-->

Adakah Solusi Tuntas Problem Pendidikan dalam Kebijakan Populis


Oleh : Khusnul

Presiden Prabowo Subianto, menyoroti minimnya fasilitas pendidikan di sekolah saat memberikan sambutan dalam acara Peringatan Hari Pendidikan Nasional di SD Negeri Cimahpar 5, Bogor, Jawa Barat, Jumat (2/5/2025).(tirto.id, 2/5/25) 

Sebanyak 400 lebih pelajar di SDN 4 Padurenan, Mustika Jaya, Kota Bekasi, terpaksa menjalani kegiatan belajar-mengajar di perpustakaan dan musala akibat kerusakan ruang kelas. Kepala Sekolah SDN 4 Padurenan, Sri Sulastri, menyebut, sebanyak dua ruang kelas di sekolah tersebut sudah berada dalam kondisi rusak parah sejak akhir tahun 2024 lalu. Sementara itu, satu ruang kelas lainnya mengalami kerusakan sejak dua pekan terakhir. “[Kelas yang rusak] ada di belakang, lokasinya ada di belakang saya, tiga kelas. Dua ruangan kelas itu rusak dari kalau enggak salah November-Desember 2024,” ujar Sri kepada para wartawan di lokasi sekolah, Jumat (2/5/2025). (tirto.id, 2/5/25) 

Pemerintah resmi meluncurkan program bantuan dana pendidikan bagi guru yang belum menamatkan jenjang sarjana (S1) atau setara diploma 4 (D4) di Hari Pendidikan Nasional 2025. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti menyebut ada 12 ribu kuota yang tersedia. Bantuan dana pendidikan untuk guru merupakan satu dari empat program yang diluncurkan Prabowo bertepatan pada Hardiknas 2025. Prabowo menamakannya sebagai Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang juga di dalamnya termasuk, revitalisasi 10.440 sekolah, bantuan tunai Rp 300 ribu untuk guru honorer setiap bulan, dan digitalisasi pendidikan untuk membuat kelas cerdas. (tempo.co, 3/5/25)

Dalam peringatan hardiknas tahun ini, presiden meluncurkan berbagai program untuk perbaikan pendidikan di negeri ini, diantaranya adalah pembangunan atau renovasi sekolah yang rusak dan sangat membutuhkan perbaikan untuk mempermudah proses belajar mengajar dan bantuan untuk guru yang akan diberikan perbulan untuk guru-guru yang membutuhkan penyetaraan dan masih menempuh pendidikan lanjutan, agar mampu memperlancar proses mendidik siswa di era digital. Namun selama ini realitanya tidak mampu menyelenggarakan pendidikan seperti yang diharapkan, ternyata pendidikan di Indonesia menemui banyak masalah, baik dari sisi sarana maupun prasarana yang ada dan belum terjadi proses untuk perbaikan tersebut. Banyak bangunan sekolah tidak layak dan itu tidak sedikit, baik yang berada di kota pinggiran maupun di daerah, utamanya daerah terpencil bahkan kondisinya sangat memprihatinkan sekali. Belum lagi gaji guru tidak layak termasuk gaji honorer yang rendah, sehingga guru harus mencari penghasilan tambahan untuk mencukupi kebutuhan harina mereka. Anggaran pendidikan yang rendah, yang disini nanti akan mempengaruhi sarana dan prasarana dalam mengajar siswa. Ditambah lagi adanya kebocoran /korupsi, yang itu ada di semua lini, hal ini berdampak besar pada hasil dari pendidikan saat ini. Diantaranya buruknya bangunan sekolah yang menganggu kenyamanan dalam proses belajar siswa, guru dianggap sebagai pekerja dengan beban yang banyak, sehingga gajinya hanya berdasarkan jam kerja saja dan jauh dari kata sejahtera. Ini adalah potret buram pendidikan indonesia. Sehingga tidak mampu mencetak generasi muda yang memiliki kualitas dan akhlak mulia, apalagi untuk memajukan negri ini. 

Semua itu adalah dampak kebijakan yang berlandaskan pada sistem kapitalis termasuk dalam bidang pendidikan. Dimana dalam sistem kapitalis, peran negara sangat sedikit bahkan bisa dikatakan sangat kurang, sehingga tidak akan mungkin membuat perbaikan dalam penyelenggaraan pendidikan. Kapitalisasi pendidikan menyebabkan negara akhirnya berlepas tangan dari penyelenggaraan pendidikan yang ada, karena sesuai dengan biaya yang dikeluarkan orang tua dalam pembiayaan. Ketika menginginkan sekolah yang berkualitas, maka mencukupkan apa yang sudah disediakan oleh swasta. Sehingga sarana prasarana yang disediakan pun minimalis sesuai anggaran yang ada, dan bahkan sering mengalami pemangkasan anggaran dengan dalih ada yang lebih penting untuk segera diselesaikan.

Ditambah lagi dalam sistem ekonomi yang kapitalis membuat negara kesulitan menyediakan anggaran untuk pendidikan, bahkan menjadikan utang sebagai jalan utama untuk mendapatkan anggaran pembangunan dalam negeri. Tingginya korupsi dalam bidang pendikan makin membuat minimnya dana yang tersedia, padahal harusnya dana tersebut bisa membantu memperlancar proses belajar mengajar. 

Hal ini sangat jauh berbeda dengan sistem pendidikan dalam Islam. Dimana Islam memandang pendidikan adalah bidang strategis yang akan berpengaruh terhadap kejayaan bangsa dan negara, sehingga pendidikan menjadi hal utama yang akan diwujudkan oleh negara. Karena dari sanalah nanti akan terbentuk generasi unggulan yang akan menjadi penerus dan memajukan bangsa. Oleh karena itu Islam mewajibkan negara bertanggungjawab penuh dalam memenuhi kebutuhan pendidikan dengan gratis dan kualitas terbaik. Bukan dengan pennagnaan ynag sekedar lalu tapi hingga tuntas, mulai drai pendidikan dasar, menengah hingga pendidikan tingkat lanjut. Tidak akan ditemukan siswa berhenti sekolah karena terkendala biaya yang mahal atau sarana dan prasarana yang minim. Kemudian guru juga akan diberikan apresiasi yang luar biasa dari negara, gajinya besar sehingga mampu mencukupi kebutuhan pokok keluarga mereka. Akhirnya guru mampu mendidik murid dengan maksimal tanpa harus mencari penghasilan tambahan. Dan ketika guru sudah sejahtera, maka mereka akan bersungguh-sungguh dalam mendidik siswanya yang akhirnya mampu mencetak generasi-generasi terbaik dan menjadi ilmuwan yang bisa memajukan negara dengan berbagai penemuan dan keahlian mereka. 

Sistem ekonomi Islam akan mampu menyediakan saran dan prasarana pendidikan termasuk memberikan penghargaan besar terhadap para guru atau pendidik. Biaya hidup yang mampu di jangkau dan penyediaan barang yang sangat memadai akan semakin memperlancar pemenuhan kebutuhan untuk belajar. Selain itu negara memiliki sumber anggaran yang banyak dan beragam, yang akan sangat mampu mencukupi dan mendukung pengembangan pembelajaran. Sumberdaya alam, akan dikelola dengan baik tidak akan terjadi penyalah gunaan dalam alokasi. Dengan pemimpin yang amanah dan bertanggung jawab, semua akan berjalan dengan sesuai ketentuan dalam Islam. Maka hendaknya sekarang kita beralih pada sistem Islam, ketika menginginkan pendidikan yang terbaik untuk bangsa.