HARUS SAMPAI KAPAN GAZA TERJAJAH?
Oleh : Evi derni Spdi
Badan Pertahanan Sipil Gaza melaporkan bahwa serangan udara Israel pada minggu 30 Maret 2025 dini hari, menghantam sebuah rumah dan tenda yang menampung pengungsi di Khan yunis, menewaskan setidaknya 8 orang termasuk anak-anak.(cnnindonesia 30/03/2025)
Sedangkan menurut Kementerian Kesehatan Gaza, setidaknya 22 orang tewas pada hari pertama Idul Fitri. Gelombang pengeboman terbaru yang meningkat setelah 18 Maret telah menewaskan lebih dari 900 orang dan melukai lebih dari 1300 lainnya, seperti dilaporkan Morocco word news (tempo.id 02/04/2025).
Bukan hanya di Gaza, umat Islam di tepi barat pun tidak luput dari teror mereka. Beberapa wilayah yang diduduki sejak 21 Januari 2025 2024 seperti kota Jenin, Tulkarm, Hebron, Al-quds dan Nur sharus, diketahui menjadi target “yahudisasi” terstruktur di bawah kawalan tentara Zionis. Kaum Muslim di sana dirampas hak-haknya, termasuk hak untuk beribadah di masjid-mesjid mereka saat Idul Fitri. Sebagian dari mereka bukan merayakannya di tengah serangan gas air mata.
Kondisi kaum Muslim di Palestina khususnya Gaza, makin hari kian makin sulit. Berbagai protokol perjanjian, gencatan senjata yang sebelumnya disepakati dilanggar sepihak oleh entitas Yahudi. Mereka tidak hanya melakukan berbagai serangan bersenjata sejak awal Maret, bahkan juga memblokade Gaza. Mereka dengan sengaja menghalang-halangi masuknya bantuan berupa 600 trik bahan pangan dan obat-obatan serta 50 truk bahan bakar setiap hari, seperti yang sudah disepakati sebelumnya.
Rakyat Gaza kekurangan air, makanan dan layanan kesehatan, membuat hidup dan bertahan di jalur Gaza menjadi pilihan yang sangat sulit atau hampir mustahil dibandingkan dengan pilihan untuk bermigrasi ke tempat lain dengan kehidupan yang lebih layak. Situasi inilah cara busuk AS dan Zionis untuk menguasai Gaza. Rencana Trump untuk merelokasi penduduk Gaza dan melenyapkan Hamas serta mendapatkan kembali seluruh sandera merupakan hadiah dan cara agar rencana Netanyahu dan Smortich dapat terwujud tanpa perlu berperang lagi. Serta menyelamatkan Pemerintahan Netanyahu dari keruntuhan dan lepas dari pengadilan atas kejahatannya.
Ancaman kelaparan dan agresi yang makin brutal atas warga Gaza pun semakin nyata, begitupun ancaman pengusiran. Beberapa media menyebutkan bahwa pihak Zionis telah memaksa warga asli Palestina meninggalkan 20% wilayah Gaza, termasuk wilayah yang selama ini dikenal sebagai zona kemanusiaan. Tampaknya mereka benar-benar bertekad mewujudkan rencana Trump untuk membangun kembali Gaza bertajuk The Riviera of the middle East.
Trump dan para komplatannya terus mengatakan bahwa ia akan membeli Gaza dan menjadikannya miliknya. Mengingat kita kepada Theodore herzel Allah telah menjawabnya “alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka, mereka tidak menyatakan sesuatu kecuali dusta”(TQS.Al Kahfi:7).
Oleh karena itu, yang bisa diharapkan mampu membebaskan Palestina dan mengusir penjajahan dari seluruh wilayahnya hanyalah sebuah Negara yang kuat, yang tegak semata di atas visi Islam. Sebagaimana Khilafah Utsmaniyah oleh Sultan Abdul Hamid II dalam mempertahankan tanah yang diberkahi itu. Khilafah yang akan memimpin Jihad melawan penjajah dan terhadap pandangan semua negara yang berturut tanggung jawab untuk melanggengkan penjajahan. Untuk memaksa mereka kembali pada posisi seharusnya. Khilafah yang kemunculannya sangat ditakuti AS dan para Penguasa Muslim yang menjadi sekutu setianya. Itulah sebabnya menghalangi kemunculan Khilafah menjadi salah satu agenda utama mereka. Hanya saja setiap upaya mereka akan berujung pada kegagalan. “mereka (orang-orang) kafir ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut mereka,sedangkan Allah tetap menyempurnakan cahaya-NYA. Meskipun orang-orang kafir membencinya” (TQS.As-Shaff : 8).
Wallahu a’lam bishowab.
Posting Komentar