-->

Kesulitan Ekonomi Membuat Lansia Terjebak Praktik Riba

Oleh : Isna Anafiah

Kondisi ekonomi yang kian sulit, membuat para lansia menghadapi tantangan finansial. Mulai dari biaya kesehatan yang mahal hingga biaya hidup yang terus meroket. Akhirnya sebagian dari mereka terpaksa mencari penghasilan meski usianya tak lagi muda. Kondisi ini kemudian di manfaatkan oleh UMKM, dan tak sedikit lansia yang di berdayakan UMKM untuk kepentingan perekonomian domestik.

Ironisnya bantuan finansial yang didapatkan para lansia ini risikonya besar, karena mereka terjebak dalam praktik riba. Orang yang terlilit hutang riba akan merasa terhina pada siang hari. Sebab rasa was-was membuat siang semakin mencekam, karena takut didatangi tukang tagih hutang.

Umar Bin Abdul Aziz Rahimahullah berpesan:

"Aku wasiatkan kepada kalian agar tidak berutang, meski pun kalian merasa kesulitan, karena sesungguhnya hutang adalah kehinaan di siang hari kesengsaraan di malam hari, tinggalkanlah ia, niscaya martabat dan harga dirinya kalian akan selamat, dan masih tersisa kemuliaan bagi kalian di tengah-tengah manusia selama kalian hidup."(Dari Mahalia Al Ishlah wa At Tajdid, 2/71/karya DR.Alim Muhammad Ash Shallabi).

Semakin bertambah usia pada umumnya mata akan semakin kabur, seharusnya walau pun dalam kondisi ekonomi sulit lansia tak seharusnya terjerat hutang riba, hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar yang dibutuhkan. Sebagaimana kasus nenek-nenek di Bekasi yang memiliki keterampilan namun tak miliki modal terpaksa menerima bantuan dana dari PNM Mekaar.

Seperti di kutip dari halaman berita wartakota.tribunnews.com.27/11/2024
PNM Mekaar berdiri sejak tahun 2016 untuk membantu para pelaku UMKM yang memiliki keterampilan, akan tetapi mereka tidak memiliki modal. PNM hadir untuk memberikan bantuan kapada mereka, salah satu nasabah PNM Mekaar dan sudah bergabung selama 5 tahun namanya Emak Endah di Desa Kedaung Bekasi. Emak Endah dan Kelompok Tani Kedaung di berdayakan untuk bisnis kerupuk kecur, kelompoknya ada 13 termasuk para lansia. Alasan para lansia mau diberdayakan oleh UMKM yang di bantu modalnya oleh PNM agar tidak merepotkan anak dan menantu kalau mau beli obat dan kebutuhan lainnya.
Program ini selain untuk meningkatkan perekonomian lokal, ya itu untuk memberikan kesempatan kepada para lansia memberikan kontribusi secara produktif. Dana yang digelontor tidak sedikit, pada bulan februari lalu mencapai Rp 4,3 triliun lebih pinjaman bagi perempuan prasejahtra pelaku UMKM di Bekasi.

Usia lanjut pada umumnya akan mengalami keterbatasan fisik, mengalami penurunan fisik yang membatasi kemampuan untuk terlibat dalam pekerjaan yang membutuhkan tenaga fisik.Ada beberapa hambatan yang akan dialami lansia yang bekerja menggunakan fisik seperti:

1.Lansia pada umumnya akan mengalami penurunan kekuatan otot, ini akan menghambat lansia melakukan pekerjaan yang menggunakan fisik.

2.Resiko cedera lebih tinggi, karena lansia pada umumnya akan mengalami kepadatan tulang dan penurunan sistem imunnya lemah sehingga mudah sekali cedera dan sulit untuk sembuh.

3.Lansia cenderung lebih cepat lelah disebabkan metabolisme melambat dan kapasitas fisik sudah berkurang. 

4.Tak sedikit lansia yang mengalami sakit kronis seperti, masalah sendi, dan diabetes, yang dapat menghambat pekerjaan 

5.Lansia mengalami respon yang lambat dalam menyesuaikan kondisi tubuh saat kondisi panas atau dingin ekstrem sehingga akan mempengaruhi aktivitas kerjanya

6.Lansia sering kali kehilangan keseimbangan akibatnya sering jatuh atau mengalami kecelakaan kerja

7.Lansia daya ingat dan fokusnya menurun sehingga akan mempengaruhi aktivitas kerjanya. 

Semua hambatan di atas akan menghalangi lansia untuk bekerja secara penuh waktu, tak sedikit lansia yang tidak dapat mengakses pelatihan atau pun pendidikan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja modern. Sehingga mereka akan kesulitan untuk beradaptasi. 

Lansia memang membutuhkan sosialisasi dengan banyak orang, untuk bertukar pikiran, dan melakukan aktivitas bersama orang lain agar kesehatan mental dan emosionalnya tetap terjaga serta selalu bahagia. Ada beberapa aktivitas fisik yang cocok untuk lansia dan bisa mendatangkan kebahagiaan seperti, olah raga jalan kaki, bersih-bersih rumah akan membuat lansia lebih bahagia dan sehat secara fisik, melakukan aktivitas sesuai hobi dapat menjaga kesehatan mental dan emosional. Ada beberapa alasan kenapa lasia masih harus kerja fisik di antaranya:

1.Minimnya jaminan sosial, karena dalam sistem kapitalis perlindungan sosial tidak memadai sehingga banyak lansia memiliki tabungan atau layanan kesehatan gratis. Mereka pun akhirnya terpaksa bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar. 

2.Kesenjangan ekonomi, lansia yang berasal dari ekonomi rendah tidak memiliki aset dan tabungan untuk menopang hidup, mahalnya biaya hidup membuat lansia yang ekonomi rendah terpaksa harus bekerja, pada hal usia mereka harusnya sudah pensiun. 

3.Fokus dan produktivitas, lansia yang "tidak produktif " dalam sistem kapitalis sering diabaikan, sehingga mereka pun terpaksa harus bekerja untuk bisa bertahan hidup. 

Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023 ada 53,93% lansia terpksa masih harus bekerja baik disektor formal maupun informal.Sungguh miris sekali, Indonesia negara yang kaya dan subur namun kehidupan rakyatnya belum sejahtera. 

Kesejahteraan rakyat termasuk lansia (nenek-nenek) adalah tanggung jawab negara. Seharusnya pemerintah membuat program dan kebijakan yang dapat mensejahtrakan kehidupan lansia, berupa bantuan sosial, akses kesehatan dan lain-lain. Usianya yang tidak lagi muda seharusnya tidak didorong untuk terlibat secara langsung dalam masalah perekonomian. Apa lagi sistem kapitalis hari ini yang menekankan pada suara mayoritas dan kebebasan individu, sering kali hanya mengedepankan kepentingan individu dan oligarki, pinjaman modal dengan bunga (riba), tentu saja akan membuat nenek-nenek di bekasi semakin kesulitan. 

Lansia yang memiliki hutang riba kehidupannya akan mengalami kesulitan yang signifikan, baik secara ekonomi, psikologis atau pun spritual.Ada beberapa dampak hutang riba yang akan dialami mereka seperti:

1.Beban finansial yang berat, sistem riba membuat hutang sulit untuk dilunasi, karena bunganya terus mengalami kenaikkan, ditambah pendapatannya yang terbatas, sehingga lansia sulit untuk bisa melunasi hutang, mereka terpaksa terjebak dalam lingkaran hutang. 

2.Rentan terhadap kemiskinan, lansia yang terjerat hutang riba, cenderung tidak memiliki uang untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti untuk makan, biaya kesehatan, dan tidak memiliki tempat tinggal, sehingga akan masuk dalam kemiskinan ekstrem. 

3.Dampak psikologis ,lansia yang tidak mampu melunasi hutang riba, kesehatan mentalnya akan terganggu seperti mengalami kecemasan, stres, dan depresi. Ibadah alakadarnya tidak khusyu'. Mereka merasa malu dan tidak dihormati oleh keluarga, dan masyarakat. 

4.Ketergantungan kepada orang lain, biasanya jika mengalami situasi yang sulit lansia akan meminta bantuan pada anaknya, keluarga, dan kerabat, tentu saja hal ini bukannya menyelesaikan masalah justru menimbulkan masalah baru, hingga terjadi konflik dalam keluarga. 

Dalam Islam, praktik riba di anggap merugikan dan tidak adil, karena menciptakan ketidak seimbangan antara pemberi dan penerima dana. Kita bisa memperhatikan firman Allah berikut:

يمحق الله الربوا ويربى الصدقت والله لا يحب كل كفار اثيم 

"Allah memutuskan riba dan menyuburkan sedekah.Dan Allah Swt tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan selalu berbuat dosa ".
(Qs.Al-Baqarah [2]:276)

Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma menuturkan, ketika menafsirkan firman Allah "Allah memusnahkan riba ". Allah tidak menerima sedekah, jihad, haji dan silaturahim darinya, yaitu yang dilakukan dengan harta riba. 

Sungguh mengerikan orang yang terlilit hutang riba, belum lagi Allah juga menyatakan perang kepada orang yang menggunakan riba, na'udzubillahi .Hutang riba bukanlah solusi terbaik untuk mengatasi kesulitan finansial. 

Sistem riba dapat menyebabkan masalah sosial yang lebih besar, seperti peningkatan hutang yang sulit dilunasi.Justru ini bertentangan dengan tujuan pemberdayaan yang seharusnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

Islam juga mengajarkan bahwa transaksi ekonomi harus dilakukan dengan adil dan transparan. Sistem ekonomi Islam akan mendistribusikan kekayaan secara adil dan merata melalui mekanisme zakat, sedekah dan melarang riba. Islam akan mengurangi kesenjangan ekonomi dan memastikan kekayaan tidak hanya berputar di kalangan tertentu saja.Islam mengajarkan tanggung jawab sosial bagi yang mampu untuk membantu mereka yang kurang mampu. Sehingga tidak ada lansia yang terpaksa harus bekerja fisik dan terjerat hutang riba. 

Jika PNM Mekaar benar-benar menerapkan sistem riba, maka ada potensi ketidak adilan bagi nasabah, yang dapat membebani mereka secara finansial. Dalam ekonomi Islam terdapat banyak alternatif pembiayaan yang sesuai dengan syariat Islam, seperti mudharabah (bagi hasil), murabahah (jual beli dengan margin keuntungan yang disepakati). Pendekatan ini akan memberikan dukungan finansial tanpa melanggar prinsip-prinsip Islam

Maka jika PNM Mekaar benar-benar menggunakan sistem riba, maka perlu ada perhatian untuk mengevaluasi dan memperbaiki praktik tersebut. Agar sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam yang lebih adil dan berkelanjutan.Namun akan lebih mudah lagi jika pemerintahannya yang diganti dengan sistem Islam.
Wallahualam bissawab