-->

Kapitalisme Merusak Potensi Generasi Muda

Oleh : Ida Nurchayati

Generasi muda adalah aset sekaligus harapan bangsa. Dipundaknya tergantung estafet kepemimpinan bangsa. Namun sayang potensi yang luar biasa ini dibajak sistem kapitalisme yang menjadikan pemuda sebagai pangsa pasar demi kerakusan oligarki.

Tekanan ekonomi juga angka pengangguran yang cenderung meningkat menjadi lahan bisnis dalam sistem kapitalisme. Pemuda dengan ekonomi terbatas mudah disasar iklan judol dan pinjol karena kerja algoritma menjadi solusi praktis. 

Riset Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) menemukan sebanyak 58 persen Gen Z memanfaatkan pinjaman online (pinjol) untuk kebutuhan gaya hidup serta hiburan (Kompas.com, 28/11/2025).

Data ini memperkuat temuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mencatat sejak Januari hingga Mei 2025, akumulasi kredit layanan pay later yang disalurkan perbankan mencapai Rp21,89 triliun. Angka ini mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 25,41% secara tahunan (katadata.co.id, 8/7/2025)

Kegagalan Sistem Kapitalisme

Sistem ekonomi kapitalisme meniscayakan kapital dimiliki segelintir pemilik modal sehingga rakyat hanya berebut tetesan kue ekonomi. Sistem ini akan melahirkan kesenjagan ekonomi sementara penguasa hanya berfungsi sebagai regulator dan fasilitator. Kesenjangan serta himpitan ekonomi yang lahir dari sistem Kapitalisme mendorong sebagian anak muda terjerumus ke judol dan pinjol sebagai jalan pintas. Solusi praktis diambil tanpa peduli halal dan haram. Inilah kerusakan sistem kapitalisme sehingga merusak potensi dan akhlak generasi muda.

Negara gagal melindungi generasi dari serbuan pinjol dan judol. Nilai-nilai sekuler yang memisahkan peran agama dalam kehidupan dan gaya hidup materialis dalam sistem pendidikan dan lingkungan masyarakat yang abai membuat generasi rentan pada tindakan spekulatif dan berisiko. Standar kebahagiaan adalah manfaat, orientasi hidup demi mendapatkan materi sehingga mengabaikan batasan aturan kehidupan yang berasal dari Allah SWT.

Kondisi ini diperparah dengan sistem ruang digital yang dikuasai logika Kapitalisme menjadikan platform (lewat algoritmanya) berfokus pada kebiasaan, bukan keselamatan pengguna. Ketika user megakses satu konten misal pinjol atau judol maka konten ini akan muncul terus dilayar pengguna sehingga pengguna akan nyaman berlama-lama didepan gawainya. Tanpa disadari hal tersebut akan mempengaruhi gaya hidupnya. Yakni tontonan dengan konten adiktif dan distruktif menjadi tuntunan hidup. Mesin algoritma didisain semata-mata demi mendapatkan keuntungan bagi oligarki digital dengan menjadikan generasi muda sebagai pangsa pasarnya. Inilah bukti nyata kerusakan sistem kapitalisme. Masih layakkah untuk dipertahankan?

Islam Menjaga Fitrah Generasi

Islam adalah mabda yang memiliki sistem yang terpancar untuk mengatur kehidupan. Islam ketika diterapkan secara kaffah akan menebarkan rahmat bagi seluruh alam. Penguasa dalam sistem Islam berfungsi sebagai ra'in yakni penggembala yang bertanggungjawab atas seluruh rakyatnya. Sistem ekonomi Islam menjamin kesejahteraan seluruh rakyatnya (individu per individu), termasuk generasi. Seorang penguasa harus memastikan bahwa kebutuhan pokok individu rakyat yakni sandang, pangan dan papan terpenuhi. Kebutuhan pokok komunal berupa pendidikan, kesehatan dan keamanan menjadi tanggung jawab negara. Jaminan kesejahteraan akan mengeliminasi maraknya judol maupun pinjol.

Islam mampu menjamin kesejahteraan karena membagi kepemilikan menjadi tiga yakni kepemilikan umum, kepemilikan negara dan kepemilikan individu. Sumber daya alam yang melimpah, baik dari tambang maupun hutan dan lautan, termasuk kepemilikan umum, menjadi sumber pemasukan utama baitul mal. Ditambah dengan pemasukan dari kepemilikan negara seperti fa'i, jizyah, kharaj, ushyr dan sebagainya sehingga negara Islam mampu menyejahterakan rakyatnya. Ketika rakyat sejahtera maka rakyat tidak mudah tergiur dengan iklan judi maupun pinjaman online, terlebih kedua hal tersebut diharamkan oleh Islam sehingga negara akan memblokir situs-situs tersebut.

Negara wajib menyelenggarakan sistem pendidikan Islam berbasis akidah Islam untuk membentuk generasi berkepribadian Islam sehingga berakliyah dan bernafsiyah Islam. Generasi yang menyandarkan perbuatannya pada halal-haram, bukan manfaat materi. Generasi muda Islam memahami visi dan misi kehidupan sebagai hamba Allah dan khalifah fil ardh. Tujuan hidupnya meraih keridhaan Allah SWT. Dorongan ini yang menjaga generasi muda dalam ketaatan dan tidak mudah tergiur dengan tawaran judol dan pinjol.

Berbeda dengan sistem kapitalisme yang membangun infrastruktur digital untuk meraup keuntungan segelintir oligarki. Maka dalam Khilafah infrastruktur digital dibangun di atas paradigma Islam, yakni sebagai sarana dakwah, menyeru kepada kebaikan dan sebagai sarana propaganda kebesaran dan kemuliaan Islam. Platform digital seperti ini mampu melindungi generasi dari konten merusak, normalisasi maksiat, dan kriminalitas seperti pinjol dan judol.

Sistem Islam menjamin bahwa generasi muslim harus memahami identitasnya sebagai muslim terikat dengan syariat Islam. Generasi muda adalah bagian pembangun peradaban Islam. Dibentuk melalui pembinaan Islam secara intensif dan aktivitas dakwah bersama kelompok dakwah Islam ideologis. Inilah peran strategis generasi muda Islam sehingga fitrah generasi senantiasa terjaga.

Wallahu a'lam