-->

LPG Langka Emak Emak Pusing Kepala

Oleh: Susi Ummu musa (Ibu Rumah Tangga)

Belum juga hilang diingatan kita  saat minyak goreng langka dipasaran dan kali ini terjadi kelangkaan gas LPG yang bikin kaum Emak emak naik tensi gegara saat masak tiba tiba gas habis.

Beli diwarung langganan kosong,al hasil keliling keliling cari ketempat tempat lain pada kosong,Sekalinya ada dipangkalan malah harus bawa KTP, Al hasil balik lagi demi simelon bisa dibawa pulang.

Hal ini tentu mendapat berbagai macam tanggapan bagi masyarakat terutama kalangan emak emak. Seperti seorang ibu rumah tangga, Maya (55) berpendapat bahwa pembatasan pembelian gas LPG 3 Kg yang akan dilakukan oleh pemerintah akan memberatkan para ibu rumah tangga. Khususnya pedagang makanan yang membutuhkan gas LPG 3 Kg lebih dari 1 tabung.

"Kita nanti direpotkan, repotlah. Belinya jauh, pakai KTP pula," ujar Maya kepada Merdeka.com, Selasa (24/7/2023)

Hal ini tentu menjadi sorotan dan tanda tanya apa sebenarnya yang menyebabkan gas lpg 3 kg langka. 

Dilansir dari Jakarta, CNN Indonesia - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati buka-bukaan soal penyebab LPG 3 kg langka. Ia mengatakan kelangkaan terjadi karena peningkatan konsumsi.

"Juli ini memang ada peningkatan konsumsi sebesar 2 persen sebagai dampak dari adanya libur panjang beberapa waktu lalu. Kami sedang melakukan recovery dari penyediaan distribusinya untuk mempercepat," ujarnya melalui keterangan resmi, Selasa (25/7/2023).

Kemudian Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati mengatakan, demi menjaga stok LPG, perusahaan akan melakukan pemantauan penyaluran LPG dan turut bekerjasama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) untuk memastikan ketersediaan pasokan serta penyaluran LPG 3 kg bersubsidi tepat sasaran.

“Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan operasi pasar. Kita bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk mengidentifikasi di mana lokasi-lokasi yang harus kita buka operasi pasar. Upaya itu agar pengelolaan stok LPG efektif langsung ke masyarakat,” ungkap Nicke dalam keterangannya, Selasa (25/7/2023) tirto.id.

Disaat rakyat mengalami kesulitan seperti ini ada yang kemudian muncul gas berwarna Pink atau dikenal bright gas. Dilansir Kompas.tv - Beberapa hari lalu, beredar foto di media sosial yang memperlihatkan produk Bright Gas 3 kg.

Tabungnya berwarna pink seperti yang ukuran 5,5 kg, namun ukurannya lebih kecil karena isinya 3 kg. Kemudian ada juga tulisan "LPG Non Subsidi" di tabung Bright Gas 3 Kg itu.

Banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang Bright gas 3 Kg yang diproduksi Pertamina itu. Selama ini konsumen mayoritas menggunakan Bright Gas yang 5,5 kg dan 12 Kg, serta LPG 3 Kg yang berwarna hijau atau gas melon, yang merupakan barang bersubsidi.

Nyatanya, Bright Gas 3 Kg sudah diluncurkan sejak tahun 2018 oleh Pertamina Patra Niaga. Meski sudah jalan 5 tahun dipasarkan, penjualannya sangat minim. Lantaran hanya dijual di Jabodetabek dan Surabaya.

2018 adalah awal uji coba penjualan Bright Gas 3Kg di Jabodetabek dan Kota Surabaya. Di tahun 2023, hingga Juli penjualannya sekitar 1.000 tabung melalui agen di wilayah DKI Jakarta,” kata Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Gintings kepada Kompas.tv, Rabu (26/7/2023)

Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah telah gagal dalam menjamin kebutuhan pokok rakyatnya, sudah rakyat dibuat hidup susah dengan naiknya beberapa kebutuhan lain malah ditambah dengan langkanya gas LPG.

Kemudian ditambah dengan adanya lpg non subsidi yang pda saat itu viral bersamaan dengan langkanya gas LPG bersubsidi, dan mengklaim bahwa gas non subsidi jauh lebih aman.

Hal ini jelas akan memberikan "Pasar" bagi para pengusaha alias kapital. Karna bisa saja dengan kelangkaan gas bersubsidi masyarakat mau tidak mau akan beli gas bertabung pink tersebut.

Ini tentu sangat menzolimi rakyat meski pemerintah berdalih dengan berbagai alasan namun mereka dinilai lambat dan tidak sigap dalam menjalankan roda pemerintahan.

Sehingga jelaslah bahwa sistem kapitalisme yang hari ini diterapkan hanya membuat rakyat semakin hidup dalam kesulitan.

Hal ini jauh berbeda ketika kita berada dalam sistem islam.  Islam menetapkan bahwa negara  berkewajiban menyediakan kebutuhan pokok rakyat termasuk LPG.

Sistem islam menjamin ketersediaannya untuk semua rakyat dengan harga murah atau gratis, karna mekanisme yang digunakan harus sesuai dengan aturan islam.

Yakni pengelolaan SDA  harus dikelola oleh negara kemudian negara langsung mendistribusikan nya ke rakyat.

Pemanfaatan SDA yang terkandung didalam bumi ini begitu melimpah, jika ada diseuatu tempat kekurangan maka tempat lain masih memiliki cadangan yang banyak.

Semua upaya untuk kesejahteraan rakyat akan benar benar diwujudkan jika penerapan islam kaffah diterapkan dimuka bumi ini.

Wallahu a lam bissawab