-->

Islam Wujudkan Ibu Hebat Pencetak Generasi Kuat


Oleh : Dinda Kusuma W T

Tidak akan ada yang menyangkal bahwa ibu adalah jantung kehidupan. Ia merupakan tiang bagi tiap peradaban. Tidaklah berlebihan jika dikatakan generasi kuat, masyarakat kuat dan negara yang kuat berasal dari ibu yang hebat.

Sayangnya, peran ibu saat ini kerap dipandang sebelah mata dan telah bergeser jauh dari fitrahnya. Perempuan yang memilih menjadi ibu rumah tangga seutuhnya, sering dipandang sebelah mata, dianggap beban sebab tidak menghasilkan cuan.

Beratnya perjuangan perempuan disaat mengandung selama 9 bulan lalu melahirkan dengan bertaruh nyawa, semakin terbebani ketika datang celah cibiran-cibiran kejam yang mengomentari fisik ibu, fisik sang buah hati dan cara pengasuhannya.

Kurangnya energi positif ataupun support system yang didapat dari keluarga ataupun lingkungan dapat menjadi celah bagi sang ibu mengalami gangguan mental yang berkepanjangan. Sindrom baby blues pun alhasil mudah menjangkiti ibu.

Lebih lagi, dalam dunia kapitalis seperti sekarang, ekonomi menjadi satu hal yang paling diperhatikan. Bahkan perempuan dilirik sebagai penopang ekonomi negara. Eksploitasi perempuan yang berlindung di balik kedok pemberdayaan adalah masalah kompleks yang sering kali sulit dikenali.

Praktik ini memanfaatkan keinginan perempuan untuk mandiri dan berkembang, namun pada kenyataannya hanya demi keuntungan pihak lain, yaitu kaum pemilik modal. Faktanya, hal ini justru mengukuhkan struktur ketidaksetaraan yang ada.

Dalam beberapa kasus, ekploitasi perempuan dalam dunia kerja menjadi sangat mengerikan. Karena dipandang lemah, pekerja perempuan seringkali diperlakukan semena-mena. Banyak diantara mereka diberi upah lebih kecil, menjadi sasaran intimidasi bahkan mengalami penindasan dan pelecehan di tempat kerja.

Sungguh era saat ini sangat kejam bagi perempuan. Kerinduan terhadap kehidupan Islam yang memuliakan perempuan makin tak terbendung. Kapitalisme jelas sebuah sistem yang dzalim, yang harus segera disudahi dengan penerapan sistem Islam.

Islam sangat memuliakan perempuan. Segala syariat dan hukumnya apabila diterapkan dengan benar tidak akan menimbulkan rasa tertekan atau terdzalimi, sebaliknya perempuan akan merasa diperlakukan mulia sebagaimana fitrahnya.

Perempuan pun bisa berperan di tengah masyarakat sesuai dengan keahlian yang ia miliki tanpa meninggalkan kewajiban utamanya sebagai ibu dan pengurus rumah tangga. Syariat islam memastikan segalanya berjalan seimbang tanpa ada yang merasa diperlakukan tidak adil. Apabila selama ini syariat islam dipojokkan itu hanya propaganda kaum kapitalis sekuler untuk melemahkan islam dan menjauhkan umat islam dari agamanya.

Misalnya tentang cara berpakaian, islam mewajibkan perempuan yang keluar rumah untuk menutup auratnya dengan sempurna, yaitu memakai jilbab (baju terusan panjang) dan kerudung menutup dada, adalah untuk menjaga aurat perempuan. Mencegah gangguan laki-laki yang bukan mahram. Namun, aturan ini dipropagandakan oleh kaum kapitalis sekuler sebagai aturan yang membatasi kebebasan perempuan. Padahal faktanya, perempuan yang tidak menjaga auratnya rawan terhadap tindakan kejahatan. 

Contoh lain misalnya tentang larangan wanita bekerja. Digaungkan bahwa syariat islam melarang perempuan untuk bekerja diluar rumah, namun bukan demikian kebenarannya dalam syariat islam. Islam tidak melarang perempuan bekerja, justru islam mewajibkan seseorang untuk mengamalkan ilmu yang dia miliki. 

Bekerjanya perempuan dalam islam bukan untuk melakukan kewajiban menafkahi keluarga, tetapi untuk mengamalkan ilmu dan keahlian yang dimiliki. Tentunya, bekerja bagi perempuan tidak boleh sampai meninggalkan kewajibannya sebagai istri dan ibu rumah tangga.

Berbeda dengan yang terjadi saat ini dalam sistem kapitalisme. Perempuan di eksploitasi demi keuntungan kaum kapitalis. Inilah tujuan sebenarnya propaganda sesat terhadap syariat islam oleh kapitalis sekuler, yaitu mengeksploitasi SDA dan SDM demi keuntungan pribadi. 

Alih-alih dilindungi, sistem kapitalisme berasumsi bahwa perempuan mampu menjamin pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan serta meningkatkan daya beli masyarakat. Perempuan dituntut ikut andil dalam menyelesaikan problem kemiskinan agar masyarakat tetap memiliki kemampuan daya beli.

Demi misi ini kapitalisme menggandeng ide kesetaraan gender untuk memoles kepentingannya seakan menjadi perjuangan pembebasan perempuan. Masih banyak lagi syariat islam yang sebenarnya sempurna namun dipropagandakan sebaliknya, yaitu bahwa syariat islam kejam dan melanggar hak asasi manusia. 

Maka, perlu penerapan hukum Islam secara kaffah dalam institusi pemerintahan Islam yang dipimpin oleh kepemimpinan tunggal yaitu Khilafah. Khilafah adalah sistem pemerintahan islam yang menyatukan seluruh umat islam di dunia, dengan demikian sistem ini memiliki kekuatan besar untuk melindungi seluruh rakyatnya, khususnya perempuan yang memang diciptakan oleh Allah sebagai makhluk mulia yang harus dilindungi. Hanya Islam yang mampu membentuk ibu hebat dan mencetak generasi-generasi kuat. Wallahu a'lam bishawab.