-->

Fix, Do'a Semua Agama Bukti Liberalisasi Makin Ngeri

Oleh : Puspita NT

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meminta setiap acara yang berlangsung di Kementerian Agama turut memberikan kesempatan kepada agama lain dalam mengisi doa dan tidak hanya doa untuk agama Islam saja.

Pernyataan itu disampaikan Yaqut saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Agama secara daring dan luring yang berlangsung mulai Senin hari ini hingga Rabu.

Ia ingin agar Kemenag menjadi rumah bagi seluruh agama yang ada di Indonesia, melayani dan memberikan kesempatan yang sama. Bahkan ia menyebut pembacaan doa untuk agama tertentu saja, tak ubahnya seperti acara organisasi kemasyarakatan. 

Yaqut juga menegaskan bahwa Kemenag harus menjadi contoh dalam menjunjung tinggi moderasi agama. Ia tidak ingin Kemenag yang menggembar-gemborkan moderasi beragama, namun pada praktiknya berseberangan. (Antaranews/5/4/2021) 

Sebenarnya apa yang dikehendaki oleh para pengusung  moderasi agama ? Apakah mereka ingin menunjukkan toleransi dalam Islam sebagai bentuk pembelaan atas tudingan Islam tidak toleran ? Atau mereka memang sengaja merusak esensi Islam dengan menyamakannya dengan agama yang lain?

Soal konsepsi toleransi, jelas Islam telah mengaturnya dengan apik dan sudah terbukti dalam sejarah kegemilangan Khilafah Islamiyah. 

Tidakkah mereka melihat bagaimana kaum muslimin di Madinah bisa hidup berdampingan dengan rukun dengan umat beragama yang lain dibawah pimpinan Rasulullah. Saat itu tidak ada cekcok yang berarti.

Tidakkah mereka melihat bagaimana Muhammad Al-Fatih dalam kisah penaklukan yang membuat takut para ibu dan anak-anak konstantin, hingga mereka bersembunyi di balik tiang-tiang Haghia Shofia, ternyata justru Sang Sulthan membawa kasih sayang yang didambakan.

Tidak ada pembedaan umat Islam atau yang lainnya, juga antara kaum penakluk dan kaum yang ditaklukan seperti yang terjadi dalam tragedi penjajahan. Mereka semua disamakan dalam hal keamanan dan jaminan kebutuhan.

Lantas mereka yang menjadi bagian dari Umat Islam, tapi sengaja merusak esensi Islam dengan mengusung moderasi beragama, Apa sebenarnya yang diinginkan ? Apakah mereka menginginkan terpinggirkannya Islam disusul dengan ketidak adilan dan Islamophobia yang semakin menjadi jadi ?

Setiap tindakan tegak diatas pemikiran yang mendasari nya. Dan pemikiran mainstream yang diambil jamak kaum muslimin saat ini adalah hasil dari penerapan ideologi kapitalisme dengan sekulerisme yang mendasarinya. 

Sekulerisme jelas memisahkan agama dari kehidupan, tidak peduli agama dipakai atau tidak, tidak peduli akan penerapan esensi Islam dalam kehidupan sehari  hari. 

Adapun tentang ibadah, Islam telah memberikan pengaturan yang tegas, langsung dari Allah SWT. Tidak ada andil manusia untuk mengubah dan membuat aturan sendiri soal ibadah tersebut.

Termasuk di dalamnya ketika berdo'a. Mensejajarkan aktivitas berdoa kaum muslimin dengan yang lainnya bukanlah adab berdo'a dalam Islam. Terlebih jika ada motif moderasi agama dalam rangka menjadikan Islam sesuai dengan tuntutan zaman yang mereka sebut moderat.

Apapun nama nya, moderasi agama atau toleransi beragama, atau yang lainnya, Islam adalah agama sempurna dan paripurna, senantiasa relevan dengan zaman apapun sampai hari akhir. 

Jika harus ada penyesuaian dalam satu masa, maka buka Islam yang diubah mengikuti zaman, tapi zaman yang diubah agar sesuai dengan Islam. 

Wallahu a'lam Bi Showab