-->

Solusi Geng Motor Kriminal

Oleh: Erik Sri Widayati, S.Si.

 “Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Sebuah kalimat legenda yang sempat dipekikkan oleh bapak bangsa, Bung Karno. Tapi apalah daya jika pemuda yang ada justru meresahkan masyarakat. 

Aksi brutal geng motor kembali menimbulkan korban. Kali ini, menimpa Muhammad Rizki Najmudin (21) dibacok hingga tewas. Peristiwa itu terjadi di Kelurahan Cibeureum, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat.

Sebelumnya di bulan Januari di kota yang sama, terdapat dua anggota geng motor yang membacok seorang mahasiswa. Akhirnya pelaku ditembak polisi. (Kompas.com, 09/02/2023)

Ini adalah dua kasus dari banyak sekali kasus aksi kriminal oleh geng motor. Hal ini sangat meresahkan masyarakat. Mereka sering mengendarai motor bersama dan menguasai jalanan. Rata-rata mereka masih berusia muda, berbadan kuat dan memiliki masa depan yang panjang. Sangat disayangkan di usia muda ini mereka hanya menimbulkan keresahan bahkan sampai menimbulkan korban jiwa. Tentu kita tidak menginginkan kondisi ini terus terjadi. 

Mengapa Muncul Banyak Geng Motor?

Setidaknya ini terjadi karena dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri anak-anak muda sendiri, karena krisis identitas dan kontrol diri yang lemah.

Krisis identitas, maksudnya, para pemuda belum bisa memahami hakikat hidupnya dan dirinya. Tidak paham hakikat penciptaan, untuk apa sebenarnya di dunia ini. Di masa ini mereka mencari-cari siapa sebenarnya dirinya untuk apa dirinya. Istilahnya sedang mencari jati diri. Mencari teman yang cocok dengan dirinya sebagai cerminan itulah dirinya. Masuklah mereka ke dalam geng-geng tersebut dan berekspresi sebagaimana kemauan gengnya. Sebenarnya mereka bingung bagaimana mengisi masa remajanya dengan baik dan efektif. 

Berikutnya kontrol diri yang lemah, maksudnya remaja kurang bisa mengendalikan diri atas potensi kehidupan yang dia miliki, misalnya naluri mempertahankan diri. Harusnya naluri ini diatur pemenuhannya dengan melakukan kegiatan fisik lain yang positif. Bukan sekedar menyenangkan atau memuaskan diri. Ingin dilihat keren dengan menguasai jalan beramai-ramai atau mengancam pengguna jalan lainnya. Bahkan jika bertemu dengan geng motor lain, daerah kekuasaannya tidak boleh dikalahkan oleh geng yang lain. Ini menjadi penyebab tawuran antar geng.

Faktor kedua adalah faktor eksternal berasal dari lingkungan yaitu berasal dari pengaruh teman sebaya, media yang diakses dan kurangnya pengawasan orang tua. Lingkungan telah mengajarkan agar tampak gagah, remaja harus diterima oleh geng tertentu. 

Bagaimana Menyelesaikan Ini?

Tindak kriminal oleh geng motor adalah masalah sistemis. Saat ini diterapkan penerapan sistem sekuler kapitalisme. Terjadi pemisahan antara kehidupan dan agama sehingga nilai-nilai agama tidak ada di dalam perilaku sehari-hari. Terserah sesukanya.

Hasil pendidikan sistem sekuler menghasilkan akhlak siswa yang tidak memperhatikan adab sopan santun kepada guru, anak makin berani kepada orang tuanya, perangai anak menjadi makin kasar, mudah terpancing emosinya, kata-katanya kasar, dan sebagainya. 

Islam sebagai agama mayoritas penduduk negeri ini memiliki syariat yang sempurna. Syariat Islam punya solusi untuk menyelesaikan semua masalah ini. Islam memberikan pedoman tingkah laku, adab, dan akhlak yang baik. Islam memiliki aturan yang jelas tentang cara menjadi orang baik. Sesuai syariat Islam kafah. Tidak ada pemisahan kehidupan dengan agama. Sehingga dari kurikulum pendidikan di sekolah, pendidikan di dalam rumah oleh orang tua juga lingkungan harus mengarah kepada pembentukan kepribadian Islam yang baik. 

Remaja butuh ditunjukkan tujuan hidup yang sebenarnya untuk apa dia diciptakan sebagai manusia dan apa yang terjadi setelah kehidupan sehingga dia tidak akan main-main di dalam menjalani kehidupan ini. Mereka merasakan ada pengawasan dari Sang Pencipta pada setiap perbuatan baik ada yang melihat ataupun sedang sendirian. 

Batas kesopanan dan adab bukan ditentukan oleh pendapat individu, tetapi oleh syariat Islam. Karena telah jelas batasan baik/buruk itu, juga tentang halal/haram. Masyarakat menjadi kontrol sosial mengingatkan ketika remaja lalai.

Negara dalam sistem Islam kafah menerapkan aturan tegas dan sistem sanksi yang bisa memberikan efek jera. Islam dengan tegas melarang kekerasan, menyakiti orang lain dan melakukan kejahatan baik verbal maupun fisik.

Remaja juga harus tahu bahwa kejahatan dalam sistem Islam kafah itu memiliki sanksi yang tidak main-main. Sanksi dalam Islam bisa memberi efek jera supaya orang lain tidak ikut-ikutan kriminal. Selain itu sanksi yang dikenakan akan menjadi penghapus dosa pelakunya, daripada dibalas di akhirat siksanya jauh lebih keras.

Inilah yang harusnya dilakukan agar kriminalitas yang dilakukan oleh geng motor itu berhenti. Remaja boleh berkelompok dalam geng tetapi mereka bukan dalam rangka menciptakan keresahan di masyarakat. Kelompok itu harusnya menyalurkan potensi kebaikan mereka yang banyak dibutuhkan masyarakat. Tentu hal ini akan muncul dalam sistem yang baik. Sistem yang menerapkan syariat Islam secara kaffah. Wallahua'lam.