-->

Korporat Membuat Rakyat Melarat

Oleh : Zahrul Hayati 

Ditengah himpitan ekonomi akibat pandemi yang tak kunjung usai, pemerintah secara tiba-tiba menaikkan bahan bakar minyak yang diikuti tarip tol.  Tak hanya itu, harga LPG non subsidi pun turut dinaikkan. Tak cukup hanya itu, kini rakyat pun harus dibebani dengan BPJS sebagai syarat administrasi dalam mengurus berbagai keperluan.

Belum usai kelangkaan kedelai, menyusul kelangkaan minyak goreng dipasaran, dan kalaupun ada harganya sudah merangkak naik. Pemerintah sudah menambah beban rakyat dengan kenaikan BBM, gas dan bahan pokok lainnya.
Entah apa yang sedang dipikirkan,  direncanakan oleh pemangku kebijakan negeri saat ini hingga memutuskan hal ini? Sementara disisi lain, mereka yang terhormat juga tengah menandatangani kesepakatan Mega proyek dengan pengusaha asing Mc Dermott. Miris nggak sih?

Bukankah pemerintah seharusnya fokus dulu pada semua permasalahan yang membebani dan menghimpit rakyat akibat pandemi ini yang berkelanjutan?
Mengatasi kelangkaan  beberapa bahan pokok yang menghilang dari peredaran dengan harga yang selangit, juga mengatasi persoalan-persoalan pandemi agar rakyat kembali hidup normal seperti biasa.

Nyatanya pemerintah lebih mementingkan mega proyek yang lebih menguntungkan  korporat, oligarki aseng dan asing  dibanding mengatasi persoalan umat.

Kepada siapa sistem pemerintah ini berpihak?

Jelas sekali, bukan berpihak kepada rakyat apa lagi melayani rakyat, seharusnya negaralah yang wajib mengurusi urusan rakyat dan mensejahterakannya, bukan sebagai regulator.
Sebagai mana jargon demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat - melainkan dari korporasi oleh korporasi untuk korporasi.

Syariat Islam Kaffah solusi tuntas negeri ini

Tak ada solusi lain untuk mengatasi hal ini kecuali dengan mengubah sistem Demokrasi Kapitalis yang cacat dari lahir, rusak dan merusak, menyengsarakan rakyat yang berkepanjangan. Dengan sistem Islam yang mampu memberikan solusi, pelayanan, kesejahteraan dan perlindungan terhadap umat.
Sistem itu sudah teruji secara empiris dan historis sejak beberapa abad yang silam.

Kita tentu tidak lupa bahwa dunia itu pernah berjaya ialah Khilafah Islamiah, ditangan kepemimpinan Islam. Yang  pengaruhnya meluas mencapai 2/3  belahan dunia yang mampu mensejahterakan umat kurang lebih 14 abad. Siapapun tahu jika sistem bernama Khilafah, sebuah sistem yang menerapkan Syariat Islam secara Kaaffah yang berasal dari sang Mudabbir Allah SWT yang maha pengatur maha pencipta manusia dan seluruh semesta alam. Dengannya, umat sejahtera, dengannya umat mendapatkan keadilan dan dengannya lahir peradaban yang agung dan mulia.

Solusi tuntas Problematika umat saat ini hanya dengan kembalinya menerapkan aturan Allah SWT yang maha benar, syari'at Islam Kaffah dalam naungan Khilafah.
Tinggal kita mau jadi pecundang atau mau menjadi pejuang tegaknya agama Allah.

Betapa rindunya kita dengan kepemimpinan yang menerapkan aturan Allah Syari'at Islam Kaaffah dalam naungan Khilafah.

Wallahu a'lam bis showaab