-->

Peran Perempuan Tergerus Ide Kesataran Gender

Oleh: Susi Ummu Musa 

Belakangan ide kesetaraan gender yang terus digaungkan pemerintah terlihat sangat apik dan memiliki kesan berkelas, pasalnya dikatakan bahwa peran perempuan sangat dibutuhkan dalam kemajuan dan pencapaian suatu bangsa menuju kesejahteraan.

Jika di baca sekilas memang  ini adalah sebuah ide yang bagus untuk mengikuti perkembangan zaman yang serba konsumtif.

Namun ada sisi lain yang perlu penjabaran dan pemahaman terkait ide yang diluncurkan oleh pemerintah ini.

Pada peringatan Hari Perempuan Internasional atau Internasional Women's Day (IWD) tahun ini, PBB mengambil tema " Berinvestasi pada perempuan: Memperkuat Kemajuan". Badan perdamaian dunia itu mengharapkan perempuan bisa membantu mewujudkan kesejahteraan dunia.(Muslimah News)

Pandangan Keliru Terhadap Peran Perempuan 

Dewan PBB yang tampak hari ini adalah lembaga besar dunia yang mengatur segala persoalan terkait perkembangan dunia, salah satunya menyasar kaum perempuan yang dianggap  cukup mampu memberikan kontribusi bagi  kemajuan bangsa.

Namun hal ini menjadi sangat berbahaya bagi keberlangsungan zaman dan menjadikan perempuan keluar dari tugas dan fungsi sebagai pendidik bagi anak anaknya dirumah.

Seorang perempuan yang secara fitrah diciptakan Allah swt adalah makhluk yang lemah lembut, penuh kasih sayang namun tak luput dari kepintarannya dalam meri'ayah rumah tangganya haruslah diberikan tempat atau ruang paling nyaman didalam rumahnya.

Tugas nya sebagai pendidik bagi anak-anak nya dan pengatur rumah tangganya. Tanpa harus perlu bersusah payah keluar rumah untuk membantu mencari nafkah.

Coba kita perhatikan saat ini begitu banyak kaum perempuan yang terlibat ke dunia pekerjaan, hampir semua lini perempuan menduduki jabatan yang bukan kaleng kaleng, dengan predikat "wanita karier" akhirnya mereka lupa dengan peran dan kewajiban nya sebagai seorang istri dan ibu.

Dari mulai tuntutan hidup yang serba hedonistik, ikutan tren kekinian, jabatan tinggi dan berbagai tekanan yang memaksa mereka bekerja yang pada akhirnya muncullah kepermukaan tindak KDRT, Perceraian tinggi, perselingkuhan,anak kehilangan kontrol orang tua.dll

Tidak lain ini lah dampak yang terjadi jika perempuan dijadikan investasi untuk mendongkrak kemajuan dan kesejahteraan bangsa.

Kapitalisme Penjerat Sebenarnya 

Berbagai solusi yang telah banyak dijalankan untuk kemajuan dan kesejahteraan nyatanya tidak memberikan jalan keluarnya, malah menambah titik masalah yang bercabang cabang, begitulah jika aturan yang dijalankan tidak sesuai dengan aturan islam.

Hal ini yang masih menjadi pertarungan dijagad maya terkait segala problematika yang ada tak berkesudahan. Mereka mengkesampingkan dampak lain dari ide ide yang dibuat.

Sama sekali nol prestasi dan solusi. Padahal yang harus diketahui bersama bahwa segala macam problematika umat yang menjerat ialah penerapan sistem kapitalisme sekuler.

Dari sinilah akar masalahnya bukan dengan menjadikan perempuan sebagai roll model pendongkrak ekonomi yang dilegalkan dewan PBB.

Jika ingin merubah perekonomian rakyat maka kembalikan sistem ekonomi kapitalisme ke sistem ekonomi islam yang jelas.

Bukan seperti hari ini semua  yang terlihat bisa dijadikan cuan diambil oleh pemilik modal untuk menikmati keuntungan bersama kelompoknya.

Maka inilah letak kejanggalan disistem kapitalisme yang diterapkan saat ini, yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin sengsara. 

Kembali kepada Islam 

Sudah saatnyalah kita berpikir kritis menyelami setiap masalah yang menimpa bangsa ini maupun bangsa lain, bukan berarti bangsa yang maju yang menerapkan sistem kapitalisme mereka sejahtera dan kaya. Justru mereka sedang diambang ketakutan, ya takut ambruk, miskin, hilangnya keberlangsungan manusia akibat ide childfree dll.

Mereka adalah negara negara yang mengaku kuat dan maju namun mereka rapuh. Maka apakah kita harus mempertahankan sistem ini? Tidak! Ada sistem yang lebih baik dari kapitalisme yaitu sistem islam.

Sistem yang pernah berjaya pada masa itu selama kurang lebih 1800 tahun hingga akhirnya mengalami dekadensi dan jatuh tepatnya 3 maret 1924.

Sistem islam itu mengembalikan fungsi aturan kepada syara' bukan manusia, semua diatur dengan konsep Islam yang sesuai dengan perintah Allah dalam Al-Qur'an, hadist ijmak sahabat maupun qias, sehingga pengaturan itu memang adil dan dirasakan oleh seluruh umat baik itu muslim maupun non muslim.

Perempuan juga akan terjaga dari fitnah, kemuliaan dan kehormatannya melebihi permata yang benar benar dalam pantauan, sehingga peran perempuan fokus pada keluarga untuk anaknya dan suaminya.

Maka dari situlah peran perempuan akan muncul sebagai pencetak generasi bagi anaknya untuk kemajuan bangsa. Lahirlah anak anak yang akan membawa perubahan besar bagi negri dan dunia.

Tidak hanya itu pengembalian aturan sistem pemerintahan islam tak terlepas adanya suatu negara yakni khilafah yang dipimpin Seorang kholifah yang adil dan bijaksana.

Maka mulailah untuk beranjak dari sistem rusak ini menuju ke sistem islam yang kaffah.

Wallahu a lam bissawab