GENERASI KORUP, PRODUK PENDIDIKAN ALA KAPITALIS
Oleh : Patima Rahadi
Publik dihebohkan dengan adanya variasi modus kecurangan baru pda peserta UTBK SNBT 2025, yakni memasang kamera yang tidak terdeteksi metal detector di behel gigi, kuku, ikat pinggang dan kancing baju.
Pasalnya dalam dua hari pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional ini Berdasarkan Tes (SNBT) 2025, sudah ada temuan kecurangan yang dilakukan para peserta. Pada hari pertama UTBK SNBT, Rabu (23/4/2025) tim Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) menemukan ada sembilan kasus kecurangan (Beritasatu.com 25/04/2025).
Lalu, pada hari Kamis (24/4/2024), tercatat ada lima kasus. Ketua umum penanggung jawab SNPMB, Prof Eduart Wolok mengatakan jika dilihat dari total peserta yang hadir pada sesi 1 hingga 4 yaitu sebesar 196.328 ada temuan kecurangan sebanyak 0,0071 persen kasus (Beritasatu.com 25/04/2025).
Eduart mengatakan kecurangan peserta yang hendak merekam soal selalu terjadi setiap tahun. Namun tahun ini lebih variatif caranya, ada peserta yang menggunakan kamera dan dipasang di behel (braces gigi), kuku, ikat pinggang dan kancing yang tidak terdeteksi menggunakan metal detector.
Selain itu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merilis Survei Penilaian Integrasi (SPI) Pendidikan 2024 yang menelusuri tingkat kejujuran akademik siswa di sekolah dan mahasiswa di kampus ditemukan 78% kasus menyontek di sekolah dan 98% di kampus. Dinilai dari laporan akademik KPK melaporkan persentase siswa yang menyontek walaupun tahu perbuatan itu salah mencapai 44,75%. Tak hanya menyontek siswa pun masih melakukan kecurangan yang lain (Detik.com, 25/04/2025).
Hal ini membuktikan kecanggihan teknologi saat ini justru dimanfaatkan untuk mengakali test UTBK yang menggambarkan buruknya akhlak calon mahasiswa dan ini juga mengukuhkan gagalnya sistem pendidikan dalam mewujudkan generasi berkepribadian islam dan memiliki keterampilan.
Selain itu, perilaku curang ini juga menggambarkan bahwa pandangan dan tujuan generasi saat ini berorientasi pada hasil, sehingga mengabaikan proses yang dilalui dengan cara halal atau haram. Ini adalah buah hasil dari sistem hidup saat ini yang berlandaskan kapitalisme yang menjadikan keberhasilan atau kebahagiaan berorientasi pada hasil atau materi.
Sementara itu, Islam menjadikan ukuran kebahagiaan adalah keridhaan Allah, sehingga proses yang akan diraih pun sesuai dengan ketentuan dan aturan yang Allah tetapkan. Tentu saja sistem pendidikan ini akan membuahkan generasi dengan kepribadian islam dan memiliki keterampilan.
SISTEM PENDIDIKAN ISLAM ADALAH SOLUSI
Dalam sistem islam negara mengatur dan menjaga setiap individu agar senantiasa terikat dengan aturan Allah, bahkan di dalam islam terdapat contoh sebagai panutan para peserta didik. Allah berfirman,
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ
"Sungguh engkau memiliki akhlak yang sangat agung”
(QS Al-Qalam [68]: 4).
Allah Swt. pun berfirman,
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
“Sungguh pada diri Rasulullah saw. itu terdapat suri teladan yang baik”
(QS Al-Ahzab [33]: 21).
Dengan adanya Rasulullah dimuka bumi dengan membawa kitab Al-Quran sebagai penyempurna ajaran Islam, menjadikan salah satu ciri pembeda sistem pendidikan islam. Karena itu akidah dan tauhid haruslah menjadi dasar dalam pemikiran pendidik guna membangun generasi berkepribadian mulia serta mampu menguasai ilmu-ilmu kehidupan seperti matematika, sains dan teknologi, agar perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi bagian dari kegemilangan, bukan disalahgunakan seperti sekarang ini.
Sistem pendidikan islam berasas akidah islam inilah yang akan mencetak generasi unggul dan berkepribadian islam, terikat pada syariat Allah, memiliki keterampilan yang handal dan menjadi agen perubahan.
Dengan kuatnya kepribadian islam, kemajuan teknologi pun akan dimanfaatkan sesuai dengan tuntunan Allah dan untuk meninggikan kalimat Allah karena Islam memang diturunkan untuk mensejahterakan dunia dan isinya.
Wallahu'alam
Posting Komentar