-->

Gen Z: Agen Perubahan Penegakan Islam Kaffah, Harus Melek Politik

Oleh : Henise

Generasi Z (Gen Z), yang lahir antara 1997 hingga 2012, kini menjadi salah satu kekuatan utama dalam dinamika sosial dan politik global. Mereka tumbuh di tengah kecanggihan teknologi dan informasi yang melimpah, menjadikan mereka generasi yang lebih terhubung, terbuka, dan siap untuk membawa perubahan. Namun, perubahan yang mereka usung harus lebih dari sekadar inovasi teknologi atau tren gaya hidup—mereka harus menjadi agen perubahan dalam penegakan Islam secara kaffah (menyeluruh) dan memiliki kesadaran politik yang kuat untuk mengubah nasib umat dan negara.

Gen Z: Tantangan dan Potensi

Gen Z adalah generasi yang lebih terbuka dengan ide-ide progresif. Mereka lebih kritis terhadap sistem yang ada dan cenderung menuntut perubahan, baik dalam hal sosial, ekonomi, maupun politik. Di Indonesia, di mana umat Islam merupakan mayoritas, perubahan ini dapat berpotensi besar jika dikawal oleh pemahaman Islam yang kaffah. Namun, tantangannya adalah bagaimana generasi ini dapat mendalami dan mengimplementasikan ajaran Islam dalam menghadapi permasalahan yang ada, salah satunya adalah dalam aspek politik.

Gen Z sangat akrab dengan teknologi dan media sosial, yang memberikan mereka platform untuk berbagi informasi dan membentuk opini. Namun, kecanggihan ini juga dapat menjadi pedang bermata dua jika tidak diimbangi dengan pemahaman yang benar tentang Islam dan bagaimana sistem politik yang diterapkan dapat mencerminkan ajaran Islam secara kaffah. Salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh Gen Z adalah menghindari arus sekularisme yang berkembang pesat, terutama melalui pengaruh budaya global yang lebih materialistik dan liberal.

Keterlibatan Politik sebagai Kunci Perubahan

Salah satu cara Gen Z dapat berperan dalam penegakan Islam kaffah adalah dengan terlibat aktif dalam politik. Politik bukan hanya soal memilih pemimpin dalam pemilu, tetapi juga soal pengaruh terhadap kebijakan publik yang dapat menciptakan keadilan dan kesejahteraan bagi umat Islam. Negara yang menerapkan sistem sekuler, meski mayoritas Muslim, tidak dapat secara penuh menerapkan hukum dan nilai Islam. Oleh karena itu, penting bagi Gen Z untuk memiliki kesadaran politik yang tinggi dan memahami bahwa politik adalah instrumen untuk menerapkan Islam secara menyeluruh dalam kehidupan bermasyarakat.

Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi, Gen Z juga harus dapat memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk menyebarkan dakwah dan memperjuangkan nilai-nilai Islam. Mereka harus memiliki keberanian untuk berbicara mengenai penegakan hukum Islam dalam ranah publik, meski tantangan dan hambatan pasti ada. Untuk itu, pendidikan politik Islam yang sesuai dengan ajaran syariat harus ditekankan sejak dini agar Gen Z memiliki dasar yang kuat dalam menilai berbagai kebijakan politik dan bagaimana hal tersebut sejalan atau bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.

Pendidikan Politik Islam untuk Gen Z

Pendidikan politik Islam adalah landasan yang penting untuk membentuk Gen Z menjadi agen perubahan. Pendidikan ini harus mengajarkan bahwa Islam bukan hanya agama ibadah, tetapi juga sistem kehidupan yang mencakup seluruh aspek kehidupan—termasuk politik, ekonomi, dan sosial. Dengan memahami politik dalam kerangka syariah, Gen Z dapat berkontribusi untuk menciptakan sistem pemerintahan yang lebih adil, transparan, dan berorientasi pada kesejahteraan umat.

Buku-buku dan kajian tentang politik Islam seperti karya-karya Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani tentang khilafah dan sistem pemerintahan Islam dapat menjadi referensi yang sangat berguna. Mereka perlu memahami bahwa dalam Islam, negara bertanggung jawab untuk menegakkan hukum Allah (syariah) dan memastikan bahwa kebutuhan dasar rakyat seperti pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan dapat terpenuhi dengan baik. Dalam Islam, negara juga tidak akan membiarkan ada ketimpangan ekonomi atau eksploitasi terhadap pekerja. Hal ini berbeda jauh dengan sistem kapitalisme yang lebih mengutamakan kepentingan pemilik modal daripada kesejahteraan rakyat.

Membangun Negara yang Berkeadilan

Untuk mewujudkan penegakan Islam secara kaffah, Gen Z harus mengupayakan perubahan yang sistemik, yakni dengan berjuang untuk menggantikan sistem demokrasi sekuler yang ada dengan sistem pemerintahan Islam, yaitu khilafah. Dalam khilafah, seluruh kebijakan negara akan berlandaskan pada hukum syariah yang mengutamakan keadilan, kesejahteraan, dan hak-hak rakyat.

Khilafah sebagai sistem pemerintahan Islam bukan hanya tentang kekuasaan semata, tetapi juga tentang penerapan hukum Allah yang menjamin kesejahteraan umat. Gen Z harus memahami bahwa dengan mengadopsi khilafah, umat Islam dapat keluar dari belenggu sistem sekuler yang tidak memberikan ruang bagi penerapan syariah secara menyeluruh. Dalam khilafah, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi akan diprioritaskan untuk kemaslahatan umat.

Kesimpulan

Gen Z memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi agen perubahan dalam penegakan Islam secara kaffah. Mereka adalah generasi yang terdidik, kritis, dan terhubung dengan dunia global melalui teknologi. Untuk itu, Gen Z harus melek politik, memahami peran politik dalam menerapkan Islam, dan berjuang untuk menggantikan sistem sekuler dengan khilafah sebagai solusi atas berbagai permasalahan yang ada.
 
Pendidikan politik Islam menjadi kunci utama dalam membekali mereka dengan pengetahuan yang benar dan menjadikan mereka sebagai kekuatan yang dapat mengubah arah kebijakan negara demi kemaslahatan umat. Dengan komitmen yang kuat terhadap prinsip-prinsip Islam, Gen Z dapat menjadi pelopor perubahan yang lebih baik bagi masa depan Islam dan umat manusia.

Wallahu a'lam