Pentingnya Visi dan Misi dalam Sistem Pendidikan Negara
Oleh : Nabihah
(Aktivis Dakwah)
Isu perubahan kurikulum kembali mencuat setelah Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti, menyampaikan rencana penerapan pendekatan pembelajaran deep learning di sekolah. Meskipun Mendikdasmen menegaskan bahwa deep learning bukanlah kurikulum melainkan metode pembelajaran, namun wacana ini telah menimbulkan persepsi bahwa perubahan kurikulum mungkin terjadi pada tahun ajaran baru. Banyak pihak khawatir kebijakan ini sekadar mengikuti pola "ganti menteri, ganti kebijakan".
Ketidakstabilan kebijakan pendidikan di Indonesia selama ini sering kali menjadi sorotan. Pasalnya berbagai perubahan kebijakan pendidikan di Indonesia, termasuk pergantian kurikulum dari waktu ke waktu, belum mampu mewujudkan tujuan mulia pendidikan nasional, yaitu mencetak manusia beriman, bertakwa, dan memiliki keterampilan. Dari Kurikulum 1994 hingga Kurikulum Merdeka, hasilnya masih jauh dari harapan. Generasi yang dihasilkan cenderung tidak memiliki arah yang jelas, baik secara intelektual maupun spiritual. Ini menunjukkan bahwa ketidakjelasan visi dan misi pendidikan menjadi salah satu akar permasalahan utama. Sering kali, pendidikan lebih diarahkan untuk memenuhi tuntutan dunia industri dan globalisasi daripada membangun karakter individu yang kokoh secara moral dan akhlak.
Kondisi ini diperburuk oleh asas sekular kapitalisme yang mendominasi sistem pendidikan. Meskipun perubahan kurikulum bertujuan menciptakan generasi yang cerdas dan berdaya saing, pendekatan yang tetap berpijak pada sekularisme hanya melahirkan generasi dengan pemikiran bebas dan berperilaku yang makin jauh dari nilai-nilai moral. Generasi ini lebih rentan terhadap arus liberalisme yang justru meningkatkan potensi kerusakan sosial di tengah masyarakat.
Di sisi lain, sistem pendidikan Islam memberikan solusi yang lebih jelas dan terarah dalam membangun generasi unggul. Pendidikan dalam Islam berlandaskan akidah, yang berarti bahwa segala proses pembelajaran diarahkan untuk menanamkan keimanan kepada Allah SWT dan membentuk generasi yang berkepribadian Islam. Sistem ini mengintegrasikan keimanan, akhlak, dan ilmu sehingga mampu menghasilkan generasi unggul yang memberikan manfaat bagi umat. Hal ini selaras dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surah An-Nisa ayat 9, yang menyerukan pentingnya mendidik generasi yang kuat secara iman dan bertakwa agar mereka mampu menghadapi tantangan hidup. Kurikulum dalam Islam tidak memisahkan antara ilmu dunia dan akhirat. Setiap mata pelajaran, baik sains maupun teknologi, diajarkan dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah sekaligus menciptakan manfaat yang besar bagi umat.
Dalam sistem Islam, negara memegang peran penting dalam menyediakan pendidikan yang berkualitas dan gratis bagi seluruh rakyatnya. Sejarah mencatat bagaimana peradaban Islam telah membuktikan keunggulan sistem pendidikannya pada masa Khalifah Abbasiyah, misalnya lembaga pendidikan seperti Baitul Hikmah di Baghdad yang menjadi pusat ilmu pengetahuan dunia. Para cendekiawan Muslim seperti Al-Khawarizmi, Ibnu Sina, dan Al-Farabi lahir dari sistem ini. Pendidikan tidak hanya menjadi sarana untuk memperluas ilmu, tetapi juga membentuk manusia yang memiliki akhlak mulia. Sistem ini terwujud karena negara memprioritaskan pendidikan yang menyeluruh, baik duniawi maupun ukhrawi.
Oleh karena itu, perubahan kurikulum seharusnya tidak hanya berorientasi pada kebutuhan industri atau trend global semata, tetapi harus kembali kepada visi pendidikan yang jelas, yakni membentuk manusia seutuhnya. Tanpa landasan nilai-nilai Islam yang kuat, perubahan apa pun hanya akan melahirkan generasi yang kehilangan arah, baik secara moral maupun intelektual. Sistem pendidikan Islam menawarkan solusi yang tidak hanya mengatasi kelemahan sistem pendidikan saat ini saja, tetapi juga membuka jalan bagi lahirnya generasi yang benar-benar unggul, berkepribadian Islam, dan bermanfaat bagi peradaban umat manusia. Dengan demikian, solusi sejati terhadap masalah pendidikan adalah penerapan sistem Islam yang kafah. Karena Islam telah membuktikan keberhasilannya dalam mencetak peradaban yang makmur dan berkeadilan. Kini, sudah saatnya umat kembali pada solusi yang hakiki untuk membangun generasi beriman, berilmu, dan berakhlak mulia.
Wallahu A'lam bish-shawwab
Posting Komentar