Solusi Islam bagi Masalah Kekerasan Seksual di Keluarga
Oleh : Yuyu G
Di hadapan puluhan peserta, Daiyah, sekaligus Pembina Komunitas Ibu Peduli Generasi, Ustadzah Nurina P Sari, S. ST., mengungkapkan Islam menjadi solusi bagi masalah kekerasan seksual, terutama di keluarga.
“Islam menjadi solusi bagi masalah kekerasan seksual di keluarga,” ungkapnya dalam kajian Muslimah, Darurat Kekerasan Seksual, Ketika Rumah Tak lagi Aman, Sabtu (14/6/2025) di Depok.
Agar masalah kekerasan seksual di keluarga tidak terjadi, maka lanjutnya, Al-Qur’an telah memberikan panduan yang sangat jelas mengenai batasan aurat, siapa saja yang haram dinikahi (dalilnya terdapat dalam Al-Qur’an surah an-Nisa ayat 23), dan bagaimana rumah tangga seharusnya dijalankan.
“Namun kenyataan di lapangan menunjukkan, banyak masyarakat belum paham, atau bahkan belum bisa membaca Al-Qur’an. Ngaji yang dilakukan selama ini kadang hanya sebatas fikih dasar seperti thaharah dan puasa, tanpa pemahaman mendalam tentang fiqh keluarga, pendidikan anak, atau adab dalam berinteraksi di rumah.
Padahal menurutnya, Islam sudah menekankan tentang pemisahan tempat tidur anak usia 7 tahun, larangan melihat aurat tanpa izin, serta waktu-waktu aurat dalam rumah tangga (dalilnya terdapat dalam Al-Qur’an surah an-Nur ayat 58),” bebernya.
Begitu juga ujarnya, rumah bukan soal besar atau kecilnya bangunan. Rumah bisa mungil, sederhana, tapi membawa barakah jika penghuninya bertakwa. Sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an surah an-Nahl ayat 80, rumah adalah tempat di dalamnya ada ketenangan.
“Tapi jika rumah dipenuhi maksiat, tidak ada rasa malu, aurat terbuka, maka rumah menjadi panas, bukan karena cuaca, tapi karena keberkahan hilang. Lingkungan yang tidak taat pada aturan Allah, tetangga yang tak saling mengingatkan, dan negara yang abai terhadap aturan Islam (termasuk tentang aurat di ruang publik) memperparah situasi ini,” jelasnya.
Tak hanya itu lanjutnya, banyak remaja kini lebih dekat dengan gawai dibanding dengan orang tua. Sosial media menjadi ladang syahwat terbuka, tempat remaja belajar tanpa filter. Maka butuh figur ayah atau ibu yang memantau media sosial dengan bijak.
Fakta Kekerasan Seksual
Dalam acara tersebut hadir pula pembicara lainnya, Pemerhati Pendidikan, Maya Puspitasari, Ph.D. Ia mengungkap beberapa fakta terkait kasus kekerasan seksual yang terjadi saat ini.
“Ada beberapa kasus, seperti kasus di SMPN 3 Depok, pelecehan guru terhadap murid, dokter terhadap pasien. Yang lebih memprihatinkan lagi, semua itu terjadi pada sekitar kita yaitu rumah dan lingkungannya. Rumah, sekolah dan lingkungan bukan tempat yang aman lagi,” terangnya.
Memang, lanjutnya, maraknya kasus kekerasan seksual beberapa tahun ini, terjadi hampir pada semua kalangan, rakyat pejabat, terdidik dan tidak terdidik, bahkan terjadi pada lingkungan keluarga sendiri, yang seharusnya menjadi tempat yang paling aman. Pelakunya juga bukan orang asing, justru orang terdekat yang harusnya menjadi pelindung,” jelasnya.
Semua itu terjadi, menurutnya karena ketimpangan masyarakat dalam mencari kehidupan yang layak, menjadi salah satu faktornya. Ketidaktersedianya lapangan pekerjaan bagi ayah sebagai kepala keluarga, membuat ibu turut menjadi pencari nafkah, sehingga kadang kala hal ini memunculkan suasana yang tidak nyaman.
“Itu terjadi karena sistem pendidikan sekuler, menjauhkan nilai-nilai Islam dari kehidupan,” pungkasnya.[]Yuyu G
Posting Komentar