukan kekuatan militer, politik dan ekonomi umat Islam untuk mengusir penjajahan Zionis Yahudi. Pada masa Khalifah Umar bin Al Khattab ra, pada tahun 637 M (15 H), dengan kekuatan politik dan militer yang kokoh, di bawah komando Khalifah, wilayah Palestina dapat dibebaskan dari cengkraman kekaisaran Bizantium Romawi. Ketika Baitul Maqdis dijajah tentara salib Kristen selama sekitar 88 tahun. Pada tahun 1187 M, Sultan Salahuddin Al Ayyubi juga dengan kekuatan politik dan militer, dapat kembali membebaskan Baitul maqdis dari penjajahan.

Sebagai pengurus rakyat, Khalifah akan melindungi rakyatnya dari marabahaya. Karena kelak Khalifah akan dimintai pertanggungjawaban pada hari kiamat atas amanah kepemimpinannya itu. Sabda Rasulullah SAW "Imam adalah pengurus rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyat yang dia urus" (HR al- Bukhari). Oleh karena itu, pembebasan Palestina saat ini pun hanya mungkin dilakukan dengan persatuan kaum Muslimin di seluruh dunia. Kekuatan politik dan militer yang kokoh, hal itu akan terwujud jika ada Khilafah di tengah-tengah kaum Muslim.
Wallahu a'lam bishowab.