-->

MODERASI ISLAM DAN RUSAKNYA GENERASI

Oleh : Lit gusta (ibu rumah tangga)

Tangerang (Kemenag) --- Kementerian Agama meminta guru madrasah pengampu mata pelajaran Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI) untuk menyampaikan materi secara komprehensif. Hal ini perlu dilakukan agar siswa memiliki pandangan yang utuh atas fakta-fakta sejarah Islam yang terjadi. (kemenag.go.id)

Kegiatan bertema yang sama akan dilakukan secara meluas di daerah-daerah. Hal ini dimaksudkan agar penguatan moderasi agama terhadap siswa terutama siswa madrasah sukses dilakukan. Kemenag seolah memberikan sinyal bahwa proyek terkait moderasi agama ini tidak boleh gagal untuk diinjeksikan kepada generasi kita.

Pandangan Sejarah Islam dengan makna yang komprehensif disinyalir mengacu pada pemahaman Islam Washatiyah atau Islam Moderat. Anggapan bahwa generasi muda sekarang telah banyak yang terpapar ide radikalisme dan ekstremisme menjadi latar belakangnya. Cara pandang yang demikian juga dianggap sebagai pemicu aksi-aksi kekerasan dan teror yang sering terjadi.

Dengan melakukan pengarus utamaan ide Islam Washatiyah ini diharapakan generasi muda sekarang lebih memiliki cara pandang yang tidak inklusif, terbuka dan toleran. Padahal jika kita gali lebih dalam, makna Islam Washatiyah yang digaungkan sekarang lebih memihak kepada penilaian yang disematkan oleh negara-negara Barat. Dimana kita tahu bahwa negara-negara Barat saat ini telah memegang kendali atas negeri-negeri muslim di dunia. Begitupun pernyataan Barat atas komitmennya untuk perang global melawan terorisme yang hanya ditujukan untuk perang melawan radikalisme Islam sejatinya hanya untuk melanggengkan kekuasaannya atas negeri-negeri muslim.

Bahaya Moderasi Agama bagi Generasi

Proyek Moderasi Agama yang dilakukan secara sistemik dengan memasukkan ide tersebut dalam kurikulum lembaga madrasah sangat berbahaya. Dengan ide tersebut, kita dipaksa juga untuk menerima ide liberalisme kapitalisme yang dibawa oleh Barat. Sekaligus menerima gagasan pluralisme dan relativisme, yang ujung-ujungnya mendukung sekularisasi dan menolak gagasan atau gerakan penegakan syariat Islam.

Selain itu pengaburan sejarah Islam kepada generasi akan menghilangkan sebagian identitas kita bahwa umat Islam pernah berjaya menguasai dunia dengan ideologi yang ditegakkan dalam sistem negara.

Umat Islam hari ini harus menyadari bahwa cara pandang Islam dengan kaca mata Barat sesungguhnya tidak akan menguntungkan. Barat adalah salah satu alasan kenapa dulu Negara Islam hancur dan wilayahnya terpisah menjadi beberapa negara bangsa (nation state) saat ini. Maka jika tawaran Islam Washatiyah diadopsi oleh umat kemudian diajarkan kepada generasi maka kita akan tahu masa depan umat islam telah tergadai. Gernerasi muslim tidak akan punya gambaran yang utuh mengenai Islam jika hanya mengandalkan ide tersebut. Justru yang akan terjadi adalah ketakutan terhadap Islam (islamophobia) karena menganggap Islam yang bertentangan dengan pandangan Barat itu artinya telah bersikap ekstremis dan radikal.

Maka saatnya umat menyadari permasalahan nya. Menyadari bahwa dengan ideologi Islamlah kunci kebangkitan itu bisa terwujud. Islam ideologis inilah yang justru harus didakwahkan dan diperjuangkan, terutama di kalangan generasi muda Islam. Tentu dengan cara-cara dakwah yang mencerdaskan, dan jauh dari cara-cara kekerasan.