-->

MEWASPADAI FOOD INDUSTRIES SEBAGAI BENTUK PENJAJAHAN KAPITALISME (Agar Makanan Halal jadi Berkah dan Thayyibah)


Oleh : Irawati Tri Kurnia
(Ibu Peduli Umat)

Tidak ada kaum muslimin yang tidak tahu bahwa babi haram. Begitu juga sejumlah makanan yang diharamkan lainnya dalam Islam. Tapi sangat minim pengetahuan umat Islam tentang jenis makanan halal thayyib (baik untuk Kesehatan), sehingga membuat umat terjebak pada penyakit degenerative (penyebabnya karena kekeliruan pola makan). Yang lebih memprihatinkannya lagi, ini mulai banyak menyerang anak-anak dan generasi muda. Ternyata ini pun dikondisikan oleh negara kita yang bersistem sekuler kapitalistik. Maka bermunculanlah industri-industri mamin (makanan dan minuman) berpemanis dan berpengawet, memproduksi makanan yang tidak thayyib.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa 3 dari 10 remaja Indonesia mengalami kekurangan sel darah merah atau anemia. Kondisi ini disebabkan karena tubuh kekurangan zat gizi mikro. Ini berdampak tidak produktif dan jadi kaum rebahan, karena remaja mudah mengantuk. Bagaimana bisa produktif jika mata terasa berat? (www.muslimahnews.com, 1 Juli 2024) (1). Dampaknya mengerikan. Tubuh yang tidak produktif bisa menyebabkan remaja obesitas hingga hipertensi. Dua masalah ini yang kemudian memicu timbulnya penyakit diabetes. Kini penderita diabetes semakin meluas, tidak hanya dimonopoli oleh lansia, bahkan remaja dan anak-anak pun ada (www.sehatnegeriku.kemkes.go.id, 10 Januari 2024) (2). Bahkan banyak anak-anak yang cuci darah karena gagal ginjal, akibat banyak mengkonsumsi mamin berpemanis (www.klikdokter.com, 26 Juli 2024) (3).

Maraknya penderita diabetes dan gagal ginjal dari kalangan muda bahkan anak-anak, membuat pemerintah memberikan solusi preventif dengan memberikan cukai pada mamin kemasan yang berpemanis. Tujuannya untuk nenperbaiki pola konsumsi masyarakat terhadap gula (www.cnbcindonesia.com, Rabu 28 Agustus 2024) (4). Tapi ini tak akan efektif jika tanpa ada edukasi yang massif dan ditutupnya industry makanan yang meracuni rakyat dengan memproduksi UPF (Ultra Process Food) yang minim gizi dan vitamin karena telah melalui proses pengolahan yang sangat panjang (www.alodokter.com, 12 September 2024) (5).

Semua makanan yang diproduksi pabrik adalah Ultra Processed Food (UPF). UPF adalah segala jenis makanan yang sudah melewati serangkaian proses pengolahan industri yang mengandung banyak bahan atau zat kimia tambahan. Konsumsi UPF perlu dibatasi karena bisa menyebabkan masalah kesehatan bila dikonsumsi berlebihan. UPF dalam pembuatannya diberikan berbagai macam zat aditif, seperti gula, garam, lemak tidak sehat, penyedap rasa, pemanis, pewarna, dan pengawet buatan. 

UPF mencakup segala jenis makanan instan atau mamin kemasan, seperti mie instan, teh kotak atau botolan, keripik kentang, nuget, sosis, sereal, dan masih banyak lagi. Bila dikonsumsi sesekali dan dalam jumlah sedikit, UPF sebenarnya masih terbilang aman untuk kesehatan. Namun, jika dikonsumsi berlebihan dan dalam jangka waktu yang lama, UPF bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Namun fakta pahitnya, pola makan mengkonsumsi UPF berlebihanlah yang kini terjadi di tengah masyarakat, dengan alasan kepraktisan. Ini turut memperburuk kondisi kesehatan rakyat. Dampak negatifnya bisa memicu kenaikan berat badan, meningkatkan risiko depresi, menyebabkan diabetes tipe 2, meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, memicu terjadinya penyakit ginjal, dan menyebabkan kanker.

Makan Jangan Asal Makan

Kita jangan menzalimi diri sendiri melalui makanan. Wajib memenuhi kebutuhan tubuh, bukan sekadar menuruti keinginan. Tubuh kita berhak untuk dipenuhi kebutuhannya. Kelak kita akan dimintai pertanggungjawaban akan hal ini. Tidak dipungkiri bahwa saat ini banyak sekali makanan dan minuman yang tampilannya menggiurkan. Akan tetapi, tahukah kalian bahwa ternyata kebanyakan dari jenis makanan dan minuman tersebut hanya memuaskan rasa semata? Kandungan gizi sama sekali tidak ada di dalamnya. Serba sintetis dan pastinya berbahaya bagi tubuh kita. 

Semua bentuk makanan sekarang dibentuk melalui tren. Euphoria FOMO bagi kaum netizen (Fear of Missing Out/Ketakutan Tertinggal Tren) dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis makanan. Tanpa kita sadari, kita menjadi sasaran jajahan budaya barat ala sekuler kapitalisme. Karena Food (makanan) merupakan bentuk bentuk penjajahan budaya. Kita lebih bangga makan burger daripada kurma, lebih merasa keren minum kopi Dalgona daripada kopi tubruk berpemanis madu, atau makan ayam tepung Kentucky Fried Chicken lebih kekinian daripada sop ayam buatan ibu kita. Walaupun makanannya halal, tapi tidak lepas dari tren kekinian. Kita diperbudak oleh indra perasa yang menuntut serba lebih, serba pedas, serba gurih, serba enak; padahal itu sudah menjadi bentukan rasa oleh tren makanan sejak dulu yang bersumber dari makanan yang tidak thayyib alias berbahaya bagi Kesehatan kita.

Sudah selayaknya kita mulai selektif ketika memasukkan segala sesuatu ke dalam tubuh agar memberikan manfaat. Paling utama tentu mesti terjamin kehalalannya. Apakah cukup sekadar halal? Ternyata belum cukup. Selain halal, makanan atau minuman yang kita konsumsi juga harus tayib (baik), artinya tidak menimbulkan kemudaratan.

Industry makanan yang menghasilkan makanan yang tidak thayyib ini masih langgeng karena masih diijinkan beroperasi oleh negara. Industry seperti ini akan terus berkembang, menebar racun di tengah masyarakat, karena tidak akan larangan oleh negara. Malah ironisnya, negara mengambil cukai dari mereka. Sangat khas kapitalisme, di mana industry negatif dibiarkan selama menyetor upeti yang dibutuhkan negara. Industry makanan saat ini juga merupakan bentuk penjajahan kapitalisme di bidang makanan, karena membuat kita umat Islam didikte mengikuti pola makan barat. Barat melalui kapitalisme mengajarkan makan makanan UPF agar kesehatan kita semakin memburuk sehingga mudah mereka kuasai, bahkan menjadi pangsa pasar industri medis dan kecantikan skala global.

Negara pun abai melakukan edukasi berkaitan pola makan yang sehat. Tidak ada upaya preventif/pencegahan. Terbukti walau penyakit degenerative melonjak, juga kasus penderita diabetes dan gagal ginjal pada anak dan kalangan muda pun meningkat; yang dilakukan hanya sebatas upaya kuratif (di sektor hilir) dengan meningkatkan cukai mamin berpemanis, yang faktanya tidak efektif mengurangi konsumsi masyarakat terhadap produk ini. Inilah negara kapitalisme, malas melakukan edukasi pada rakyat dan rakyat hanya dijadikan obyek eksploitasi oligarki pengusaha mamin dengan menjadikan sebagai pangsa pasar minim edukasi.

Bagaimana Solusi Islam

Secara individu, sebagai seorang muslim, kita wajib meneladani Rasulullah dalam makan. Rasulullah saw. adalah hamba Allah Swt. yang paling memperhatikan pola makannya. Beliau sangat menjaga hal tersebut. Maka tidak mengherankan jika selama hidupnya beliau saw. tidak pernah sakit, kecuali hanya dua kali saja menjelang wafatnya. 

Berkaitan adab makan, Beliau mengajarkan : membaca bismillah dan menutupnya dengan hamdalah, menggunakan tangan kanan, memakan makanan yang paling dekat dengan dirinya, tidak tergesa-gesa, dan makan minum yang halal dan thayyib (baik). Rasulullah saw. hanya makan dan minum sesuatu yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi tubuh, serta kaya akan gizi dan nutrisi. Bahasa kekiniannya adalah real food/Clean Eating/Raw Food. Hanya makanan asli, bukan makanan olahan yang dimakan oleh Rasulullah saw; yakni kurma, madu, daging, gandum, dan lain sebagainya.

Makanan Real Food ini akan melawan eksistensi UPF yang merugikan tubuh dan tidak thayyib. Jika semakin banyak yang sadar mamin (makanan dan minuman) tidak sekedar halal tapi harus thayyib, maka eksistensi food industries yang banyak bermunculan memproduksi UPF bisa ditekan. Ini akan mengubah peta industry yang akan tumbuh. Dampaknya industri lainnya yang akan bermunculan. Maka di sinilah Khilafah hadir akan mempertegas aturan bentuk industri yang diperbolehkan berdiri adalah yang tidak bertentangan dengan Syariat. 
Khilafah akan mengarahkan industri berat untuk tumbuh dan berkembang daripada industri lainnya, karena tujuan utama Khilafah adalah untuk mengemban dakwah ke seluruh dunia yang membutuhkan kekuatan militer untuk menaklukkan wilayah lain agar tunduk pada Islam. Sehingga yang berkembang adalah industry alutsista dan persenjataan perang, seperti industry pesawat, tank, bom nuklir; atau sejumlah alat senjata agen rahasia untuk memata-matai musuh seperti perangkat penyadapan dan pemantauan, senjata api khusus, perangkat komunikasi khusus, alat penyamaran dan pengalih perhatian, racun serta obat (Media Umat, Senjata Rahasia oleh Prof Fahmi Amhar, edisi 368, 18-31 Oktober 2024). Khilafah wajib mendirikan industri yang menghasilkan sesuatu untuk menakut-nakuti musuh. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Anfal ayat 60, yang berbunyi : 
"Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; tetapi Allah mengetahuinya".

Pola makan Real Food pun bisa berkontribusi mencegah pencemaran lingkungan. Menurut Ahli Gizi dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta Ulva Rezatiara dalam majalah Tempo edisi 8-14 Juli 2024, secara tidak langsung pola makan ini ikut menjaga kesehatan bumi karena minim sampah kemasan makanan. Penggunaan bahan kimia pestisida yang dapat mencemari air, tanah, dan udara juga bisa berkurang karena akan banyak orang memilih makanan organik; agar bisa menjalankan pola makan Real Food.

Khotimah 

Maka marilah kita memakan makanan halal yang thayyib. Salah satu caranya dengan mengikuti pola makan Rasul “Real Food”. Insya Allah tubuh akan sehat dan dampaknya kita akan mempunyai energi yang berlimpah untuk berjuang di jalan Islam dan di jalan dakwah. Hanya dengan penegakan Islam kafah dalam naungan Khilafahlah, penyakit degeneratif akan bisa ditekan dan terbentuklah umat Islam unggulan “Khairu Ummah” yang sehat jasmani dan Rohani.
Wallahualam Bisawab


Catatan Kaki :

(1) http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/blog/20240110/5344736/saatnya-mengatur-si-manis/
(2) https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-anak/alasan-anak-kecil-cuci-darah?srsltid=AfmBOoofK-nHr44Jo-T1u0TzLZropQNTPcqPen_6ABVFWaeAzNaedtnB
(3) https://muslimahnews.net/2024/07/01/30623/
(4) https://www.cnbcindonesia.com/news/20240828081642-4-566956/minuman-berpemanis-bakal-kena-cukai-berapa-tarifnya
(5) https://www.alodokter.com/ultra-processed-food-ini-6-dampaknya-jika-dikonsumsi-berlebihan
(6) https://www.detik.com/properti/berita/d-7432071/indonesia-darurat-sampah-makanan-hampir-50-juta-ton-ini-akar-masalahnya