-->

KDRT Cermin Keluarga Sekuler


Oleh: Susi Ummu Musa 

Menjalani biduk rumah tangga bukanlah perkara mudah seperti yang dibayangkan saat sebelum menikah.

Ada hal yang perlu  ditekankan bahwa pernikahan itu banyak suka duka dan akan bernilai ibadah jika saling memahami antara suami istri. 

Bukan hanya bermodal cinta dan harta untuk membangun pernikahan yang harmonis dan langgeng hingga maut memisahkan.

Mungkin jika bicara pernikahan saya sebagai penulis masih fakir ilmu, banyak para ahli yang lebih baik dalam membahas masalah pernikahan ini.

Disini saya hanya memberikan opini terkait masalah KDRT dalam sebuah pernikahan yang belakangan  terus marak terjadi di masyarakat luas.

Sebab Kekerasan dalam rumah tangga yang kerap terjadi sangat miris untuk dikulik mengingat sampai menghilangkan nyawa seseorang.

Jika melihat dari berbagai media sosial atau televisi ternyata ada alasan hingga KDRT itu muncul, misalnya seperti perselingkuhan, emosi yang tidak terkendali, dan yang paling kuat adalah masalah ekonomi.

Dari beberapa faktor tadi mungkin masih banyak yang lain yang dapat memicu terjadinya KDRT.

Harapan besar mendambakan keluarga harmonis yang saling menghargai dan menyayangi seakan hanya mimpi belaka jika tidak dibarengi dengan suasana keimanan yang kokoh.

Tanggungjawab seorang Kepala rumah tangga memanglah berat, apalagi ditengah arus sistem kapitalisme sekuler ini, banyak pernikahan yang terjadi jauh dari kesan islami.

Keduanya menikah ya karna  sudah berumur atau ingin hidup normal seperti yang lain memiliki keluarga.

Tapi Tanggungjawab terhadap amanah yang diberi dilupakan begitu saja, 

Bagaimana seorang ayah yang tidak bisa mendidik istri dan anaknya terkait perkara sholat, bahkan ayahnya sendiri tidak tahu  mengerjakan sholat, kemaksiatan yang dilakukan dilihat wajar bahkan mereka tidak merasa berdosa meninggalkan perkara perkara yang sudah ditetapkan dalam syariat Islam.

Seorang istri yang tidak menutup auratnya, gemar mengambil uang riba, atau suami yang bermain judi online, mabuk, hingga berzina seakan menjadi kebiasaan yang dianggap sepele ditengah keluarga sekuler ini.

Memisahkan agama dari kehidupan adalah bagian dari sistem yang diterapkan saat ini sehingga memicu terjadi berbagai konflik internal yang menghilangkan peran seorang muslim sejati yang seharusnya tunduk patuh kepada Allah swt, namun sebaliknya apa yang dilakukan oleh umat hari ini adalah dosa besar yang tidak disukai  Allah swt.

Maka tak heran jika kasus KDRT yang terjadi akibat dari tidak pahamnya umat dengan hak hak dan kewajiban terhadap amanah yang diberi.

Lemahnya aqidah membuat banyak orang tidak mampu menahan diri dari hawa nafsu untuk melakukan KDRT padahal yang dia lukai adalah keluarga nya sendiri.

Seharusnya mendapatkan kasih sayang dan perhatian tapi sebaliknya mereka menjadi sasaran emosi yang 

sifatnya sementara.

Inilah cermin sekulerisme yang selalu menghantui siapa saja yang jauh dari nilai agama.

Maka hal yang perlu untuk diketahui adalah kembali kepada aturan islam yaitu sistem islam yang sahih berasal dari Allah swt.

Penerapan aturan secara praktis yang dilakukan oleh negara.

Peran negara sangat penting dalam kehidupan masyarakat, sebab kesejahteraan dan keadilan yang akan didapatkan karna negara bertanggung jawab atas seluruh rakyatnya baik muslim maupun non muslim.

Kebutuhan sandang, Pangan dan Papan dijamin oleh negara apalagi masalah penjagaan aqidah.

Pendidikan, Kesehatan dan sarana umum lainnya disediakan untuk rakyat secara gratis dan dibukanya lapangan pekerjaan bagi rakyat.

Maka rakyat akan hidup sejahtera dalam kedamaian tidak akan ada lagi rakyat yang kesusahan.

Sehingga masalah KDRT tidak akan timbul karna disebabkan faktor tertentu.

Wallhu a lam bissawab