-->

Ketika Kita Dirindukan Rasulullah SAW

Oleh: Susi Ummu Musa

Kamis, 28 september 2023 kemarin merupakan hari memperingati maulid Nabi Muhammad SAW. Beliau lahir pada tanggal 12 Rabiulawal tahun gajah pada tahun 571 M.

Meninggalkan kisah kelahiran Nabi Muhammad saw yang begitu banyak keajaiban hingga perjalanan hidupnya yang penuh perjuangan dan pengorbanan, tentu ini adalah hal yang paling istimewa dihati kita sebagai  manusia yang hidup diakhir zaman dan masih merasakan indahnya Islam yang mulya.

Nabi terakhir yang diutus oleh Allah swt sebagai penyempurna dan pembawa kabar gembira bagi orang-orang yang yakin akan risalah nya, selalu memancarkan rasa yang berbeda saat kita menyebut namanya.

Beliaulah sosok manusia terbaik dimuka bumi ini yang begitu dicintai oleh umatnya yaitu umat islam, sungguh beruntung lah kita sebagai umat islam yang dahulu nama kita disebut sebut pada akhir kematiannya.

" ummati...."

"Ummati...."

Lantas bagaimana perasaanmu saat ini?

Saat diri yang kau kenal bergelimang dosa dan kesalahan ternyata disebut saat azal menjemputnya.

Bukankah ada Khadijah istri yang begitu mencintainya, ada anaknya fatimah putri kesayangannya dan ada para sahabat sahabat setianya yang rela berkorban demi Rasulullah.

Tapi ternyata umatnya yang disebut kala itu.

Bukan hanya ini saja Rasulullah selalu memikirkan umatnya namun dilain waktu saat Rasulullah sedang bersama para sahabat juga sempat mengutarakan rasa rindu untuk umatnya.

"Dalam sebuah riwayat dikisahkan.

Ketika itu baginda Rasul sedang berkumpul duduk bersama sahabat-sahabatnya, diantara para sahabat ada Abu Bakar, Umar, Usman, Ali dan lainnya. Lalu kemudian Rasul bertanya kepada para sahabat,

“Wahai sahabatku! Tahukah kalian siapakah hamba Allah yang paling mulia disisi Allah?

Sahabat pun terdiam. Lalu ada salah seorang sahabat berkata,

“Para malaikat ya Rasulullah!”

Kemudian Nabi bekata,

“Ya, para malaikat itu mulia, mereka dekat dengan Allah mereka senantiasa bertasbih, berzikir, beribadah kepada Alloh, tentulah mereka mulia. Namun bukan itu yang Aku maksud.”

Lalu para sahabat kembali terdiam.

Kemudian salah seorang sahabat kembali menjawab,

“Ya Rasulullah, tentu lah para Nabi, mereka itu yang paling mulia.”

Nabi Muhammad tersenyum, Baginda Nabi berkata,

“Ya, para nabi itu mulia, mereka itu adalah utusan Allah di muka bumi ini, mana mungkin mereka tidak mulia, tentulah mereka mulia, akan tetapi ada lagi yang mulia.”

Para sahabat kembali terdiam, bertanya-tanya siapa lagi orang yang mulia itu, hingga kemudian salah seorang sahabat berkata.

“Ya Rasulullah! apakah kami para sahabatmu Wahai Rasulullah, apakah kami yang mulia itu?”

Kemudian Baginda Rasul memandang wajah sahabatnya satu persatu, Rasulullah tersenyum. Baginda Rasul berkata,

“Tentulah kalian mulia, kalian dekat denganku, kalian membantu perjuanganku, bagaimana mungkin kalian tidak mulia, tentulah kalian mulia”.

Para sahabat terdiam semua, mereka tak mampu berkata apa-apa lagi.

Lalu baginda Nabi Muhammad merundukkan wajahnya, kemudian baginda Rasul menangis di hadapan para sahabat-sahabatnya. Lalu para sahabat bertanya,

“Mengapa Engkau menangis wahai Rasulullah?”…

kemudian Rasulullah mengangkat wajahnya, terlihat jelas air mata nya berlinang membasahi pipi dan janggutnya. Baginda Nabi berkata,

“Wahai saudaraku, sahabatku! Tahukah kalian siapa yang mulia itu?… Mereka adalah manusia-manusia, mereka akan lahir jauh setelah wafatku nanti, mereka begitu mencintai Allah dan Rasul-Nya, Dan tahukah kalian?…

Mereka tak pernah memandangku,… Mereka tak pernah melihat wajahku,… Mereka tidak hidup denganku seperti kalian, … Tetapi mereka begitu rindu kepadaKu,…

Dan saksikanlah wahai sahabatku semuanya, Aku pun rindu kepada mereka, mereka yang mulia itu, mereka adalah umatku.”

Baginda Nabi Muhammad SAW meneteskan air matanya, para sahabat pun ikut menangis"

Lihatlah dan rasakan bagaimana yang diucapkan oleh Rasulullah untuk kita umat nya. Pantaskah kita dirindukannya? 

Padahal kita masih lalai dalam menjalankan risalahnya.

Perjuangan kita untuk agama ini masih sebatas yang kita mau, agama yang dibawa oleh Rasulullah dengan penuh perjuangan dan darah saat berperang dengan kafir, hingga berhasil mendirikan sebuah negara Islam yang Agung.

Kini agama yang agung inipun seakan saling menyalahkan, umat islam terombang ambing seperti buih dilautan.

Hilangnya perisai umat membuat dunia islam hancur karna serangan kafir  Barat yang terus menggerus  kaum muslim.

Ya Rasulullah! Lihatlah kini kami umat mu keadaan kami sedang bahaya,banyak nya umatmu yang kini telah menggeser keimanannya untuk pergi meninggalkan syariat yang engkau ajarkan.

Manusia berpaling dari Al-Qur'an, banyak para ulama yang seharusnya kami ikuti tapi kemudian mereka berkhianat dan tunduk pada kekuasaan Zalim ini.

Tapi, masih ada ya Rasulullah sebagian umatmu yang masih terus berjuang demi agamamu agar kembali tegak dimuka bumi ini.

Mereka adalah manusia yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, hidup mereka sangat tertekan ya Rasulullah, dibawah kepemimpinan yang kini menampakkan kezhalimannya.

Umatmu yang ini sangat ingin bertemu dengan Allah dan  engkau ya Rasulullah, mereka adalah orang-orang yang taat mengemban amanah dakwah untuk menyampaikan Agama ketengah tengah umat yang lain.

Persekusi, halangan dan rintangan yang menghampiri siap dihadapi dengan keteguhan hati demi ridho sang ilahi.

Semua dilakukan semata mata agar agamamu ini tegak berjaya kembali seperti yang dahulu engkau ucapkan, bahwa masa kekhilafaan akan kembali sebagaimana masa kenabian yang pertama.

Maka saksikanlah wahai Rasulullah para pejuang syariah dan khilafah ini mengemban tugas dakwah untuk menyambut kembali datangnya kemenangan yang hakiki.

Wallahu a'lam bissawab