-->

Mengenang Kejayaan Masa Lampau

Oleh : Binti Masruroh, S.Pd (pendidik)

Banyak umat Islam yang tidak memahami, sesungguhnya  Islam pernah mengalami Kejayaan atau kegemilangan  masa lampau. Memimpin dunia, menjadi negara Super Power. Tidak kurang dari 13 Abad.  Kejayaan itu terjadi pada masa Kekhilafahan Islam. Kegemilangan itu dimulai sejak umat Islam mempunyai Institusi untuk menerapkan Syari’at Islam. Diawali ketika Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah pada tahun 622 M . Di Madinah Nabi Muhammad  mendirikan Daulah Khilafah Islamiyah. Daulah Khilafah di Madinah langsung dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW. Di Madinah Nabi Muhammad tidak hanya berperan sebagai Nabi tapi juga sebagai Pemimpin Kaum Muslimin.  Mengatur kehidupan masyarakat, menyelesaikan permasalahan yang ada di tengah-tengah masyarakat dengan hukum-hukum Islam, baik permasalahan individu, masyarakat  maupun bernegara.
 
Sejak saat itu Islam berkembang pesat. Penerapan Syariat Islam ibarat medan magnet yang bisa menarik siapa saja yang melihat keagungan dan keadilannya. Sehingga orang berbondong-bondong masuk Islam. Mula-mula Islam hanya  berkuasa di wilayah Madinah. Pada tahun 630 Hijriyah, Mekkah pun dapat dikuasai dengan peristiwa Fatkhu Mekkah. Islam terus berkembang hingga seluruh Jazirah Arab. Sepeninggal Rasulullah SAW, kepemimpinan Islam dilanjutkan oleh Khulafaur Rosyidin, maka secara berturut-turut umat Islam di pimpin oleh Khalifah  Abu Bakar As Shidiq, Khalifah Umar bi Khottob, Khalifah Usman bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Thalib. Pada masa Khulafaur rosyidin Islam pun terus berkembang pesat. 

Setelah masa Khulafaur Rosyidin (632-661 M) ,dilanjutkan masa kekuasaan Khilafah Bani Ummaiyah (661-750 M), dilanjutkan masa Bani Abbasiyah (750-932 M), dilanjutkan masa Kekhilafahan Bani Buwaih (932-1075 M), dilanjutkan pada masa Kekhilafahan Bani Saljuk (1075-1261 M), dilanjutkan masa kekhilafahan Bani Mamalik (1261-1517 M), selanjutnya  dilanjutkan masa Kekhilafahan Turki Usmani  (1517-1924 M).
 
Pada masa Kekhilafahan, umat Islam di seluruh dunia merupakan satu umat, yang dipimpin oleh seorang Khalifah, negara-negara bangsa yang saat ini lebih dari 40 negara  seperti Irak, Iran, Yaman, Saudi, Mesir, Palestina, Kuwait,  Bahrain dan seterusnya dulu merupakan bagian wilayah negara khilafah yang dipimpin oleh seorang wali yang diangkat oleh Khalifah. Pada masa itu Islam mencakup seluruh Jazirah Arab, Afrika bagian Utara, sebagian Eropa, Asia Tengah, Asia Timur dan Asia Selatan.

Pada masa kekhilafahan telah lahir para ulama besar seperti Imam Syafi’i, Imam Hambali, Imam Maliki dan Imam Hanafi.  Juga telah lahir para ulama Ahli hadis seperti Imam Bukhori, Imam Muslim, At- Tirmizi , Abu Darud, Ibnu Majah, An Nasai, Imam Ghozali dan masih banyak lagi yang karyanya sangat bermanfaat bagi umat Islam hingga saat ini. Juga telah lahir Ilmuwan sekaligus para Ulama seperti Ibnu Sina, Ar-Razi, Ibu Rusyd, Al Khowarizmi, Jabbar ibnu Hayyan, dan masih banyak lagi ilmuwan yang dasar teorinya digunakan rujukan oleh para ilmuwan barat.

Lahirnya para ulama dan ilmuwan itu karena negara khilafah mendorong kepada semua warga negara untuk menuntut Ilmu setinggi-tingginya. Negara memberikan fasilitas pendidikan yang berkualitas secara gratis kepada semua warga negara. Negara juga memberi penghargaan kepada orang-orang yang berilmu.

Umat Islam pun hidup sejahtera. Pada masa Khalifah Umar bin Abdul Azis, tidak ada seorang pun yang berhak menerima Zakat.  Artinya tidak ada fakir dan miskin , semua hidup sejahtera.

Kesejahteraan pada masa khilafah digambarkan secara jujur oleh intelektual non muslim Will Durant “Para Khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang yang luar biasa  besarnya bagi kehidupan dan usaha keras mereka. Para Khalifah pun telah menyediakan berbagai peluang bagi siapa pun yang memerlukan dan memberikan kesejahteraan selama berabad-abad dalam kekuasaan wilayah yang belum pernah tercatat lagi fenomena seperti itu setelah masa mereka. Kegigihan dan kerja kesas mereka menjadikan pendidikan menyebar luas sehingga berbagai ilmu, sastra, falsafah dan seni mengalami kejayaan luar biasa.…” 
( Will Durant- The Story of Civilization )

Masa Kekhilafahan berakhir setelah Institusi Islam yaitu Khilafah Islam dihapus oleh Musthofa Kemal Pasha. Pada tanggal 3 Maret 1924 (26 Rojab 1342 H) Mustofa Kemal menghapus Khilafah dan diganti dengan Republik Turki. Sejak saat itu terjadi perubahan besar-besaran di Turki yang dikenal dengan Modernisasi Turki. Modernisasi Turki sejatinya perombakan Turki secara fundamental dari negara yang sebelumnya menerapkan Syariat Islam secara menyeluruh menjadi negara yang menerapkan perundang undangan dari Barat.
    
Sejak keruntuhan Khilafah Islam umat Islam dirundung nestapa hingga saai ini, tidak ada lagi Pelindung. Umat Islam seperti anak ayam yang kehilangan induk. Tidak ada perisai yang melindungi. Terjadi genosida di beberapa wilayah seperi Palestina, Suriyah, Rohingnya. Kekayaan kaum muslimin di rampas oleh para kapitalis Di negeri mereka diterapkan sistem Kapitalis demokrasi. Aqidah dan kepribadian generasi muda dirusak dengan paham-paham liberalisme, sekulerisme dan pluralisme. Ajaran Islam yang mulia tentang jihad, sistem pemerintahan Islam  khilafah, jilbab di kriminalisasai dan dianggap radikal. Bahkan Nabi Muhammad pun dihinakan.

Dalam hitungan tahun Hijriyah, tepatnya pada bulan Rojab 1442 H  ini genap satu abad atau 100 tahun kaum muslimin hidup menderita tanpa Khilafah. Tidakkan kita merindukan kembali masa-masa kejayaan seperti masa lalu. Masa kejayaan itu akan terulang lagi, dengan tegaknya Daulah Khilafah Alaminhaji Nubuah yang ke dua. Allah telah berjanji akan  tegaknya kfilafah itu dalam surat An Nur ayat  55 yang artinya, 

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shaleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (TQS. An Nur : 55).

Janji Allah pasti benar, karena Allah adalah dzat yang tidak pernah menyelisihi janji. Namun tentu saja harus ada perjuangan yang sungguh-sungguh yang dilakukan oleh umat Islam. Perjuangan mengikuti thorikoh dakwah yang telah digariskan oleh Rosulullah SAW.

Wallahu a’lam bishowab.