-->

Apresiasi Untuk Guru Ngaji


Ditengah hiruk pikuk kehidupan, guru ngaji pun menjadi jembatan bagi masyarakat untuk mengenal ilmu agama. Mereka menjadi tonggak pertama dalam mengajarkan seseorang bisa membaca Al Qur'an. Bupati Bandung Dadang Supriatna dalam keterangannya mengungkapkan akan diberikan insentif bagi guru ngaji sebesar Rp.500.000 ( cendananews Kamis 23/9/2021 ). Hal ini sebagai wujud apresiasi pemerintah dikarenakan guru ngaji sebagai pejuang di bidang pendidikan.

Insentif ini akan diberikan setelah proses pembahasan APBD perubahan di DPRD, dimana pencairannya akan langsung disalurkan ke rekening guru ngaji guna menghindari pungli. Selama ini belum ada bentuk apresiasi untuk guru ngaji, paling hanya ada sesekali  pemberian alakadarnya dari para orang tua murid, misalnya berupa sembako dll. Sejatinya kebanyakan guru agama secara ikhlas melakukan pekerjaannya, namun bukan berarti mereka tidak mengharapkannya, inilah salah satu ungkapan yang dilontarkan oleh salah seorang guru ngaji. Peran siapakah yang seharusnya ada andil dalam mensejahterakan guru ngaji ?

Jelas, dalam hal mensejahterakan guru ngaji sudah menjadi kewajiban negara. Apalagi jika dalam kenyataannya peran guru ngaji ini menjadi salah - satunya mata pencaharian, bukan pekerjaan sambilan. Jika memang benar insentif sebagai wujud apresiasi kepada guru ngaji, malah seharusnya bisa lebih dari angka Rp. 500.000. Sabda Rasulullah SAW " Sesungguhnya yang paling baik untuk kalian ambil upah adalah mengajar Al Qur'an ( HR Bukhari no 5737 ). Peran guru ngaji ini sangatlah besar dalam membentuk akhlak dan karakter anak. Pemerintah dirasa masih belum maksimal meningkatkan kesejahteraan guru ngaji. Kondisi tersebut ironis, mengingat besarnya peran para guru ngaji. Kesejahteraan guru ngaji jauh dari layak, padahal sumbangsihnya sangat besar dan luar biasa.Mereka mendidik dengan ilmu agama sebagai landasan moral dan akhlak luhur.

Islam memberikan perhatian yang sangat besar kepada bidang pendidikan, apalagi pendidikan agama Islam memberikan tempat mulia dan istimewa bagi seorang guru. Dalam negara Islam pendidikan adalah hak dasar bagi setiap warga negara, baik guru dan murid dijamin haknya. Hak mendapatkan kesejahteraan berupa gaji yang layak bagi semua guru. Politik ekonomi pendidikan memiliki visi yakni membentuk generasi ber Syaksiyah Islam serta kemaslahatan bagi umat. Seorang guru akan mendapat gaji yang layak dan mencukupi. Dengan jaminan kebutuhan serta penghidupan yang cukup. MasyaAllah,,,tentu saja para guru akan fokus untuk mengajar, mendidik dan mencetak  generasi muslim yang tangguh dan taat .Sebab dengan gaji yang besar akan tercukupi semua kebutuhan, tak perlu  mencari tambahan nafkah demi memenuhi kebutuhan hidup.

Negara Islam tidak akan bingung mencari sumber dana, karena negara memiliki mekanisme pembiayaan dari Baitul mal. Sumbernya yakni dari pos fai' dan kharaj yang merupakan kepemilikan negara seperti ganimah, khumus ( seperlima harta rampasan perang ), jizyah dan dharibah ( pajak ). Juga dari pos kepemilikan umum seperti tambang, minyak dan gas, hutan, laut serta hima ( milik umum yang penggunaannya telah dikhususkan ).

Tentu saja, Islam jauh lebih unggul dan teruji dalam hal mensejahterakan dan memuliakan guru. Maka, sudah saatnya kita memahami pentingnya sistem Islam mengatur segala aspek kehidupan, insyaallah dengan Islam akan lahir  peradaban mulia. Negara  Islam  rahmatan lil 'alamin akan terwujud. 

Wallahu'alam bi shawab.

Oleh: Erlyn Lisnawati