-->

Kesenjangan Pencari Kerja Dan Lapangan Kerja, Mengapa Terus Ada?

Oleh: Rifdatul Anam

Angka pengangguran turun dari tahun lalu, apakah hal ini bisa kita jadikan kebanggaan? Padahal kenyataannya masih banyak rakyat yang tidak mempunyai pekerjaan dan pendapatan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat data Februari 2023 masih ada 7,99 juta pengangguran di Indonesia. Angka ini 5,45 persen dari total angkatan kerja per tahun sebesar 146,62 juta tenaga kerja. Meski masih banyak pengangguran, namun menurut BPS angka ini lebih baik dari jumlah pengangguran tahun 2022. (Republika.co.id)

"Tingkat pengangguran terbuka tahun 2024 ditargetkan pada kisaran 5,0% hingga 5,7%," tutur Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI ke-23, Jumat (19/5).

Jika melirik ke belakang, angka pengangguran menurun dari sebelumnya 5,94% pada tahun 2014, menjadi 5,18% pada 2019. Sejalan dengan terus menguatnya pemulihan ekonomi, tingkat pengangguran yang sempat meningkat ke level 7,1% pada Agustus tahun 2020 juga telah berhasil diturunkan kembali menjadi 5,5% pada Februari tahun ini.

Walaupun penurunan angka pengangguran ini terjadi tetapi kesenjangan antara pencari kerja dan lapangan pekerjaan yang tersedia juga makin besar. Setiap tahunnya sekolah-sekolah atau perguruan tinggi menghasilkan lulusan yang pastinya mereka membutuhkan pekerjaan, tetapi lapangan pekerjaan yang tersedia tidak bertambah dan malah kian langka. Belum lagi banyak perusahaan yang mengambil langkah PHK dengan alasan efisiensi perusahaan. Apalagi ketika memasuki revolusi 4.0, otomatisasi teknologi robot betul-betul akan menggantikan kerja fisik yang berdampak pada kehidupan.

Banyaknya pengangguran yang membutuhkan pekerjaan sangat berdampak pada tingginya angka kemiskinan. Karena banyak masyarakat yang tidak memiliki pendapatan dan akan membuat daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa melemah. Mereka kesulitan untuk memenuhi kebutuhan kehidupan mereka. Negara gagal dalam menyediakan lapangan pekerjaan yang cukup untuk rakyatnya.

Di sistem ini sangat wajar hal itu terjadi, karena sistem ini masih menggunakan sistem ekonomi kapitalisme. Dimana sistem ini hanya menguntungkan sebagian pihak yang memiliki modal atau kekuasaan, dan akan merugikan sebagian pihak yaitu masyarakat jelata. Peran negara pun terkesan abai terhadap nasib rakyatnya dalam sistem kapitalisme, tidak ada solusi yang pasti yang dapat menyelesaikan masalah ini. Solusi yang diberikan pun hanya dapat mengobati kekecewaan masyarakat sementara waktu, seperti memberikan bansos. Padahal kebutuhan masyarakat itu harus dipenuhi setiap waktu bukan hanya sementara waktu.

Apalagi dalam sistem kapitalisme negara menjadi regulator kepentingan para oligarki, dengan memberikan izin pengelolaan sumber daya alam kepada pihak asing. Yang seharusnya sumber daya alam dapat menjadi jaminan kebutuhan pokok kehidupan masyarakat, kini malah dikuasai asing. Padahal dengan sumber daya alam yang melimpah masyarakat akan sejahtera jika dikelola dengan benar. Sistem ini telah menunjukkan kelemahan negara dalam menjaga kehidupan rakyat. Membiarkan rakyat mencari solusi atas problem yang sebenarnya negara lah yang harus bertanggung jawab. 

Rasulullah SAW bersabda : " imam atau khalifah adalah pemelihara urusan rakyat, ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap urusan rakyatnya ( HR. Al-Bukhari dan muslim).

Dalam islam setiap permasalahan memiliki solusi. Negara yang menerapkan sistem Islam tidak akan membiarkan rakyatnya kehilangan pekerjaan apalagi sampai menjadi pengangguran. Negara akan menyediakan lapangan pekerjaan sesuai dengan keahlian yang di miliki rakyatnya. Dan untuk pengelolaan sumber daya alam negara lah yang wajib mengelolanya dan hasilnya akan dikembalikan kepada rakyat untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Bukan menyerahkannya kepada pihak asing. 

Pemimpin dalam Islam tidak akan mengabaikan urusan rakyatnya, jika terdapat pengangguran negara akan segera bertindak untuk menyelesaikannya. Negara akan memastikan semua terpenuhi dengan baik dan memberikan jaminan kehidupan yang layak dan sejahtera. Dan semua itu telah terukir dalam sejarah bahwa hanya Islam lah yang mampu mensejahterakan seluruh umat hingga berabad-abad lamanya. 

Wallahualam Bishawab.