-->

Palestina Terancam Penguasa Tetap Bungkam

Oleh: Nasya Aurel (Santriwati Ma`had Alizzah Tadukan Raga)

Sejak 1948 hingga kini, 75 tahun lamanya Palestina terjajah dan terus berkanjut. Ketika akhirnya  Serangan mendadak HAMAS dari Gaza kearah kaum Yahudi membuat banyaknya korban jiwa, ratusan orang-orang Yahudi yang diantaranya para tentara mereka. Namun hal itu belum sepadan dengan apa yang mereka lakukan selama ini.selama 75 tahun ,sudah berapa juta nyawa  yang hilang akibat agresi yang Israel lakukan.

Faktanya  kaum Yahudi terus-terusan secara brutal  membombardir Palestina sehingga korban yang berjatuhan bukan hanya dari pihak Hamas, namun warga Palestina yang tidak berdosa terdiri dari bayi, anak-anak, kaum wanita dan lansia banyak yang  yang tewas akibat serangan tersebut hingga mencapai 770 warga yang termasuk didalamnya 140 anak anak dan 120 wanita dan akan terus bertambah. Ditambah lagi dengan adanya kabar bahwa Amerika serikat mengirim bantuan untuk Israel dalam menjajah Palestina. Sedangkan dari pihak Palestina lagi lagi tidak ada bantuan militer sama sekali.

Negara-negara Arab dan Islam tidak bertindak sedikitpun layaknya pengecut. Mereka hanya berani mengecam dan menyeru kepada kedua belah pihak untuk saling berhenti menyerang. Dengan terus membiarkan pasukan mereka berdiam diri dipos mereka.

Ketika Negara Khilafah masih berdiri, Syam adalah bagian dari negara Kekhilafahan. Namun setelah runtuh ditahun 1924, Syam terdiri dari Yordania, Suriah , Libanon dan Palestina didalamnya,oleh karna itu haram bagi tanah Palestina yang suci disentuh oleh Yahudi apalagi dijajah oleh mereka.

Rasulullah SAW memuji negeri Syam. Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « طُوبَى لِلشَّامِ طُوبَى لِلشَّامِ. قُلْتُ: مَا بَالُ الشَّامِ. قَالَ: الْمَلَائِكَةُ بَاسِطُو أَجْنِحَتِهَا عَلَى الشَّامِ » [أخرجه أحمد]

“Berbahagialah bagi (penduduk) Syam, beruntunglah bagi (penduduk) Syam”. Aku bertanya apa alasannya? Beliau menjawab, “(Karena) para malaikat mengepakan sayap (menaungi) negeri Syam. HR at-Tirmidzi no: 3954. Ahmad 35/483 no: 21606.

Negri Syam juga adalah negri para nabi dalam sabda Rasulullah Saw menjelaskan 

 "Para nabi tinggal di Syam. Tidak ada sejengkal pun kota Baitul maqdis kecuali seorang nabi atau malaikat pernah berdoa atau berdiri disana."( HR At-Tirmidzi )

Di palestina juga terdapat mesjid al Aqsha mesjid yang merupakan kiblat pertama kaum muslim yang juga merupakan temapat singgah perjalanan isra mi'raj nabi Muhammad,wilayah sekitarnya juga tempat yang Allah berjanji . Dalam sabda Rasulullah Saw

    { اىتوه فصلوا فيه فان صلاة فيه كالف صلاة فيما سواه}.

Datangilah masjid Al aqsha. Lalu shalat lah di dalam nya, karena sesungguhnya shalat di sana seperti seribu kali shalat di tempat lain. (H.R Ahmad).

Selain masjid Al Aqsha, Al quds  "masjid yang berada di Syam" juga merupakan tanah ibu kota khilafah juga merupakan masjid yang dimuliakan. Sebagaimana sabda nabi dalam HR. Ibn Asy syakir dijelaskan: " Perkara ini (khilafah) akan ada sesudahku di Madinah, lalu  di Syam, lalu di Jazirah, lalu di Iraq, lalu di Madinah, lalu di Al quds (Baitul maqdis). Jika khilafah ada di Al- quds, pusat negerinya akan ada di sana dan siapa pun yang memaksa ibu kotanya keluar dri sana(Al quds), khilafah tak akan kembali ke sana selamanya."

Terikatnya kaum muslim dan Palestina dan Yerusalem karena 2 alasan, yaitu: Pertama, karena wilayah Yerussalem telah menjadi bagian dari negeri negeri Islam, dengan status sebagai tanah khazroj Sejak era Kholifah Umar bin Khattab. Yang mana pada tahun 637 M. Setelah peperangan yang berangsur-angsur, akhirnya sophronius, uskup Yerussalem, menyerahkan kunci kota Yerusalem kepada Kholifah Umar bin Khattab secara langsung.

Alasan kedua ialah, kaum muslim terikat dengan kaum Nasrani Yerussalem untuk melindungi negeri Yerussalem- Palestina dalam perjanjian umariyah. Yang didalam nya Kholifah wajib memberi jaminan kepada kaum Nasrani baik harta, jiwa,dan ibadah mereka. Khalifah juga diminta untuk tidak mengizinkan orang orang Yahudi tinggal bersama kaum Nasrani dan kaum muslim di Yerusalem. Khalifah Umar menyetujui dan menjamin tidak ada satupun orang Yahudi yang lewat ataupun bermalam diwilayah tersebut,dan perjanjian ini terus mengikat kaum muslim hingga saat ini.

  Dikarenakan hal ini lah haramnya membiarkan kaum Yahudi terus menjajah dan ingin menduduki Palestina. Namun para penguasa Arab dan penguasa yang bermayoritas Islam malah mengakui keberadaan Israel dan bekerjasama dengan mereka. Bahkan mereka bungkam dengan semua yang terjadi di Palestina hari ini. 

Para penguasa itu harusnya bukan hanya sekedar membantu dalam bentuk materi saja, namun  wajib membantu mereka dengan mengirimkan pasukan militer untuk membebaskan tanah Palestina, tanah ummat Islam. Karena jihad merupakan amalan yang paling utama dalam membela kaum muslimin. Sebagimana Rasulullah SAW bersabda:

 موقف ساعة في سبيل الله خير  من قيام ليلة القدر عند الحجر الأسود 

Artinya: berjaga satu malam di Medan perang fi Sabilillah adalah lebih baik daripada menghidupkan Lailatul Qadar di dekat hajar Aswad ( HR Ibnu hibban dan Al Baihaqi )

Karena itu, inilah yang menjadi kewajiban bagi penguasa dinegeri-neegri kaum muslimin. Merekan harusnya tidak hanya beretorika atau hanya mengecam belaka. Harusnya yang dilakukan adalah mengirimkan bala tentara militer untuk membantu rakyat Palestina menghadapi penjajah Israel.  Namun semuanya itu tidak akan sepenuhnya terwujud ketika semua negeri kaum muslim masih hidup dalam kungkungan system kapitalisme sekuler, karena sekuler tidak menginginkan persatuan bagi seluruh umat Islam. Maka yang mewujudkan itu hanyalah system Islam yang diterapkan secara kaffah dalam naungan Khilafah Islamiyah. Karena, tanpa adanya dukungan dari khilafah, perjuangan untuk membebaskan tanah suci Palestina tidak akan terwujud seperti yang kita lihat dari dulu hingga sekarang. 

Oleh karena itulah satu satunya yang harus kita lakukan untuk membebaskan tanah suci Palestina dri kaum Yahudi zionis, ialah kholifah yang menerapkan syariat Islam secara kaffah dalam naungan khilafah Islamiyyah.

Wallahu a'lam bishshoab.