-->

Sinergi Berantas Korupsi, Ilusi Dalam Negeri Kapitalis

Oleh: Lestia Ningsih S.Pd

Kesulitan dan himpitan hidup masyarakat semakin rumit. Masalah demi masalah semakin bertambah tanpa solusi untuk mengakhiri tragedi. Kini masyarakat semakin gerah dimana himpatan hidup yang kian hari semakin rumit namun penguasa hadir bukannya mengurusi rakyat namun menipu rakyat dengan korupsi.

Dunia sedang tidak baik-baik saja, sebab korupsi menjadi masalah besar yang tidak mampu dibrantas. Lalu cukupkah dengan seremonial dan slogan-slogan anti korupsi?

Dirangkum dari laman KPK, tahun ini Hakordia mengusung tema “Sinergi Berantas Korupsi, Untuk Indonesia Maju”. Dengan mengusung tema tersebut, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ingin mengikutsertakan peran masyarakat untuk berpartisipasi. (RRI.co.id. 9/12/23)

Mengenai tema Hakordia, melihat mekanisme pemberantasan korupsi dinilai seperti ilusi. Sebab antara teori dan realita jauh berbeda. Masih ingat bagaimana nasib mereka yang berani menyampaikan kebenaran dan berupaya mengungkap kasus korupsi? Sungguh tragis, contohnya Noval Baswedan yang disiram air keras hingga merusak mata beliau dan disaat yang sama beliau sedang mengungkap kasus korupsi. Hal ini terjadi sebagai ancaman bagi mereka yang berani mengungkap kasus korupsi berarti berani mati. Tidak hanya itu mereka yang terus kekeh menyampaikan kebenaran maka akan disingkirkan dari jabatannya.

Lalu bagaimana masyarakat bisa berpartisipasi dalam mengungkap kasus korupsi yang sudah mengakar dinegeri ini jika bersuara saja mereka akan dibungkam dan diancam. Ditambah hukum yang tidak adil, bukannya menghukum koruptor tetapi sebaliknya malah menjebloskan pelapor.

Penghapusan korupsi dalam sistem kapitalisme mustahil diberantas, karena sistem politiknya yaitu demoktrasi meniscayakan adanya praktek korupsi mengingat adanya politik transaksional berbiaya tinggi. Mereka butuh mengembalikan modal yang telah dihabiskan pada masa pemilihan. Karena itu mustahil pemberantasana korupsi dalam sistem hari ini.

Beginilah sistem kapitalis yang ditopang oleh akidah sekulerisme yang menjadikan integritas seseorang hanyalah materi dan manfaat semata. Tipisnya iman dan hati nurani menjadikan kalap ketika memangku kekuasaan. Nasib negeri ini, bahkan dunia tidak akan berubah sama sekali bahkan bisa semakin suram jika terus dalam sistem rusak ini. Lalu, adakah solusi lain?

Islam memiliki mekanisme yang jelas dalam memberantas korupsi  bahkan juga aspek pencegahan. Pencegahan kasus korupsi dalam sistem Islam dilakukan sebagai berikut ; 1) Menanamkan ketaqwaan individu, bagi setiap muslim dan terutama para pemimpin. 2) kontrol masyarakat, dengan adanya Amar makhruf nahi mungkar maka disini negara Islam akan membentuk majelis umat untuk menyampaikan kritik dan saran dari umat untuk penguasa. 3) adanya negara dengan menerapkan sistem Islam secara kaffah, artinya negara mengaplikasikan hukum syariat Islam secara totalis tanpa memandang bulu. Artinya jika terjadi pelanggaran negara hadir dengan menegakkan keadilan bagi mereka yang melanggar hukum syariat Islam baik rakyat biasa bahkan penguasa.

Luar biasanya Islam, sistem yang menguasai 2/3 dunia dengan satu kepemimpinan selama 13 abad lebih lamanya mampu mensejahterakan umat manusia dalam naungan negara islam. Sebab Akidah Islam mampu menjadikan setiap mukmin yang menganutnya menjadi pribadi yang berintegritas tinggi yang artinya pemimpin-pemimpin dalam sistem Islam mereka juga  memiliki integritas Islam yang kuat  yang menjadikan mereka memimpin dengan keimanan dan ketaqwaan yang luar biasa. 

Dengan pandangan akidah Islam inilah yang menjadikan setiap penguasa, para aparatur negara dan setiap jiwa kaum muslim takut untuk korupsi. Sebab tujuan dan nilai hidup mereka bukan manfaat atau materi melainkan ridho Allah SWT. Mereka akan senantiasa melakukan apa yang Allah perintahkan dan meninggalkan apa yang Allah larang.

Allahu a'lam bishowab...